Tinja atau feses yang dikeluarkan  saat bayi buang air besar (BAB) dapat menyebabkan stres dan kecemasan bagi banyak Moms. Apalagi pada saat si Kecil baru berusia hitungan hari atau minggu.

Jangan panik ya Moms, jika si Kecil yang baru lahir sering BAB. Pada minggu pertama kehidupan, bayi yang menyusu dengan ASI bisa BAB hampir setiap kali menyusu. Sebaliknya, bayi baru lahir yang diberikan susu formula akan memiliki lebih sedikit  pengeluaran poop. Berbahayakah? Tidak Moms, ini normal saja.

Berikut panduan terkait feses si Kecil, baik saat Moms masih memberikan ASI, memberi susu formula, atau kombinasi keduanya, sehingga bisa menjadi sinyal bagi Moms untuk kesehatan si Kecil. 

Feses bayi baru lahir

Jenis kotoran atau tinja pertama yang akan dikeluarkan bayi Moms disebut mekonium. Mekonium berwarna hitam atau hijau tua, dan terlihat sedikit seperti tar. Tebal, lengket, dan sulit dibersihkan dari pantat bayi. Kotoran mekonium akan keluar selama 24 hingga 48 jam kehidupan awal si Kecil.

Menyusui ASI dapat lebih mudah membantu mengeluarkan mekonium dari tubuh bayi, karena ASI pertama, yaitu kolostrum, adalah pencahar alami. Bagaimana jika bayi Moms tidak buang air besar dalam 24 jam pertama setelah lahir? Jika ini terjadi, jangan ragu-ragu untuk memberitahu dokter atau bidan yang merawat si Kecil ya, Moms. 

Feses Transisi

Antara hari ketiga dan keenam kehidupan, mekonium hitam yang kental akan mulai berubah menjadi tinja transisi yang lebih encer, berwarna cokelat kehijauan atau kuning kehijauan. Kotoran transisi adalah kombinasi dari mekonium dan fase kotoran berikutnya yang disebut tinja susu.

Feses Susu

Setelah hari ke-6 kehidupannya, bayi kecil Moms seharusnya tidak lagi memiliki mekonium di dalam tubuhnya. BAB si Kecil akan mulai mengeluarkan tinja susu.

Jika Moms menyusui secara eksklusif, kotorannya akan sering berwarna kuning keemasan, kuning seperti warna kuning sayur sawi.  Bisa jadi pula warna feses si Kecil ini lebih beraneka warna, dari oranye  hingga hijau. Pergerakan usus ini cenderung longgar dengan menyusui ASI. Bau tinjanya pun tidak tajam. Dengan asupan ASI, BAB si Kecil biasanya  tidak mengandung dadih susu, yang disebut biji.

Jika Moms menggunakan susu formula, kotoran si Kecil akan lebih padat  dan memiliki bau yang lebih kuat. Warna kotoran si Kecil yang mengonsumsi formula itu akan memiliki agak cokelat hingga coklat.

Jika Moms menggabungkan ASI dan susu formula, makan Moms akan mendapatkan kombinasi tinja ASI dan tinja susu formula.

Kotoran Bayi Setelah Satu Bulan

Setelah bulan pertama, normal bagi bayi untuk buang air besar di setiap popok, tetapi juga normal bagi bayi untuk buang air besar sekali setiap beberapa hari atau bahkan lebih lama. Konsistensi buang air besar lebih penting daripada frekuensinya. Jika kotoran si Kecil terlihat seperti kerikil atau lebih kaku atau lebih tebal dari selai kacang, ini bisa menjadi tanda sembelit.

Beberapa bayi yang disusui tidak akan buang air besar selama beberapa hari. Kurangnya kotoran bukanlah sembelit, Moms. Karena bayi baru lahir dapat mencerna ASI dengan mudah, seringkali hanya ada sedikit kotoran. Lebih sedikit kotoran berarti lebih sedikit buang air besar. Itu bukan sesuatu yang harus Moms khawatirkan. Moms juga tidak perlu khawatir jika si Kecil sering buang air besar, karena menyusui sebenarnya membantu mencegah diare.

Warna Kotoran Bayi

Kotoran bayi bisa bermacam-macam warna, Moms. Tapi Moms tidak perlu khawatir karena itu normal. 

Hitam atau hijau tua: Kotoran bayi pertama yang baru lahir setelah lahir dan untuk hari pertama (mekonium)

Hijau: Campuran mekonium dan ASI atau kotoran formula dalam beberapa hari pertama kehidupan

Hijau-cokelat, kuning-cokelat, atau cokelat: Kotoran pada bayi yang diberi susu formula atau mengonsumsi ASI dan susu formula

Kuning mustard, kuning-oranye, atau kuning-hijau: Kotoran ASI

Cokelat, kuning-cokelat: Kotoran setelah pengenalan makanan padat

Dalam beberapa kasus, warna kotoran yang tidak biasa bisa menjadi tanda masalah medis. Hubungi dokter si Kecil jika Moms melihat warna-warna ini di popok si Kecil:

Hijau kehitaman: Kotoran mekonium kehitaman seperti tar tidak lagi normal setelah hari kelima kehidupan.

Hitam: Setelah periode mekonium berakhir, kotoran berwarna hitam bisa menandakan pendarahan dari dalam saluran pencernaan.

Putih, abu-abu, atau tidak berwarna: Meskipun jarang, ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada hati atau kantong empedu.

Kotoran Bayi Setelah Memulai Makanan Padat

Warna, frekuensi, dan konsistensi kotoran si Kecil akan berubah lagi setelah Moms mengenalkan makanan padat pada usia sekitar 4 hingga 6 bulan. Pada titik ini, buang air besar akan lebih kental dan lebih terbentuk.

Makanan yang Moms berikan kepada si Kecil juga akan mengubah warna tinja. Misalnya, wortel dan ubi jalar dapat mengubah kotoran menjadi oranye, sedangkan kacang hijau dan kacang polong dapat mengubahnya menjadi hijau. Moms mungkin juga melihat makanan yang tidak tercerna sama sekali dan berakhir di popok dalam bentuk aslinya. Pengenalan makanan padat dapat meningkatkan kemungkinan sembelit, Moms.