Moms, demam pada bayi dan anak sangat umum terjadi. Demam memang tak bisa dipisahkan dari proses tumbuh kembang anak. Apalagi pada rentang usia 0-12 bulan karena daya tahan tubuh bayi masih relatif rendah sehingga mudah terkena penyakit. Tak perlu resah, karena demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh. Demam dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, baik infeksi maupun non infeksi. 

Bayi atau anak dapat dikatakan demam ketika suhu tubuh pada pengukuran rektal (dubur) meningkat menjadi atau lebih dari 38°C. Demam bisa terjadi secara mendadak, langsung tinggi atau meningkat perlahan-lahan dalam beberapa hari. Demam ada yang dibarengi dengan kejang yang dikenal dengan istilah kejang demam. Kejang dapat ditandai dengan adanya gerakan sebagian ataupun seluruh anggota gerak (tangan dan kaki), mata mendelik ke atas disertai kehilangan kesadaran. Selain itu dapat pula ditandai dengan tubuh yang tampak kaku. Komplikasi kejang demam, umumnya terjadi karena kejang lama (>15 menit) atau berulang lebih dari sekali dalam 24 jam.

Kejang demam biasanya dialami bayi usia 6 bulan sampai anak usia 5 tahun, tetapi paling sering terjadi pada batita. Serangan pertama jarang sekali mengenai bayi di bawah usia 6 bulan atau anak di atas 5 tahun. Semakin besar usia anak saat mengalami kejang pertama, maka semakin kecil kemungkinan kejangnya akan berulang.

Untuk menangani kejang demam, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:

  • Perhatikan atau amati kondisi bayi dengan saksama dan jangan panik.
  • Baringkan di tempat yang aman, semisal tempat tidur besar dan lapang, tapi jangan diberi bantal. 
  • Jangan dipeluk atau direjeng untuk mencegah terjadinya cedera.
  • Jangan menaruh benda apa pun di dalam mulutnya agar si bayi tidak tersedak.
  • Berikan obat anti kejang melalui dubur pada saat kejang (terutama pada orangtua yang sudah berpengalaman dengan riwayat kejang pada anak sebelumnya, sesuai petunjuk dan dosis dokter). 
  • Hubungi dokter setelah kejang reda atau bila kejang berlangsung lebih dari 15 menit,kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam, atau anak tidak sadar setelah kejang.

Direview oleh: dr. Karolin Trisnawelda Laseno