Moms, belakangan ini ada istilah baru untuk generasi yang lebih muda dari milenial, yaitu generasi stroberi. Generasi ini disebut-sebut lebih rapuh dibanding ‘kakak-kakak’nya. Generasi ini sebenarnya penuh gagasan kreatif tapi sayangnya mudah menyerah dan gampang sakit hati. Cenderung berputus asa dan mudah menyerah. Tidak tahan dengan tekanan dan kurang Tangguh. Sedikit-sedikit butuh self healing, sebentar-sebentar butuh self reward

Nah, sebagai orang tua, tentunya Moms tidak menginginkan si Kecil kelak menjadi generasi strawberry yang mudah stres dan kena mental. Moms bisa mendidik mental si Kecil sejak dini. Caranya bukan hanya dengan melalui gizi makanan, Moms. Orang tua juga perlu mempraktikkan beberapa kebiasaan agar bisa menjadi teladan bagi si Kecil. 

Berikut ini lima kebiasaan yang bisa menyehatkan fisik dan mental si Kecil: 

Kebiasaan 1: Pilih aktivitas fisik yang menyenangkan

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang baik. Mengajak anak untuk jalan kaki, berlari, bermain bola atau basket, contohnya. Tapi, tidak semua anak menyukainya. 

Jangan putus asa ya Moms. Banyak pilihan aktivitas olahraga lainnya. Tinggal orang tua perlu cermati pilihan yang kira-kira disukai si Kecil. Mungkin si Kecil menyukai olahraga yang berhubungan dengan air, seperti berenang. Atau, ia suka olahraga yang melibatkan bela diri seperti, karate, taekwondo, silat dan sebagainya. Atau sebaliknya, anak penyuka aktivitas fisik yang juga menyatukan pikirannya seperti yoga. 

Bisa jadi pula si Kecil menyukai aktivitas fisik yang berhubungan dengan seni. Menari, baik tari modern atau tradisional itu aktivitas yang membuat bugar dan menyenangkan, lho. Nah, bila penyuka kedisiplinan, ia bisa ikut drumband atau paskibraka. 

Pokoknya, Moms coba dorong si Kecil untuk terus mencoba dan menggali apa yang ia suka. Kenalkan beragam aktivitas fisik. Percayalah, akhirnya si Kecil akan menemukan aktivitas fisik yang disukainya

Kebiasaan 2: Jangan jadi potato couch

Nah, ini sering menjadi penyakit para orang tua. Sibuk menyuruh anak aktif berbagai kegiatan, tapi kegiatan orang tua di rumah tidak jauh-jauh dari remote TV, laptop atau Hape. Seharian hanya terpaku menatap layar atau sibuk olahraga jari saja. Karena orang tua tidak mau diganggu waktunya oleh si Kecil, maka mereka memberikan kompensasi dengan membiarkan si Kecil bermain sendiri. 

Pilihan yang diambil si Kecil untuk mengisi waktunya biasanya adalah berlama-lama di depan layar. Padahal, ini tidak sehat untuk fisik dan mentalnya. Menurut The Mayo Clinic, anak-anak yang menonton televisi atau pun layar gadget, lebih dari satu atau dua jam sehari berisiko lebih besar mengalami sejumlah masalah kesehatan, seperti:

  • Gangguan kinerja di sekolah.
  • Timbul perilaku menyulitkan, termasuk masalah emosional, sosial serta gangguan perhatian.
  • Berisiko mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Gangguan tidur berupa waktu tidur yang tidak teratur, kesulitan tidur dan menolak waktu tidur.
  • Malas untuk bermain dengan teman-temannya. 

Kebiasaan 3: Membaca setiap hari

Mengembangkan keterampilan dan kemampuan membaca terbukti merupakan gerbang penting bagi anak untuk mencapai keberhasilannya di sekolah, dan di tempat kerja kelak.

Membaca membantu membangun harga diri seorang anak, mempererat hubungan dengan orang tua dan orang lain, dan kesuksesan di kemudian hari.

Jadi, Moms cobalah untuk membuat kebiasaan membaca ini menjadi rutinitas  di waktu luang anak dan saat ia akan tidur.  Sejak si kecil berusia 6 bulan, orang tua disarankan untuk membaca setiap hari bagi anak-anak. 

Pilih buku yang disukai si Kecil ya Moms… sehingga ia menganggap membaca sebagai kesenangan daripada tugas. Tahunya dari mana? Moms bisa mengajak si Kecil memilih sendiri ke toko buku. Biarkan matanya menjelajah buku-buku yang diinginkannya. 

Kebiasaan 4: Habiskan waktu bersama teman

Persahabatan sangat penting untuk perkembangan anak usia sekolah yang sehat. Menurut penelitian yang termuat di Clinical Child and Family Psychology Review, bermain dengan teman-temanya itu mengajarkan si Kecil keterampilan sosial yang berharga seperti berkomunikasi, bekerjasama, dan berlatih memecahkan masalah. Memiliki teman juga dapat mempengaruhi kinerja seorang anak  di sekolah.

Jadi, doronglah si Kecil untuk menjalin pertemanan. Misalnya, melakukan playdate bersama beberapa teman Moms, mengajak anak bermain di taman, dan sesekali mendorong si Kecil untuk mengajak temannya bermain ke rumah. 

Kebiasaan 5: Tetap positif

Sangat mudah bagi anak-anak untuk kecewa, marah dan frustasi ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan mereka. Bantu si Kecil untuk menyalurkan kekecewaan dan frustasi dalam sikap yang posotif. 

Menurut penelitian di Clinical Child and Family Psychology Review, baik anak-anak maupun orang dewasa dapat memperoleh manfaat dari  berusaha bersikap positif dan menjaga hubungan yang baik.

Sikap positif bukan berarti anak harus mengalah atau terima saja terhadap segala perlakuan, termasuk ejekan atau bully dari temannya. Dia boleh saja membalasnya, namun bukan dengan cara negatif, seperti memukul atau berkata kasar. 

Si Kecil perlu juga mengembangkan harga diri yang sehat dan pola pikir positif.  Anak harus tahu bahwa  ia  merupakan  pribadi menyenangkan, mampu, dan unik, apa pun tantangan yang mereka hadapi.

Ajarkan si Kecil ketika mereka mengalami kemunduran dengan menunjukkan kepada mereka pentingnya tetap positif.

^IK