KB atau sering kita dengan Keluarga Berencana adalah program pemerintah dalam menekan angka kelahiran untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera. Metode KB berbagai macam, mulai dari yang memiliki efektivitas rendah hingga sedang. 

Selain bertujuan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera. KB juga berfungsi untuk menurunkan angka kejadian kematian dan kecacatan akibat kehamilan dengan jarak terlalu dekat. 

Metode KB banyak jenisnya dan bisa dipilih sesuai dengan keadaan kesehatan hingga kepercayaan agama Moms. Jenis KB yang paling sering digunakan, dibagi dua yakni KB hormonal dan nonhormonal. KB sendiri sebaiknya segera digunakan sebelum 42 hari pascakelahiran. 

Namun untuk Moms yang menyusui bayi secara eksklusif, ada bonus KB hingga usia bayi 6 bulan.  Mengapa demikian? Moms menyusui memiliki keistimewaan tersendiri. Selain memberikan nutrisi yang terbaik untuk buah hatinya,  tubuh Moms menyusui juga mampu melindungi dirinya dari kehamilan atau bahasa sederhananya, KB alami. Sedangkan dalam bahasa medis, kondisi ini  sering disebut MAL atau Metode Amenorea Laktasi.

Metode Amenorea Laktasi adalah suatu metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif. Kontrasepsi menyusui ini akan efektif jika Moms benar-benar menyusui bayinya secara eksklusif (menyusui 8 kali dalam sehari atau lebih). 

Selain ASI eksklusif, salah satu tanda bahwa MAL masih berlaku adalah Moms belum mengalami menstruasi dan bayi masih berusia di bawah 6 bulan. Ketiga Hal tersebut menjadi acuan sederhana, kapan harus mengganti metode kontrasepsi yang aman. Sebab, meski Moms belum mengalami menstruasi tetapi bila bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan, maka MAL tidak lagi efektif. Maka itu, sebaiknya segera mengganti kontrasepsi ke jenis kontrasepsi lain yang lebih aman. 

Cara kerja MAL  adalah dengan melibatkan hormon-hormon yang bekerja juga untuk proses menyusui atau laktasi. Hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotropin melepas hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat dapat mengurangi kadar estrogen, sehingga ovulasi tidak terjadi. 

Oleh karena itu, ketika bayi sudah MPASI Moms disarankan untuk mengganti metode KB,  karena pengeluaran hormon prolaktin akan berkurang seiring semakin berkurangnya intensitas Moms menyusui bayinya. 

Efektivitas KB MAL ini cenderung rendah dibandingkan dengan beberapa metode KB hormonal atau nonhormonal lainnya,  jika Moms tidak menyusui bayi secara on demand atau eksklusif.  Sebaliknya, jika Mom menyusui bayi secara eksklusif,  efektivitasnya bisa mencapai 80-90%. Syarat lainnya adalah Moms belum mendapat menstruasi dan bayi berusia kurang dari 6 bulan. 

Bagi ibu menyusui,  informasi mengenai MAL ini diibaratkan seperti angin segar di pegunungan. Pasalnya, menyusui tidak hanya memberi banyak manfaat pada bayi tapi juga Moms, yaitu sebagai KB alami, mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, meningkatkan bonding antara Moms dan bayi, serta manfaat luar biasa lainnya.