Anak-anak yang sering terjatuh ketika sedang berjalan atau menabrak meja saat hendak mengambil makanan di dapur bukan hal sepele yang bisa diabaikan begitu saja. Mungkin Moms menganggapnya sebagai hal yang lumrah karena tidak jarang anak-anak lain juga mengalami hal serupa. Namun, Moms perlu mewaspadai anak yang memperlihatkan gejala seperti di atas. Anak yang cenderung ceroboh dan terburu-buru adalah kondisi seseorang yang mengalami gangguan kemampuan motoriknya. 

Clumsy child

Hamilton menulis dalam jurnal “Evaluation of Clumsiness in Children” bahwa orangtua dan para dokter seringkali terlewat mengenali gejala motorik pada anak yang terlihat kurang jelas. Maka dari itu, Moms perlu mewaspadai, jika anak-anak di rumah mengalami gejala seperti di atas. 

Sekitar 6% anak-anak usia prasekolah mengalami gangguan kemampuan motoriknya. Hal ini sangat berpengaruh pada kegiatan sehari-hari mereka di sekolah dalam melakukan tugas seperti berlari, menggunting, atau mengancingkan baju. 

Anak-anak yang mengalami gangguan seperti disebutkan di atas, diberi istilah sebagai clumsy child. Dilansir dari IDAI, Dr. Jenni K. Dahliana, Sp.A menyebutkan bahwa clumsy child ini disebut Gangguan Perkembangan Koordinasi (GPK), sebagai terjemahan dari Developmental Coordination Disorder yang artinya gangguan keterampilan motorik. Ini berpengaruh terhadap kemampuan untuk melakukan tugas umum sehari-hari, Moms. Kalau di rumah, barangkali setiap anak akan melakukan sesuatu, sering dibantu oleh orang lain,  sehingga dia tidak belajar mandiri dan cenderung mengarah ke ceroboh karena tidak pernah belajar melakukannya sendiri. 

Kenali gejalanya 

Anak-anak dengan kondisi GPK seperti ini perlu perhatian khusus,  baik oleh orangtuanya di rumah maupun oleh guru-gurunya di sekolah. Karena GPK ini sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Bisa berupa prestasi akademik yang rendah karena sering gagal dalam ujian, di rumah sering menjatuhkan barang karena sering dibantu anggota keluarga yang lain. 

Sedangkan di lingkungan sosialnya,  bisa jadi anak dikucilkan. Anak juga cenderung sering menarik diri sehingga dia jadi tidak percaya diri. Maka dari itu, Moms perlu mengetahui cara mengenali gejala-gejala umumnya lebih dulu agar dapat diberi tindakan sesegera mungkin. 

Pada usia prasekolah, gejala yang terlihat adalah terlambat dalam perkembangan motor kasar dan halus. Lalu sering menabrak benda, mudah jatuh, makan cenderung berantakan dan lebih memilih menggunakan tangan, kesulitan dalam menggenggam pensil atau menggunakan gunting. 

Sementara itu, gejala yang muncul pada usia sekolah terbagi pada tiga aspek, yakni aspek fisik, aspek belajar, dan aspek perawatan diri. 

  • Aspek Fisik: Mudah terjatuh bila berjalan atau lari, tidak dapat memperkirakan jarak secara akurat. Kesulitan beraktivitas fisik bersama teman seperti bermain sepak bola. 
  • Aspek Belajar: Sering mengubah postur tubuh selama menulis untuk menyesuaikan posisi buku, lambat dalam menyalin/menulis, tulisan tangan jelek karena kesulitan dalam menggunakan pulpen. Tidak dapat memotong, melipat ketika melakukan kerajinan tangan. 
  • Aspek Perawatan Diri: Sulit mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, sehingga tampak lusuh. Mudah menjatuhkan benda atau menumpahkan minuman. 

Sekarang Moms bisa lebih pengertian dan perhatian lagi kepada anak yang ceroboh. Satu hal lain yang paling penting adalah tidak melabeli anak dengan sebutan ceroboh. Karena sekali saja anak dilabeli ceroboh maka dia akan menilai dirinya sebagai anak yang ceroboh, tak dapat berubah. Padahal itu mereka bisa diajari dan dibimbing untuk belajar mandiri dan lebih teliti dalam melakukan setiap aktivitas.