Body image atau citra tubuh adalah sikap atau gambaran seseorang terhadap tubuhnya sendiri secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuhnya. 

Soal body image ternyata bukan hanya persoalan orang dewasa. Anak-anak juga dapat mengembangkan pandangan positif atau negatif tentang tubuh mereka. Si Kecil yang masih usia prasekolah bisa saja, lho, sudah mengkhawatirkan tentang citra tubuhnya. Padahal, penting bagi si Kecil memiliki citra tubuh yang positif agar ia dapat mengembangkan harga diri yang kuat, ketangguhan mental dan memilih perilaku yang lebih sehat Yuk, pelajari cara membangun body image positif untuk si Kecil.

Apa itu citra tubuh yang positif?

Citra tubuh positif membuat kita merasa nyaman dengan tubuh, apa pun bentuk dan ukuran Jika si Kecil memiliki citra tubuh yang positif, itu berarti ia bisa menerima, menghargai, dan menghormati tubuhnya. Bahkan jika ia tidak menyukai bagian tertentu dari tubuhna.  

Penting bagi semua orang, baik Moms sebagai orang dewasa maupun anak-anak seperti si Kecil, untuk memiliki body image positif. Bagi seorang anak, citra tubuh positif akan membantunya memiliki atau membangun beberapa hal yang baik seperti di bawah ini: . 

  • Memiliki pandangan hidup yang sehat
  • Rajin berolahraga
  • Memiliki kebiasaan makan lebih sehat
  • Menjadi lebih bahagia dengan dirinya sendiri

Bangun citra tubuh positif sejak dini

Pada usia 3 atau 4 tahun, seorang anak mulai menyadari bahwa tubuhnya adalah miliknya. Ia akan menyadari bahwa tubuhnya itu berbeda dari orang lain. Ketika ia mulai sekolah, banyak anak membandingkan tubuh dirinya dengan anak-anak lain. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak di usia 8 tahun bisa jadi sudah mulai mengembangkan citra tubuh yang buruk. Dan, bila berlanjut ini akan menggiringnya menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan memiliki kesehatan yang buruk, sehingga rentan stres bahkan depresi. 

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan Moms sebagai orang tua untuk membangun body image positif bagi si Kecil: 

  • Cobalah untuk mencontohkan perilaku yang baik dengan tidak terus-menerus berbicara tentang menurunkan berat badan, berdiet, dan mengkritik tubuh Moms sendiri. 
  • Jangan pula mengkritik tubuh orang lain. Ini dapat menyebabkan si Kecil mengembangkan citra tubuh yang buruk, bahkan jika ia tidak perlu khawatir tentang bentuk dan kesehatan tubuhnya sendiri.
  • Penting untuk mengajari si Kecil untuk sehat secara fisik, seperti dengan rutin berolahraga. Tapi, tanpa berfokus atau mengaitkannya pada berat badan atau penampilan.
  • Jadikan aktivitas fisik sebagai aktivitas keluarga yang menyenangkan. Aktivitas ini seperti berenang, menari di ruang santai, menendang bola di luar atau mengendarai sepeda.
  • Jika Moms mendengar si Kecil mengkritik dirinya sendiri ('Saya gendut', 'Saya benci hidung saya'), coba alihkan dan dorong anak  untuk berpikir tentang hal-hal yang ia sukai tentang dirinya sendiri, seperti  gaya bicaranya, karakter atau kepribadiannya yang menyenangkan.
  • Ajarkan kebiasaan agar anak belajar menghargai semua yang dapat dilakukan tubuh, seperti ia dapat bernapas, bergerak, dan berpikir.
  • Bantu anak menghargai bahwa ‘keindahan’ manusia itu bisa datang dalam berbagai bentuk, ukuran tubuh, jenis rambut dan warna kulit.
  • Penting untuk membangun harga diri si Kecil. Misalnya, Moms memuji pencapaian anak — bukan penampilannya — dan lakukan hal yang sama untuk teman-temannya dan diri Moms sendiri. 

Moms, soal persepsi soal body image menjadi negatif itu bukan hanya pengatuh dari keluarga. Dapat juga si Kecil mendapat kritisi dari guru atau temannya. Bicaralah baik-baik dengan sekolah jika menurut Moms ini si Kecil diganggu oleh teman atau gurunya terkait body shaming. Batasi pula si Kecil pada paparan media sosial yang mengagung-agungkan citra tubuh tertentu. Beri si Kecil banyak cinta dan pelukan dan fokus pada kekuatan dirinya sendiri. 

^IK