Hernia pada bayi, kerap luput dari perhatian orangtua. Karena, umumnya keluhan sering tidak muncul pada bayi yang menderita hernia. Hernia pada bayi Umumnya tidak memunculkan gejala berarti sebelum terjadi komplikasi. Ditambah lagi, karena kemampuan komunikasi bayi yang masih kurang, sehingga ia belum mampu menyampaikan rasa ketidaknyamanan yang dialaminya dengan baik. Hernia terjadi karena adanya lubang kecil pada otot dinding perut yang belum menutup sempurna sehingga mengakibatkan adanya penonjolan dari organ dalam perut

Secara umum ada dua jenis hernia, yaitu internal dan eksternal. Hernia internal tidak terlihat secara kasat mata karena berada dalam tubuh. Contoh, hernia diafragmatika yang terjadi karena pembentukan diafragma (otot pemisah antara bagian perut dengan dada yang) tidak sempurna (ada celah). 

Nah, hernia eksternal lebih dapat dideteksi secara kasat mata. Yang paling sering ditemui pada bayi adalah:

  • Hernia inguinalis, ditandai dengan adanya tonjolan pada permukaan kulit di selangkangan atau di lipatan paha. Hernia inguinalis lebih sering ditemukan pada bayi prematur dan berjenis kelamin laki-laki.
  • Hernia umbilikalis, muncul tonjolan di daerah pusar. Akibat penutupan umbilikus yang tidak sempurna akhirnya menyisakan lubang yang dapat menjadi tempat keluar masuknya usus. Hernia umbilikalis lebih sering terjadi pada bayi lahir prematur dan pada bayi perempuan dibandingkan laki-laki.
  • Hernia skrotalis, ditandai dengan adanya tonjolan di wilayah skrotum. Bedakan dengan hidrokel. Pada hidrokel, tonjolannya bersifat menetap.
  • Hernia labialis, terjadi pada bayi perempuan yang ditandai dengan labia (bibir kemaluan) yang membesar sebelah.

Bila bayi mengalami tonjolan pada area perut, lipat paha dan kemaluan, terutama saat bayi menangis ataupun batuk, sebaiknya diperiksakan ke dokter ya Moms.