Beberapa penyakit akibat infeksi bakteri streptococcus pneumoniae cukup berbahaya seperti radang paru-paru (pneumonia), infeksi telinga tengah (otitis media) hingga radang selaput otak (meningitis), untuk itu vaksinasi bisa menjadi solusi. Imunisasi IPD (Invasive Pneumococcal Disease) bertujuan mencegah infeksi beberapa bakteri tipe pneumococcus atau streptococcus. Semakin dini vaksin pneumokokus dilakukan akan semakin baik. Vaksin ini disarankan diberikan pertama kali pada saat masih bayi kurang dari 6 bulan. Diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak 2 bulan. Mulai usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Selanjutnya akan dilakukan pengulangan sebagai penguat (booster) pada usia 12 – 15 bulan.

Namun, bila usia bayi sudah lebih dari 6 bulan dan terlewat, maka disarankan pemberian vaksin dilakukan sebanyak 3 kali dengan jarak antar pemberian 2 bulan dan diulangi saat anak usia 15 bulan. Bila anak usia 12 – 24 bulan, cukup diberikan 2 kali tanpa penguat atau booster. Usia 2 – 4 tahun cukup diberikan 1 kali tanpa penguat (booster).

Menurut penelitian, pemberian vaksin IPD pada anak usia sebelum 6 bulan, 90 persen efektif mencegah terjadinya penyakit meningitis atau pun radang paru akibat pneumococcus. Namun, belum ada penelitian yang membuktikan efektivitas vaksin IPD dalam mencegah penyakit radang telinga tengah (Otitis media). Vaksinasi ini aman, kalau pun ada efek samping sama dengan vaksin lainnya seperti kemerahan, bengkak, dan gatal pada tempat penyuntikan. Atau, demam ringan, rewel, tidak nafsu makan, namun ini akan menghilang sendiri dalam waktu 48 – 72 jam.

Pemberian vaksin IPD dapat dilakukan bersamaan dengan imunisasi lain, hanya tempat atau lokasi penyuntikannya saja yang berbeda. Misal, vaksin DPT pada paha kiri, maka vaksin IPD pada paha kanan.

Selain vaksinasi, langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Bagi bayi pemberian ASI eksklusif menjadi salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah serangan infeksi bakteri pneumokokus. Untuk bayi yang telah diberikan MPASI, lanjutkan konsumsi ASI dan imbangi dengan MPASI bergizi. Sedangkan untuk anak, daya tahan tubuh dapat ditingkatkan melalui makanan yang dikonsumsi yakni makanan yang mengacu pada pedoman gizi seimbang. Lakukan juga olahraga atau aktivitas fisik secara rutin dan teratur, juga istirahat yang cukup. Dengan begitu, kekebalan tubuh anak menjadi optimal.

Terapkan gaya hidup sehat, untuk meminimalkan resiko infeksi. Salah satunya yang dianjurkan adalah cuci tangan sebelum makan atau setelah bermain di luar dan kotor-kotoran. Tutup mulut dan hidung ketika bersin karena bakteri pneumokokus berdiam di tenggorokan dan rongga hidung.