Tidak ada kata terlalu dini untuk mengajarkan si Kecil soal keuangan. Semakin dini mengerti cara mengelola keuangan, semakin baik pula bagi dirinya dan keluarga Moms sendiri. Moms jangan merasa tidak nyaman membicarakan soal keuangan di dalam keluarga. Uang bukan hal yang tabu atau hal sensitif untuk dibicarakan. 

Tapi tentunya berbicara soal keuangan dengan anak, jangan seperti kelas dengan pakar finansial. Yang ada si Kecil terbengong-bengong mendengarkan penjelasan Moms. Bicarakan keuangan dengan perumpamaan yang mudah dimengerti dan berikan contoh penggunaan serta pengelolaan keuangan  yang baik agar matanya terbuka soal pentingnya uang dikelola dengan baik.

Alasan perlu dikenalkan dini

Moms, zaman berubah, begitu pun tentang jaminan hari tua. Jika sebelumnya, misalnya generasi orang tua atau nenek dan kakek si Kecil, masih banyak yang dapat mengandalkan pensiun dan tunjangan jaminan sosial untuk menopang setelah pensiun. Nah, pada zaman si Kecil nantinya, ini belum tentu terjadi. Itu sebabnya ia sudah belajar merencanakan keuangan dan menabung sedini mungkin. 

Anak-anak zaman now juga mengalami kesulitan membayangkan soal uang dan konsep membayar dan membeli barang atau jasa. Ini karena, pembayaran sekarang ini lebih banyak menggunakan cash less alias uang tunainya tidak terlihat. Atau ia melihat pembelanjaan itu lewat pemakaian kartu kredit atau debit. 

Buka dialog

Jadi Moms jangan tunda membuka mata anak soal keuangan dan pengelolaannya. Ini beberapa caranya:  

  • Libatkan seluruh keluarga dalam diskusi keuangan. 

Moms mungkin ingin menghindari kata "anggaran", karena itu membuat orang berpikir untuk mengurangi. Sebaliknya, duduk bersama untuk mengembangkan rencana pengeluaran keluarga. Cobalah berfokus pada pengeluaran apa yang penting bagi keluarga. Dengan cara ini Moms dan anggota  akan secara alami menemukan solusi untuk mengurangi barang-barang yang kurang diperlukan.

  • Pertahankan tujuan keuangan keluarga. 

Pertimbangkan untuk membuat kolase atau papan untuk mewakili tujuan keuangan keluarga Moms. Moms bisa menempelkan gambar rumah yang ingin keluarga miliki. Atau gambar kota favorit yang akan dikunjungi saat liburan, dan sebagainya. Dengan gambaran ini, akan membantu si Kecil mengerti bahwa bila ia mengingikan sesuatu, ia harus menetapkan tujuan agar uang yang ia miliki tidak lari untuk tujuan lain yang tidak penting sebernarnya. 

  • Menabung bersama, menghabiskan bersama. 

Saat Moms memutuskan untuk menabung untuk suatu tujuan bersama keluarga, seperti komputer baru, televisi baru atau jalan-jalan ke taman hiburan—tunjukkan kepada si Kecil seperti apa sebenarnya menabung itu. Coba Moms gunakan toples besar. Setiap minggu tambahkan rupiah demi rupiah ke toples, sehingga si Kecil dapat melihat tabungan bertambah. Ketika sudah memiliki cukup tabungan, ajaklah si Kecil ke beberapa toko untuk membelinya. Ini akan membantu membuka pikirannya tentang pentingnya  menemukan harga  terbaik untuk uang mereka.

  • Pilih kata-kata dengan hati-hati. 

Orang tua sering mendapati dirinya berkata seperti ini untuk menolak permintaan anak: "Kami tidak mampu membelinya"

Perkataan tegas semacam itu ternyata bisa mengirim pesan yang membingungkan kepada anak-anak. Si Kecil mungkin menjadi khawatir bahwa keluarganya tidak memiliki cukup uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Namun seringkali terjadi akhirnya si Kecil melihat Moms tidak sepenuhnya jujur. “Mamaku bilang tak ada uang, kok, paket belanja online datang terus…” 

Jadi, lebih baik Moms coba katakan, misalnya: “Jangan sekarang ya, nanti kita usahakan bersama dengan menabung ya.” 

Cara itu akan membantu si Kecil belajar menunda keinginannya dan merencanakan pengeluaran. Dua pembelajaran bagian penting dari kesehatan finansial.

Anak belajar contoh dari orang tuanya. Jadi, Moms dan Dads pun harus konsisten dalam mencontohkan kebiasaan pengelolaan uang yang baik. Dengan cara ini si Kecil bisa meraih sukses secara finansial.

^IK