Saat ini, banyak negara di dunia, termasuk negara kita,  bersiap-siap menghadapi ancaman resesi ekonomi. Dampak ekonomi yang melemah selama dua tahun dilanda pandemi COVID-19, diikuti lonjakan inflasi sebagai dampak dari konflik Rusia-Ukraina, bencana kekeringan dan banjir di banyak negara, dan kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral di negara Eropa dan Amerika, antara lain jadi penyebab. 

Resesi ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turuakan memengaruhi kebijakan bank sentral di negara lainnya. 

Bila resesi ekonomi ini terjadi, para Moms sebagai pengelola keuangan rumah tangga antara lain akan merasakan biaya belanja kebutuhan sehari-hari semakin mahal, bunga acuan kredit naik sehingga biaya cicilan rumah, mobil atau karti kredit kian mencekik. 

Nah, agar Moms dan keluarga bisa selamat dari jeratan kebangkrutan finansial, coba lindungi keuangan keluarga dengan cara-cara di bawah ini:  

Singkirkan utang kartu kredit 

Ini PR utama hadapi resesi. Matt Schulz, kepala analis kredit di LendingTree menyarankan lunasi kartu kredit sesegera mungkin. Karena saat resesi itu suku bunga kartu kredit pun meninggi. Lunasi utang dengan mendapatkan pinjamanu aset pribadi yang tidak produktif.  Bila utang kartu kredit lumayan besar, coba ajukan mendapatkan cicilan kartu kredit dengan bunga 0 persen ke penerbit kredit.

Perkuat dana darurat atau cadangan

Resesi dapat dengan cepat mengubah keadaan ekonomi. Ancaman PHK atau usaha yang merugi bisa saja terjadi. Pastikan setidaknya 20% dari pendapatan bulanan keluarga  Moms itu dialokasikan untuk dana darurat. Taruh pada instrumen yang mudah diambil jika sewaktu-waktu dibutuhkan, misalnya di tabungan atau emas. 

Dana darurat ini sebegai penyelamat jika sewaktu-waktu kondisi ekonomi memburuk dalam keluarga. Moms tidak perlu sampai mengutang jika ada dana ini. Dana darurat ini untuk sebesar biaya hidup keluarga untuk 3-6 bulan. 

Lantas, bagaimana bila tidak memiliki dana darurat yang memadai? Moms coba pertimbangkan dengan mengambilnya dari alokasi dana liburan, entertainment keluarga seperti makan atau nonton di mal, atau rencana renovasi rumah. Tahan saja dulu segala rencana yang bersifat liburan atau entertainment keluarga hingga ada kepastian perekonomian lebih baik. 

Tetap berinvestasi

Lakukan diversifikasi investasi. Jenis investasi aman yang bisa dipilih menghadapi resesi dapat berupa deposito, emas, dan surat berharga yang diterbitkan oleh negara. Bagaimana dengan saham? Bila berinvestsi di saham memang cukup deg-degan di masa ini karena saham bisa tergelincir cukup tajam. Bukan berarti menarik semua investasi saham. Menurut Anthony Saglimbene, ahli strategi pasar global untuk Ameriprise Financial, sepanjang invetasi saham ini untuk jangka panjang terhitung cukup aman.

Ia menyarankan  membeli saham dari  perusahaan yang memiliki neraca yang kuat, arus kas yang kuat, dan produk yang digunakan dan dibutuhkan konsumen, seperti saham dari perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau produk perawatan kesehatan dan kebutuhan pokok konsumen. Karena, pada saat resesi pun orang tetap membutuhkan produk-produk ini. Pilihan lain, apabila ingin melakukan investasi saham, sebaiknya dilakukan pada sahan yang bergerak di sektor industri perbankan, energi dan utilitas.  

Manfaatkan peluang cari dana tambahan

Ada tawaran pekerjaan sampingan? Ambil Moms. Jangan dilepas. Kerja keras sekarang bisa sangat membantu hadapi kemungkinan resesi di depan. Jangan ragu juga untuk usaha kecil-kecilan jika dirasakan ada peluang untuk menambah income bagi keluarga.

Jangan panik!

Jika Moms baca timeline berita memang resesi mulai merembet ke beberapa negara. Tapi jangan panik menghadapinya. Lakukan konsumsi belanja seperti biasa. Konsumsi itu bisa membantu ekonomi negara tetap tumbuh. Namun, jaga konsumsi belanja atau pengeluaran itu pada komitmen rencana keuangan keluarga. Moms cukup kurangi pembelian-pembelian sesuatu yang sifatnya hanya keinginan atau untuk kesenangan. 

Tetap optimistis ya Moms …

^IK