Menyusui ASI saja terkadang menyulitkan bagi Moms yang banyak berdiam di rumah. Terlebih bila Moms yang harus bekerja setiap hari. 

Tapi, jangan menyerah ya Moms. Coba simak cara beberapa working Moms di bawah ini untuk memenuhi target ASI bagi si Kecil-nya: 

“Saya lengkapi peralatan ‘tempur’ menyusui, seperti botol-botol penyimpan ASI, bantalan menyusui, pompa menyusui manual dan elektrik, dan cadangan kantong ASI. Siapa tahu di hari itu ASI saya melimpah dari hari biasanya. Sayang kan, jika terbuang gara-gara kehabisan botol penyimpanan ASI ini.”

(Mom Puput, 28 tahun)

 

“Beli tas penyimpanan ASI yang keren. Jadi, tetap gaya saat membawanya. Tapi, harus pastikan bahannya berkualitas dan aman. Ada sertifikasi food grade. Dan, terpenting lagi tahan dingin lebih dari 15 jam. Jadi, tidak panik jika tiba-tiba harus lembur di kantor.”

(Mom Wulan, 27 tahun)

 

“Pakai baju kerja, terutama bagian atasan, yang memungkinkan akses mudah ke payudara. Jadi, blus atau dress ini bagian atasnya itu ada bukaan depan, bisa dengan kancing atau resleting. Sekarang banyak, lho, pilihan model baju  untuk Moms menyusui ini yang modis. Ada yang dengan tambahan ruflle, pita atau model stripe. Warnanya pun cantik-cantik.:

(Moms Tatiana, 25 tahun)

 

Jujur ya memompa ASI itu membutuhkan waktu. Mulai dari persiapan, memeras ASI hingga penyimpanannya. Sementara waktu istirahat kantor hanya 1 jam. Makanya, saya membekali diri dengan pompa ASI elektrik yang dobel. Kiri kanan payudara langsung dipompa. Memang lebih mahal, tapi menghemat waktu.

(Moms Lola, 27 tahun)

 

“Wajib bawa nursing cover atau apron penutup menyusui. Meskipun kantor menyediakan ruangan menyusui, tapi rasanya kurang nyaman melihat bagian dada terbuka. Lagipula yang menyusui ini bukan hanya saya. Jadi, lebih baik saya tutupi dengan apron penutup menyusui ini. 

(Moms Ocie, 31 tahun)

 

“Kantor saya masih baru, belum punya ruang laktasi. Tapi, akhirnya ada satu ruangan meeting kecil yang bisa dipakai untuk menyusui. Ruangan ini dilengkapi tirai yang bisa dibuka tutup. Dan, bila menyusui diperbolehkan untuk dikunci.”

(Moms Yesi, 29 tahun)

 

“Ada masanya load pekerjaan itu tinggi. Sehingga saya tidak punya banyak waktu untuk memompa ASI selam jam kerja. Kalau ini terjadi, saya menambahkan waktu memompa ASI di rumah, selain menyusui si Kecil secara langsung. Saya tambahkan konsumsi buah atau sayuran agar pasokan ASI tetap terjaga.”

(Moms Dinitri, 30 tahun)

 

“Dua minggu sebelum cuti hamil habis, saya mampir ke kantor. Saya menemui atasan saya, dan juga rekan kerja. Saya mencoba update proyek yang sedang ditangani. Ini untuk mengurangi stres kerja yang bisa memengaruhi produksi ASI. Maklum 3 bulan cuti hamil, pasti banyak perkembangan yang terjadi.” 

(Moms Rohaiza, 26 tahun) 

 

“Tantangan terbesar bila tiba-tiba rapat ke luar kantor dan ketika tidak  tidak tahu agenda rapat kapan ini akan berakhir. Makanya, saya selalu membawa tas yang berisi peralatan memompa ASI dan perlengkapan lainnya. Memang merepotkan. Tapi, mau bagaimana lagi? Ini demi pasokan ASI terjaga, juga untuk kenyamanan saya. Soalnya,  payudara terasa kencang dan sakit jika tidak dipompa pada waktunya.”

(Moms Triwi, 32 tahun) 

 

“Mengajak bicara rekan kerja dan atasan soal keinginan saya memberikan ASI ekslusif. Ini maksudnya bukan agar pekerjaan ditangani rekan kerja atau pekerjaan saya dikurangi tanggung jawabnya. Pembicaraan ini hanya agar atasan dan rekan kerja paham bahwa ada waktu tertentu membuat saya harus menyelinap pergi dari ruangan kerja. Ini demi memompa ASI. Untuk pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya  itu tetap semuanya  coba dibereskan.”

(Moms Fransiska, 27 tahun)

 

“Sewaktu menyusui ASI si sulung dulu, saya menitipkannya di daycare dekat kantor. Jadi, di pagi hari saya bisa menyusui si Kecil itu di rumah atau di mobil saat perjalanan ke kantor. Di waktu istirahat siang, saya bisa mampir ke daycare untuk menyusui anak lalu memompa ASI.  Itu saya lakukan saat pukul 10 pagi dan jelang sore. Setelah pulang kerja, saya menyusui si Kecil dulu di daycare, sambil menunggu ayahnya menjemput.” 

(Moms Agnes, 28 tahun)

^IK