Moms mungkin sering dinasehatkan dokter agar selalu rutin melakukan check up kesehatan sekali setahun. Nah, tak hanya tubuh, kondisi keuangan pun perlu dicek, lho, Moms. Apalagi, bila menyangkut keuangan keluarga. Kenapa harus dicek? Layaknya tubuh, kondisi keuangan pun bisa sakit, Moms. Jika keuangan keluarga sakit, tentunya tidak akan mampu membiayai kebutuhan keluarga di masa kini dan masa depan. Kalau sudah begitu, semua rencana Moms dan Dads akan berantakan. Moms tentunya tidak ingin seperti itu, kan? 

Jadi, coba Moms simak penjelasan mengecek kesehatan keuangan keluarga di bawah ini.

Alasan penting cek kesehatan keuangan keluarga 

Ternyata ya Moms, cek kesehatan secara rutin memang perlu kita lakukan kepada keuangan keluarga. Mengapa? Ini beberapa alasan pemeriksaan kesehatan keuangan keluarga perlu dilakukan:  

  1. Untuk menunjukkan atau mengetahui kemungkinan ada masalah keuangan yang dihadapi tanpa disadari.
  2. Memastikan bahwa kondisi keuangan tetap aman meskipun terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak terduga.
  3. Memastikan ada perlindungan keuangan keluarga jika terjadi musibah.
  4. Memastikan harta yang dimiliki saat ini sudah tepat atau belum.
  5. Memastikan keinginan atau rencana keuangan keluarga yang membutuhkan dukungan pembiayaan keuangan  dapat terwujud atau tidak.

Sinyal awal keuangan keluarga sakit

Kepala pusing dan badan, hidung mampet, agak demam, antara lain menjadi tanda-tanda bila Moms akan mengalami sakit flu.

Nah, jika kondisi keuangan keluarga mulai ‘sakit’ itu juga ternyata memberikan tanda-tanda. Coba cek kondisi ini:

  1. Apakah selalu/sering merasakan keuangan keluarga Moms tidak mencukupi atau sering mengalami “besar pasak daripada tiang” alias lebih pengeluaran daripada pemasukan?
  2. Apakah keuangan keluarga selalu/sering tergerus habis untuk membayar utang?
  3. Apakah tidak ada tabungan keluarga atau jumlahnya minim?
  4. Apakah memiliki utang dan untuk membayarnya itu memakai strategi “gali lubang tutup lubang” yang berarti menutup utang dengan utang baru?
  5. Apakah terpaksa sering berutang ketika ada kebutuhan mendadak?

Jika Moms menjawab “Ya” untuk salah satu dari pertanyaan di atas, maka  ini bisa menjadi sinyal kondisi keuangan Keluarga Moms saat ini sudah kurang sehat. Apalagi jika Moms menjawab untuk seluruhnya untuk pertanyaan di atas. Ini sih bisa berarti keuangan keluarga sudah ‘gawat darurat’. 

Indikator keuangan keluarga sehat vs sakit 

Berikut ini adalah beberapa ukuran yang dapat memastikan apakah kondisi keuangan keluarga Moms tergolong sehat atau tidak sehat. 

  • Berapa banyak uang tunai dimiliki? 

Uang tunai adalah dana cadangan atau dana darurat, baik dalam bentuk kas tunai dan tabungan keluarga Moms. 

Sehat : Jika saldonya mencapai 4 kali atau lebih dari pengeluaran rutin bulanan

Sakit : Jika Jumlah tabungan kurang dari 4 kali pengeluaran rutin bulanan

  • Berapa banyak cicilan utang setiap bulan? 

Ini adalah untuk mengetahui komitmen membayar cicilan pinjaman sesuai dengan kemampuan. Cicilan ini termasuk pinjaman rumah, pinjaman kendaraan, pinjaman koperasi, utang kartu kredit, dan pinjaman lainnya yang harus dibayarkan pada setiap bulannya.

Sehat : Jika paling banyak hanya 35 persen dari penghasilan bulanan. 

Sakit : Lebih besar dari 35 persen dari penghasilan setiap bulan atau bahkan di atas 50 persen dari jumlah penghasilan. 

  • Sudahkah menabung? 

Kemampuan Moms untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk ditabung pada setiap bulan. 

Sehat : Jika setidaknya bisa menyisihkan 10 persen dari penghasilan bulanan. 

Sakit :  Jika menyisihkan kurang dari 10 persen dari  penghasilan bulanan atau bahkan tidak punya sisa sama sekali setiap akhir bulan.

Moms cobalah jujur dalam menjawab indikator kesehatan keuangan keluarga. Jangan sedih dan panik jika keuangan keluarga Moms ternyata masuk kategori mulai sakit atau bahkan sakitnya tergolong gawat darurat. 

Setiap sakit pasti ada obatnya. Nah, Moms pun harus percaya bahwa untuk kondisi keuangan keluarga yang sakit akan ada solusi untuk pengobatannya.

^IK