Tali pusat atau tali pusar adalah struktur seperti tabung panjang yang membawa makanan dan oksigen dari ibu ke bayinya saat hamil. Tali pusat ini juga yang membawa produk limbah dari bayi agar bisa dibuang oleh tubuh ibu.

Setelah melahirkan, dokter menjepit dan memotong tali pusat. Moms tidak perlu khawatir si Kecil akan terluka karena tindakan ini. Karena, tali pusat tidak memiliki saraf, jadi baik Moms maupun bayi baru lahir tidak akan merasakan apa pun. Setelah dipotong kecil akan tersisa sedikit tali pusat ini di perut si Kecil. Panjangnya bisa mulai dari 0,5 – 1 inci.

Pada awal bayi baru lahir, sisa tali pusat ini mungkin terlihat mengilap dan kuning. Saat mengering, warnanya berubah menjadi coklat, keabu-abuan atau bahkan keunguan atau biru. Bentuknya juga akan mengerut dan menjadi hitam, hingga akhirnya lepas dengan sendirinya atau diistilahkan puput.

Kapan tali pusat lepas?

Tali pusat puput itu biasanya terjadi antara 10 dan 14 hari setelah si Kecil lahir. Tapi, terkadang bisa memakan waktu selama 21 hari. Moms mungkin menemui beberapa tetes darah pada popok bayi pada saat puput ini. Tenang, hal itu wajar. Tetapi jika menimbulkan banyak darah yang keluar, segera hubungi dokter Anda.

Moms juga harap bersabar jika tali pusat belum lepas setelah 3 minggu kelahiran si Kecil. Tetap jaga area ini kering dan pastikan tidak tertutup oleh popok si Kecil. (Cek Cara Merawat Tali Pusat). Tapi,  jika  dalam waktu 6 minggu belum terlihat tanda-tanda tali pusat akan terlepas, atau Moms melihat tanda-tanda demam atau infeksi pada si Kecil, hubungi dokter.

Apa yang terjadi setelah tali pusat puput?

Setelah tali pusat puput, Moms perlu menjaga area seputar pusar bayi tetap bersih dan kering. Moms mungkin menemukan cairan lengket berwarna kuning yang keluar. Ini normal. Cairan ini terkadang keluar  saat puput. Itu bukan nanah, atau tanda infeksi.

Moms mungkin juga melihat keropeng di pusar. Ini juga normal. Tetapi jika perut bayi baru lahir Moms tampak memerah, mengalami demam, atau Moms melihat keluarnya cairan keruh, segera hubungi dokter Anda.

Terkadang, sedikit jaringan parut bisa membentuk massa merah di pusar. Benjolan ini disebut granuloma umbilikalis. Jika Moms melihat ini dan tidak hilang dalam waktu sekitar seminggu, beri tahu dokter Anda. Pada bayi akan dioleskan cairan untuk mengeringkannya. “Waduh, akan menyakiti bayi saya?”, mungkin Moms khawatir.  Jawabannya: tidak. Ingat tali pusat tidak ada sarafnya, sehingga bayi Anda tidak akan merasakannya.

Bodong atau tidak ya?

Nah ini memang sering menjadi pertanyaan orang tua. Orang tua jaman dulu sering menempelkan koin logam di pusar untuk menekan agar pusar bayi tidak bodong atau tampak menonjol.  Jangan dilakukan ya Moms, karena berpotensi menimlbulkan infeksi  bakteri.  Tunggu saja bentuknya hingga beberapa waktu. Dan, ketahuilah pula bahwa penampilan pusar bayi Anda tidak ada hubungannya dengan cara dokter memotong tali pusar.

Komplikasi tali pusar bayi

Komplikasi ini tidak sering terjadi, tetapi tak ada salahnya Moms ketahui, yaitu:  

  • Omphalitis: Ini terjadi ketika area di sekitar tali pusat yang tersisa terinfeksi. Gejalanya dapat berupa nyeri yang menekan, pendarahan atau cairan bocor dari pusar, bayi sensitif atau rewel, dan demam. Untuk ini, bayi perlu pengobatan dengan antibiotik.
  • Hernia umbilikalis: Dengan kondisi ini, bagian usus bayi keluar melalui otot di dekat pusar. Ini biasanya tidak serius dan biasanya membaik dengan sendirinya pada usia 2 tahun.
  • Granuloma umbilical: Ini adalah benjolan kecil berwarna merah muda kemerahan yang tidak lepas saat tali pusar lainnya terlepas. Tidak sakit, dan dokter bayi Anda dapat melepasnya dengan mengikatnya dengan jahitan atau membekukannya dengan nitrogen cair.