Selain Intelligent Quotient (IQ), dikenal pula kecerdasan emosional (EQ). EQ ini penting Moms bagi si Kecil. Institut Gottman mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, mengekspresikan, dan mengelola emosi. “Waduh, rasanya orang dewasa masih sulit mengelola emosi, apalagi anak-anak?” mungkin Moms merasa ragu.

Tapi, menurut Lisa Firestone, Ph.D., psikolog klinis, begitu seorang anak   dapat berkomunikasi, \ anak itu sudah mampu mengembangkan kecerdasan emosional. Nah, apakah tanda-tanda bahwa si Kecil Moms itu cerdas secara emosional?

Menangis

Menangis menjadi salah satu kemampuan pertama untuk mengekspresikan emosi. Begitu lahir anak sudah bisa menangis. Namun, saat ia semakin besar,  kemampuan untuk mengekspresikan perasaan ini justru sering dihambat. “Jangan cengeng” atau “Kayak gitu aja menangis” atau “Anak laki-laki tidak boleh menangis”.

Nah, Institut Gottman menyarankan agar orang tua berhenti memarahi anaknya bila menangis.  Ini untuk mendorong spektrum penuh ekspresi emosional pada anak-anak, juga penting bagi si Kecil untuk merasa aman dan didengarkan.

Menunjukkan empati

Kemampuan untuk mengenali keadaan emosi orang lain, dan mengungkapkan kasih sayang bukanlah keterampilan yang mudah dikuasai oleh kebanyakan orang dewasa, apalagi anak-anak. Jadi, bila si Kecil itu memberi pelukan atau mendekatkan dirinya saat Moms sedih,  atau ingin membantu anak lain di taman bermain, maka Moms patut berbangga.  Firestone menilai  bahwa si Kecil itu telah menunjukkan empati kepada orang lain. Ini bagian penting dari kecerdasan emosional (EQ). 

Dapat melabeli emosi

“Aku kesal hari ini,” kata si Kecil dengan ekspresi cemberut.

“Aku senang sekali,” ujar si Kecil dengan mata ceria. 

Bila si Kecil mampu mengekspresikan dan menamai emosinya, ini pun tanda ia memiliki kecerdasan emosional. Tindakan mengidentifikasi perasaan atau peristiwa tertentu yang menyebabkan si Kecil merasa sedih, marah, atau takut dapat membantu mencegah hal-hal itu terjadi di masa depan, sehingga ia pun terdorong menyelesaikan masalah agar tidak mengalami emosi yang tidak disukainya.

Mengungkapkan emosi

Mengekspresikan emosi dan menggunakannya untuk membuat hubungan dengan orang lain adalah langkah selanjutnya untuk menjadi lebih cerdas secara emosional, menurut Firestone. Oleh karena itu Moms sebagai orang tua harus mendorong si Kecil untuk memberi tahu  ketika ia merasa sedih kesal atau galau. Terhubung dengan si Kecil pada tingkat emosional dapat membantu anak memecahkan masalah dan mengatasi transisi pada setiap tahap perkembangan dirinya.

Penasaran

Berpikiran terbuka dan ingin belajar tentang dunia dan orang lain adalah tanda kecerdasan emosional. Jika si Kecil terus-menerus bertanya "mengapa" atau tertarik pada cerita tentang orang yang berbeda mengatasi tantangan, Moms harus benar-benar mendorong ia untuk mempertahankan karakter ini. Karena ini adalah tingkah nyata untuk mengembangkan empati, yang merupakan komponen kunci dari EQ.

Mendengarkan

Anak-anak dengan kecerdasan emosional tinggi sering menjadi pendengar dalam kelompok pertemanannya. Mendengarkan ini keterampilan yang tak mudah. Karena membutuhkan kesabaran. Dan, pada akhirnya hanya kepada orang yang mau mendengarkannya, seseorang itu percaya permasalahan mereka akan dibantu. 

Mampu menghadapi perubahan

Perubahan kondisi, suasana atau rencana seringkali membuat seorang anak jadi rewel. Jangankan anak-anak, bahkan orang dewasa pun seringkali tak bisa menahan rasa kesal. Jadi, bila si Kecil itu cukup kalem, misalnya tiba-tiba hujan sehinga ia tidak bisa bermain bersama temannya, atau rencana berenang tiba-tiba batal karena ada keperluan keluarga yang lebih mendesak, maka bisa dikatakan ia memiliki tanda EQ yang baik. 

Mampu menahan diri

Menurut Institut Gottman menilai anak-anak sekarang ini lebih sulit mengelola emosi, terlebih dalam mengatasi hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Hal ini memang tidak mudah. Jadi, bila si Kecil tidak langsung histeris sewaktu mainannya direbut atau tidak langsung memukul temannya saat mainannya tak sengaja dirusak, Moms bisa bangga bahwa ia berbakat memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. 

Lantas bagaimana jika anak Moms tidak memiliki satu pun tanda di atas? Apakah ia tidak mungkin memiliki EQ yang baik? Jangan khawatir Moms… Keterampilan di atas memang wajar bila belum dimiliki sebagian besar anak-anak pada usia dini. 

Orang tua bisa melakukan berbagai langkah untuk menjadikan si Kecil dapat menumbuhkan kecerdasan emosionalnya. 

^IK