Air ketuban saat hamil tidak hanya berfungsi sebagai pelindung bayi di dalam rahim, Moms, tetapi juga sebagai indikator kondisi bayi. 

Warna air ketuban

Umumnya air ketuban berwarna bening hingga kuning pucat.  Namun jika berubah warna, bisa jadi si bayi berada dalam kondisi yang tidak normal, atau malah disebabkan oleh feses pertama yang dikeluarkan bayi di dalam rahim ketika kehamilan sudah cukup lama.

Selama kehamilan, janin berada di dalam air ketuban atau selaput yang berisi cairan in. Keberadaannya penting untuk perkembangan janin dan kehamilan yang sehat. Air ketuban terbentuk sejak 12 minggu kehamilan dan awalnya terbentuk dari cairan yang diproduksi tubuh Moms, namun sekitar 20 minggu kehamilan, cairan ini digantikan oleh urin janin saat ia sudah mampu menelan dan mengekskresi cairan.

Ketuban juga mengandung komponen penting, Moms, seperti nutrisi, hormon, dan antibodi penangkal infeksi. Fungsinya yang vital mencakup melindungi janin, mengontrol suhu, mengontrol infeksi, membantu sistem pernapasan dan pencernaan, perkembangan otot dan tulang, melumasi, dan menopang tali pusar. 

Kondisi tidak normal

Jika kadar air ketuban terlalu sedikit (oligohydramnios) atau terlalu banyak (polyhydramnios), dapat menyebabkan masalah pada kehamilan. Begitu pula ketika warna air ketuban berbeda. Warna air ketuban yang keruh dapat menjadi salah satu faktor penyebab Moms memajukan tanggal persalinan atau Hari Perkiraan Lahir (HPL).

Berikut adalah kondisi air ketuban yang tidak normal.

Warna yang tidak normal

Pada kondisi ini, air ketuban bisa berwarna hijau, cokelat, atau berwarna darah. Pada kehamilan trimester akhir, cairan berwarna hijau atau cokelat mengindikasikan kurangnya kadar oksigen ke janin dan membuatnya stres, berujung pada janin membuang air besar atau meconium. Pada kondisi normal, meconium dikeluarkan bayi setelah lahir. Jika meconium dikeluarkan sebelum itu, bayi perlu segera ditangani dokter karena dapat membuat bayi mengalami gangguan pernapasan. Selain keruh, cairan ketuban bisa juga bercampur darah, terutama selama persalinan, ketika serviks mulai melebar, atau ada masalah pada plasenta. Sementara dalam cairan ketuban yang berwarna gelap dapat ditemukan intrauterine fetal demise (IUFD) saat janin meninggal selama kehamilan. 

Bau yang tidak normal

Jika air ketuban mengeluarkan bau, menandakan adanya infeksi. Hal ini dapat Moms ketahui jika air ketuban pecah dan mengeluarkan bau busuk. Segera dapatkan pertolongan medis jika hal ini terjadi ya, Moms.

Oligohydramnios

Kondisi air ketuban yang terlalu sedikit dialami oleh 4 persen Moms hamil di dunia. Oligohydramnios dapat terjadi akibat kebocoran pada air ketuban, masalah bawaan pada janin, atau masalah pada plasenta. Oligohydramnios lebih mengkhawatirkan ketika terjadi pada enam bulan pertama kehamilan, Moms, sebab pada waktu tersebut risiko kecacatan lahir, keguguran, kelahiran prematur, atau kematian neonatal lebih tinggi. 

Polyhydramnios

Kebalikan dari oligohydramnios, polyhydramnios merupakan kondisi terlalu banyaknya cairan ketuban. Menurut American Pregnancy Association, kondisi ini terjadi pada 1 persen dari Moms hamil di dunia, biasanya disebabkan oleh kelainan kongenital pada janin, kehamilan kembar (kembar dua atau tiga), atau diabetes gestasional. Dalam beberapa kasus, penyebabnya tidak diketahui. Kelainan ini juga bisa diukur dengan USG.

Ketuban pecah dini (PROM)

Jika ketuban pecah terjadi sebelum 37 minggu atau disebut ketuban pecah dini (PROM), dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi Moms dan bayi yang belum lahir. Kasus PROM ditemukan pada 2 dari 100 kehamilan, dan mengakibatkan komplikasi, termasuk infeksi, gangguan perkembangan janin, atau persalinan dini.