Moms, beberapa hari lalu, kementerian kesehatan merilis tentang ditemukannya kasus pertama cacar monyet di Indonesia. Kasus ini terkonfirmasi pada pasien laki-laki berusia 27 tahun yang berasal dari DKI Jakarta. 

Cacar monyet merupakan penyakit yang jadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penyakit ini sebelumnya sudah masuk ke Jerman, Prancis, Belgia, Inggris, Italia, Amerika Serikat, Spanyol, Swedia, Portugal, Swiss, Israel, Austria, Belanda Kanada dan Australia. 

Secara umum, pasien yang ditemukan di Jakarta itu memiliki gejala demam dan pembesaran kelenjar. Berita baiknya, kondisi pasien baik, artinya tidak sakit berat. 

Beda cacar monyet dengan cacar air 

Cacar monyet berbeda dengan cacar air, cacar api atau cacar lainnya. Penyebab cacar monyet adalah virus Orthopoxvirus dari keluarga Poxviridae. Cacar ini tidak sama dengan cacar air (varisela atau chickenfox), cacar api atau cacar lainnya. 

Diduga, hewan yang bisa jadi inang atau pembawa virus cacar monyet di antaranya adalah tupai, tikus, dan primata sejenis monyet menjadi perantara.

Gejala cacar monyet

Masa inkubasi yaitu masa dari terkena infeksi hingga timbulnya gejala cacar monyet itu biasanya dari 6 hingga 13 hari. Tetapi dapat pula berkisar dari 5 hingga 21 hari.

Gejalanya meliputi: 

  • Demam di atas 38 derajat Celcius
  • Sakit kepala hebat
  • Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)
  • Nyeri punggung
  • Mialgia (nyeri otot)
  • Asthenia yang hebat (kekurangan energi). 

Kondisi tersebut berlangsung selama 0-5 hari yang disebut juga masa inkubasi. 

Gejala lainnya biasanya dimulai dari 1-3 hari, yaitu munculnya ruam kulit. Ruam pertama kali muncul di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh, seperti wajah, telapak tangan, telapak kaki, selaput lendir mulut, alat kelamin dan konjungtiva (selaput lendir tipis yang melapisi permukaan dalam kelopak mata dan permukaan anterior mata). Namun, wajah dan telapak tangan serta kaki adalah area yang paling terdampak ruam ini. 

Ruam yang terbentuk biasanya diawali dengan bintik-bintik hingga berubah menjadi vesikel atau lenting, yaitu lepuhan kulit yang berisi cairan, pusula (lepuhan yang berisi cairan kekuningan) dan kemudian mengering membentuk kerak (keropeng) di kulit.

Gejala khusus dari cacar monyet adalah timbulnya pembengkakan kelenjar getah bening di area leher, ketiak atau selangkangan pada satu sisi atau kedua sisi tubuh. 

Pencegahan cacar monyet

Moms, cacar monyet mudah menyebar, namun dapat sembuh dengan sendirinya, dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu. Namun, mengingat kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak, maka  Moms perlu menyiapkan langkah untuk melakukan pencegahan agar si Kecil tidak tertular. 

Berikut beberapa langkah untuk mencegah cacar monyet:

  • Terapkan protokol kesehatan 5 M, yaiu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas.
  • Hindari kontak dengan pasien cacar monyet.
  • Hindari kontak dengan hewan yang dapat terinfeksi cacar monyet, seperti tupai, monyet dan tikus.
  • Tidak berbagi barang-barang pribadi untuk menghindari penularan dari pasien yang terinfeksi cacar monyet.
  • Memasak daging dengan benar matang. 

^IK