Rambut adalah mahkota wanita. Itulah sebabnya para perempuan rutin meluangkan waktunya untuk merawat rambutnya di salon atau tempat perawatan kecantikan lainnya. Moms mungkin salah seorang di antaranya. Sebagai perempuan hamil dengan perut yang kian membukit, Moms pun tetap ingin tampil cantik. Setidaknya untuk rambut Moms.

Namun, perawatan rambut tak jarang melibatkan bahan atau zat kimia tertentu. Sebagai contoh: 

  • Pewarnaan rambut, melibatkan bahan kimia untuk pewarnaan permanen, semi permanen atau pewarna sementara.
  • Pengeritingan rambut, untuk mendapatkan efek bergelombang itu membutuhkan cairan netralisasi atau fiksasi dan cairan kimia untuk pengeritingnya.  
  • Bleaching atau pemutihan rambut, dilakukan jika wanita ingin mengubah warna rambutnya. Untuk menghilangkan pigmen warna rambut dipakailah cairan yang mengandung hidrogen peroksida. Gunanya agar pewarna rambut yang dipakai kemudian lebih terserap warnanya.
  • Pelurusan rambut, untuk mendapatkan efek rambut lurus ini dipakai cairan yang mengandung alkali (natrium hidroksida) atau tanpa alkali (kalium, litium, atau guanidin hidroksida).

Jadi, melakukan perawatan rambut di salon, termasuk melakukan pewarnaan rambut menjadi pantangan ibu hamil?

Penelitian tentang ini masih terbatas. Dari sebagian besar penelitian menunjukkan bahan kimia yang ditemukan dalam pewarna rambut semi permanen dan permanen tidak terlalu beracun dan aman digunakan selama kehamilan. Hanya sedikit pewarna rambut yang dapat diserap oleh kulit. Dengan demikian, kemungkinannya cukup kecil bagi zat kimia dari pewarna rambut ini memengaruhi pertumbuhan janin. 

Namun, jika Moms ragu menggunakan pewarna rambut biasa Moms lakukan di salon saat selama kehamilan, ada beberapa alternatif yang lebih aman untuk dipertimbangkan, seperti : 

  • Memilih highlight pada rambut ketimbang mewarnai rambut. Cara ini dapat mengurangi risiko zat kimia terserap kulit dan ke aliran darah, karena pewarna hanya ditempatkan pada helai rambut Moms dan tidak menyentuh kulit kepala.
  • Pakailah pewarna alami, seperti ramuan penghitam rambut dari daun pacar atau dari buah mengkudu. 

Jika Moms masih khawatir tentang penggunaan pewarna rambut selama kehamilan, Moms rasanya perlu berkonsultasi pada dokter Moms. Beberapa dokter biasanya menganjurkan menunggu setidaknya sampai trimester kedua atau ketiga, jika tidak sampai setelah kehamilan, untuk mewarnai rambut Moms.

Bagaimana dengan masa menyusui. Bolehkah rambut diwarnai?

Hingga kini belum ada data penelitian tentang efek perawatan rambut saat menyusui, temasuk untuk mewarnai rambut. Seperti kehamilan, diperkirakan hanya sedikit bahan kimia yang benar-benar akan diserap ke dalam aliran darah. Oleh karena itu, risiko zat atau bahan kimia memasuki ASI hanya kecil kemungkinannya.

Walaupun melakukan perawatan rambut ala salon terbilang cukup aman. Tak ada salahnya Moms melakukan langkah-langkah pencegahan, yaitu:

  • Pertimbangkan menunggu hingga trimester kedua untuk merawat rambut Moms.
  • Pastikan perawatan dilakukan di area yang berventilasi baik.
  • Jangan biarkan bahan kimia di rambut Moms lebih lama dari waktu yang disebutkan dalam petunjuk pemakaian.
  • Bilas kulit kepala Moms secara hingga bersih menyeluruh dengan air setelah perawatan.
  • Kenakan sarung tangan saat menerapkan perawatan sendiri.
  • Ikuti petunjuk pada paket perawatan rambut dengan seksama.
  • Jika memungkinkan, lakukan uji tempel untuk tes reaksi alergi sebelum proses dimulai.
  • Jangan pernah mewarnai atau memutihkan alis atau bulu mata. Ini bisa menyebabkan pembengkakan atau meningkatkan risiko infeksi di area mata.

Perlu diingat adalah fakta bahwa kehamilan dengan sendirinya dapat mengubah tekstur rambut secara alami. Kehamilan juga dapat menyebabkan rambut Moms bereaksi berbeda terhadap pengeritingan atau pewarnaan. Jadi jika memungkinkan, lebih baik Moms tunda perawatan rambut ini hingga kehamilan usai.  

Bagaimana jika Moms sendiri yang bekerja sebagai kapster atau kosmetologi, padahal sedang hamil? 

Risiko selama kehamilan akibat paparan bahan kimia perawatan rambut itu dipengaruhi oleh jumlah jam kerja serta kondisi kerja. 

Sebuah penelitian menunjukkan risiko keguguran yang lebih besar pada wanita yang menggunakan banyak pemutih dan pewarna rambut permanen, bekerja lebih dari 40 jam per minggu, dan / atau bekerja di salon yang menawarkan layanan pahat kuku.

Jika memang bahan-bahan perawatan rambut ini menjadi bagian dari pekerjaan Moms, maka pastikan Moms dan calon si Kecil terlindungi, dengan cara:

  • Memakai sarung tangan pelindung saat memakai bahan perawatan rambut.
  • Hindari makan dan minum di sekitar area kerja.
  • Pastikan area kerja Moms berventilasi baik.
  • Penting untuk membatasi paparan bahan kimia perawatan rambut.