Sekitar 1 dari 10 anak memberikan respon ketika mengonsumsi susu sapi atau susu formula yang terbuat dari susu sapi. Kondisi ini dapat terjadi akibat intoleransi laktosa ataupun alergi susu sapi.

Kasus alergi susu sapi lebih sering ditemukan pada anak di bawah usia 5 tahun dibandingkan intoleransi laktosa. 

Alergi susu sapi

Kasus alergi susu sapi terkait dengan sistem kekebalan tubuh. Alergi susu terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu, yaitu whey dan kasein. 

Gejala alergi susu sapi dapat muncul seketika atau beberapa hari kemudian. Reaksi alergi yang muncul segera, antara lain gatal-gatal, bengkak pada bibir, mata atau wajah, nyeri perut, muntah, diare, sesak napas, lidah bengkak, suara serak, hingga penurunan kesadaran

Sedangkan gejala yang muncul lebih lambat seperti ruam kulit, adanya darah atau lendir pada tinja, berat badan anak tidak bertambah serta muntah dan/atau diare yang terjadi 2-24 jam setelah anak mengonsumsi susu. 

Intoleransi lakstosa

Sedangkan intoleransi laktosa terkait dengan adanya masalah pada sistem pencernaan dimana anak tidak memiliki enzim dengan jumlah yang cukup untuk mencerna laktosa (gula dalam susu). Jadi, intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh kesulitan mencerna susu. Beberapa gejala intoleransi laktosa adalah : diare,  mual, terkadang muntah, kram perut, kembung, dan banyak gas. Dokter Anda dapat memastikan apakah anak Anda memiliki alergi susu sapi atau intoleransi laktosa dengan melakukan beberapa tes medis. 

Cara mengatasinya

Jika intoleransi laktosa disebabkan karena adanya gangguan pada perut, Anda dapat terus menyusui. Pada bayi yang mendapatkan susu formula, ada baiknya Moms konsultasikan kepada dokter sebelum mengganti jenis susu ke susu formula rendah laktosa atau susu formula bebas laktosa.

Jika anak alergi susu sapi, Anda harus menghilangkan produk yang mengandung susu sapi dari makanan mereka. Terkadang juga perlu menghindari produk susu dari hewan lain seperti kambing, domba bahkan produk susu dari kelapa. Pada bayi yang diberi susu formula, dapat menggunakan susu soya sebagai pengganti (kecuali bila anak alergi terhadap kedelai) atau susu formula asam amino (AAF). Jangan lupa tetap konsultasikan kepada dokter mengenai diet anak. Selain itu, Anda perlu berhati-hati membaca label makanan mengingat banyaknya produk turunan susu dan makanan yang mengandung susu