Moms masih menggunakan plastik saat belanja di pasar atau membeli makanan? Sebaiknya mulai dikurangi deh, Moms. Perlu Moms ketahui, sejak produksi plastik secara massal yang diproduksi dari tahun 1950-an, kita telah menghasilkan lebih dari 8,3 miliar ton sampah plastik, lho. Dari sampah sebanyak itu, sayangnya yang melalui proses daur ulang plastik hanya sekitar 9% saja, Moms. Sementara dari 91% sisanya, sekitar 12% telah dibakar dan 79% masih berada di tempat pembuangan.

Padahal plastik itu sulit terurai lho, Moms. Bahkan, menurut beberapa penelitian, botol plastik membutuhkan waktu hampir 450 tahun untuk dapat terurai! Bisa dibayangkan ya, Moms, berapa banyak tumpukan plastik nantinya. 

Namun, tak bisa ditampik juga plastik sering dibutuhkan oleh Moms untuk kehidupan sehari-hari. Di sini, Moms perlu melakukan beberapa hal untuk mengelola sampah plastik ini agar tidak merusak lingkungan. Berikut beberapa alternatif cara yang bisa dilakukan: 

Reuse (menggunakan berulang)

Di sini Moms memilih produk yang bisa dipergunakan kembali untuk mengurangi penggunaan plastik. Contohnya: 

  • Membawa botol minum sendiri yang bisa diisi ulang, daripada membeli air kemasan yang sekali pakai.
  • Biasakan juga membeli makanan dengan membawa wadah sendiri daripada dibungkus dengan styrofoam atau kertas plastik. 
  • Memakai tas belanja kain daripada tas plastik sekali pakai

Recycle (mengolah kembali)

Memanfaatkan barang atau kemasan plastik untuk untuk  didaur ulang menjadi benda-benda lain yang bisa  berguna, Moms. Contohnya: 

  • Barang-barang seperti ember rusak menjadi tempat sampah/pot tanaman
  • Botol air kemasan menjadi tempat detergen
  • Kaos bekas menjadi keset, kain pel atau lap
  • Sachet bekas pembungkus kopi sebagai bahan baku kerajinan tas 
  • Ban bekas menjadi tempat duduk atau pot bunga

Reduce (mengurangi)

Lakukan upaya terbaik Moms untuk mengurangi penggunaan plastik semaksimal mungkin.  Misalnya: 

  • Memakai tas kain atau tas keranjang yang bisa dipakai berulang kali ketimbang tas plastik sekali pakai.   
  • Jangan membeli produk dalam sachet kecil jika benar-benar tidak mendesak. Karena kemasan kecil memproduksi sampah lebih banyak.

Refuse (menolak)

Berani menolak penggunaan produk plastik menjadi cara terbaik dari Moms untuk mengurangi sampah plastik. Misalnya: 

  • Tolaklah bila ditawarkan menggunakan sedotan plastik. Tetap nikmat, kok, minum kopi atau minuman bersoda tanpa sedotan. 
  • Katakan tidak untuk pemberian kantong plastik dari pedagang sayur atau kue. 

Replace (mengganti)

Menggantikan bahan plastik dengan bahan lain yang lebih ramah lingkungan, bahkan seandainya hanya sekali pakai. Misalnya:

  • Membungkus makanan menggunakan daun pisang daripada plastik.
  • Mengganti penggunaan sedotan plastik dengan sedotan besi atau bambu.

Refill (mengisi kembali)

Mengisi kembali wadah-wadah produk kemasan plastik yang habis dipakai. Contoh:

  • Mengisi lagi botol sabun cair untuk cuci piring atau baju dengan produk refill-nya daripada membeli botol yang baru. 
  • Mengisi kembali botol handsanitizer dengan produk refill-nya.

Repair (memperbaiki)

Melakukan pemeliharaan atau perawatan dari produk plastik agar tidak menambah produksi sampah. Contohnya, memperbaiki sandal yang talinya putus daripada membeli yang baru, sepanjang masih layak pakai.

Remove (menyingkirkan)

Hilangkan sampah-sampah plastik dari lingkungan sekitar Moms. Dan, pastikan membuang  pada tempatnya agar tak mengotori dan merusak lingkungan.

Rethink (memikirkan kembali)

Barang atau produk berbahan plastik memang terkadang menggoda untuk membelinya. Berpikirlah masak-masak sebelum membeli produk yang terbuat dari plastik. Benarkah Moms membutuhkannya? Apakah produk itu bisa dan aman digunakan untuk jangka panjang?  Jika jawabannya tidak, jangan beli ya Moms….

Yuk, lakukan hal-hal di atas untuk produk plastik. Tidak sulit kok, Moms. Dengan melakukan perubahan kecil ini bersama-sama, kita bisa membantu menyingkirkan sampah plastik, atau setidaknya mengurangi penggunaannya. 

^IK