Saat si Kecil memasuki usia sekolah dasar, gigi berlubang bisa menjadi penyakit yang sering menghampiri si Kecil. Sayangnya, ternyata banyak orang tua juga tidak begitu menaruh perhatian besar terhadap perawatan gigi berlubang anak. Penyebabnya sepertinya orang tua banyak berpikir bahwa  gigi anak anak itu dianggap hanya gigi sementara. Toh, nanti juga akan cpot dengan sendirinya.

Memang benar gigi anak-anak akan copot pada akhirnya untuk digantikan oleh gigi dewasa. Tapi, membiarkan gigi berlubang tanpa perawatan, ternyata memengaruhi perkembangan anak, lho, Moms… 

Gejala gigi berlubang

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 93persen anak usia dini di Indonesia mengalami gigi berlubang. Ini jumlah yang tinggi sekali. 

Dalam istilah kedokteran, gigi berlubang ini disebut karies gigi. Pada awalnya, gigi yang mengalami karies itu tidak akan menunjukkan perubahan yang signifikan. Namun, seiring berjalannya waktu, kerusakan bisa semakin terlihat. 

Karies itu awalnya ditandai dengan bercak putih pada gigi (white spot). Bercak putih ini muncul karena adanya proses penghilangan kadar garam dan mineral (demineralisasi) pada jaringan keras gigi akibat plak dan sisa makanan yang menumpuk. Nah,  jika bercak putih ini dibiarkan terus menerus, maka bercak putih akan berubah menjadi bercak  kuning dan kecokelatan yang menyebar dan membentuk kerusakan berupa lubang pada gigi. 

Bila gigi si Kecil tidak kunjung ditangani dengan baik akhirnya akan membuat giginya mulai kehitaman, menjadi tidak utuh, rompal atau copot. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi pembusukan. 

Bahaya gigi berlubang

Moms, masih ingatkah sakit akibat gigi berlubang? Rasa cenat cenut dan nyerinya kadang tak tertahankan, sehingga  membuat kepala pun menjadi sakit. Nah, bayangkan jika si Kecil mengalami nyeri semacam itu. Kasihan, kan

Selain nyeri atau sakit yang sangat mengganggu, gigi berlubang juga dapat membuat si Kecil mengalami ini: 

  • Pembengkakan di sekitar gigi. Paling sering membuat gusi bengkak. Bisa terjadi pula membuat pipi atau rahang bengkak. Dan rasanya sakit. Pembengkakan ini karena lubang gigi si Kecil sudah mencapai saluran akar. Bakteri akan masuk sampai ke ujung akar. Pada ujung akar, bakteri terjabak. Inilah yang memicu peradangan dan pembengkakan.
  • Sulit mengunyah. Rasa sakit dan bengkak yang ditimbulkan gigi berlubang ini membuat si Kecil sulit untuk mengunyah makanan. Acara makan pun terasa tidak enak. Lama kelamaan berat badan si kecil bisa turun. Asupan nutrisi yang diperlukan untuk menunjang bertumbuh dan berkembang juga jadi tidak memadai. 
  • Akan merasakan malu. Gigi itu termasuk salah satu penampilan diri. Gigi yang kuning, kecokelatan atau menghitam dan terlihat rompal di sana-sini atau ompong juga bisa membuat si Kecil merasa malu. Dia malu  membuka mulutnya untuk berkomunikasi agar gigi jeleknya tidak terlihat. Ini akhirnya membuat si Kecil jadi membatasi bergaul dan bermain dengan teman-temannya. 
  • Membuat susunan gigi permanen jadi tidak teratur. Gigi susu yang rusak dan tanggal bisa mengakibatkan rahang anak mengecil. Hal ini menyebabkan gigi permanen yang berada di bawah gigi susu tidak mendapatkan tempat yang optimal untuk tumbuh. Jika ini terjadi, gigi permanen saat dia besar kelak akan tumbuh berantakan.
  • Mempengaruhi kesehatan anak. Kerusakan gigi yang dibiarkan tanpa perawatan tepat bisa menyebabkan infeksi yang menjalar hingga ke otak. 

Karies gigi pada anak bisa berkembang dengan cepat.  Karena itu bila si Kecil mengalami tanda-tanda gigi berlubang perlu mendapat perawatan dengan tepat. Periksakan Si Kecil ke dokter gigi anak untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dengan cara ini gigi berlubang si Kecil dapat  diatasi dan mencegahnya terkena efek yang menyakitkan dari gigi berlubang. 

^IK