Diperkirakan 1 dari 4 bayi lahir mengalami Kolik. Kolik adalah ketika bayi Moms tampak sehat, lantas menangis untuk waktu yang sangat lama, tanpa alasan yang jelas. Kolik sering terjadi pada 6 minggu pertama kehidupan bayi. 

Lantas, apakah penyebabnya? Dan, bagaimana gejalanya? Coba Moms simak penjelasannya.

Bayi disebut mengalami kolik bila…

Tangisan si Kecil berlangsung lebih dari 3 jam sehari, terjadinya  lebih dari 3 hari seminggu dan sudah berlangsung lebih dari 3 minggu.

Gejala kolik

Kolik sering dimulai secara tiba-tiba, dengan tangisan yang keras dan berlangsung tanpa henti. Bayi yang sehat mungkin mengalami kolik jika dia menangis atau rewel selama beberapa jam sehari, tanpa alasan yang jelas. Tangisan yang terus-menerus dan ekstrem tentunya membuat Moms menjadi sangat khawatir dan panik. 

Bayi kolik sering menangis dari pukul 6 sore hingga ke tengah malam. Si Kecil menangis lebih kencang dari biasanya, dan sulit untuk ditenangkan. Ini akhirnya seringkali menggiring Moms jadi berpikir: “Jangan-jangan bayiku kesambet setan”. 

Buang ya, Moms pikiran semacam itu. Di luar tangisan yang luar dari biasanya,  berikut beberapa gejala yang sering terjadi saat si Kecil mengalami kolik: 

  • Sering bersendawa atau mengeluarkan banyak gas. 
  • Wajah bayi Moms jadi memerah.
  • Perut si Kecil terasa kencang.
  • Si Kecil meringkukkan kakinya ke arah perut saat menangis.
  • Mengepalkan tinjunya saat menangis.

Penyebab bayi kolik

Penyebab pastinya belum diketahui. Namun, ada beberapa teori tentang kemungkinan bayi Moms dapat mengalami kolik:

  • Sensitif dan sulit menyesuaikan diri dengan dunia. Setelah menatap dunia untuk pertama kalinya, si Kecil yang baru lahir itu harus terbiasa dengan lampu, suara keras, dan hal-hal baru lainnya di sekitarnya. Beberapa bayi dapat menangani berbagai perubahan itu dengan baik. Tapi, bayi lainnya mengalami  kesulitan untuk beradaptasi. Nah, menangis mungkin menjadi salah satu cara bayi untuk menunjukkan perasaannya sambil membiasakan diri dengan dunia.
  • Tidak mampu menenangkan diri. Beberapa bayi tampak sangat sensitif terhadap rangsangan. Mereka tidak bisa menenangkan diri (self-soothe). Sistem saraf mereka masih berkembang (belum matang). Seiring bertambahnya usia bayi, baru lebih mampu mengendalikan sistem sarafnya. Ketika ini terjadi, kolik pun akan hilang.

Lalu, apakah kolik ini terjadi karena bayi sensitif terhadap gas? Saat kolik, perut bayi Moms mungkin terasa kencang dan seperti kembung. Itu sebabnya, banyak yang mengira kolik pada bayi itu diakibatkan banyak gas di perutnya. 

Sayangnya, tidak banyak bukti yang mendukung hal itu. Faktanya, mengobati gas tidak berpengaruh pada kolik. Kadang-kadang bayi kolik tampaknya mengeluarkan lebih banyak gas daripada bayi lain. Tapi pakar kesehatan menilai itu karena bayi Moms  menelan lebih banyak udara saat menangis untuk waktu yang lebih lama.

Begitu pula kaitan kolik dengan si Kecil kemungkinan memiliki alergi susu atau intoleransi susu sapi. Tidak ada bukti bahwa memiliki alergi susu atau intoleransi terhadap protein susu sapi membuat kolik, meski alergi dan intoleransi dapat menyebabkan sakit perut, seperti mencret.  

Setiap bayi berisiko mengalami kolik. Bayi dengan kolik sering rewel, mengeluarkan gas, dan tidak bisa tidur nyenyak. Tetapi, kolik umumnya tidak mengganggu pertumbuhan dan penambahan berat badan anak secara normal. Kolik akan hilang dengan sendirinya. Ini sering terjadi pada usia 3 bulan hingga 6 bulan usia bayi Moms. 

Nah, bila kolik terjadi jangan panik. Ikuti saja beberapa cara dalam mengatasi kolik. Tapi, jika sering terjadi dan membuat Moms cemas, tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter anak. 

^IK