Dampak dari penyebaran virus COVID-19 mulai terlihat di berbagai aspek, salah satunya ekonomi. Keadaan yang mengharuskan masyarakat untuk social distancing atau jaga jarak dan berdiam diri di rumah, menyebabkan beberapa sektor ekonomi seperti, pariwisata, kuliner, dan perkantoran umum menurun. Banyak pekerja yang terpaksa harus unpaid leave atau gajinya dipotong karena perusahaan tidak sanggup membayar secara penuh lantaran omzet menurun secara drastis. 

Dampak yang cukup berat dirasakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Pengemudi ojek online misalnya. Berkurangnya aktivitas masyarakat di luar rumah berdampak pada sepinya pesanan. Begitu juga pada pemilik usaha kecil seperti kantin dan rumah makan, yang harus kehilangan banyak pendapatan karena sepinya pelanggan. 

Selain itu, harga berbagai kebutuhan pokok juga meningkat, sebagian karena jumlah stok yang terbatas dan lainnya akibat dari  panic buying yang tercipta di masyarakat. Belum lagi bagi yang memiliki investasi seperti saham atau reksadana, harus sabar melihat pergerakan angka-angka yang masih merah pertanda lesu. 

Keadaan seperti ini mirip dengan peristiwa tahun 1998 yang pernah terjadi di Indonesia. Bagi Moms yang keluarganya terkena dampak langsung maupun tidak langsung dari perubahan ekonomi ini, pasti jadi was-was. Bagaimana cara menghadapinya, apa yang harus dilakukan, apakah keadaan akan membaik? Untuk mengusir kekhawatiran sekaligus menyiapkan langkah untuk situasi terburuk, berikut langkah-langkah yang Moms bisa ambil dalam menghadapi masa kritis seperti saat ini.

Tenang dan jangan panik

Hal pertama yang harus Moms lakukan adalah menerima keadaan. Panik atau bahkan menyalahkan orang lain pada saat seperti ini tidak akan berujung baik. Selain itu, pada saat seperti ini penting untuk kita memperhatikan kesehatan mental. Pasalnya, panik yang berlebihan akan berdampak pada kondisi mental yang buruk dan berujung pada menurunnya kesehatan fisik. Setelah mengerti dan menerima keadaan yang terjadi pada ekonomi keluarga, pelan-pelan cari jalan keluar. Diskusikan masalah ini dengan pasangan, saling dengarkan pendapat masing-masing.

Atur ulang bujet pengeluaran

Cek kembali skala prioritas pengeluaran rumah tangga. Lihat kembali pos-pos pengeluaran, seperti kebutuhan, tabungan dan investasi, utang dan tagihan, serta gaya hidup dan hiburan. Cocokkan dengan angka penghasilan yang dimiliki saat ini.  Jika memang dananya terbatas, maka ada baiknya Moms mengalihkan pos hiburan dan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tahan sementara keinginan untuk belanja hal-hal di luar kebutuhan primer. 

Sedia dana darurat & tabungan likuid

Pada saat seperti ini, memiliki dana darurat akan sangat membantu. Sesuai dengan peruntukannya, dana darurat dibutuhkan untuk menghadapi beragam kondisi tak terduga, seperti yang saat ini terjadi. Sedangkan tabungan likuid berguna ketika Moms membutuhkan dana dalam waktu dekat, sehingga bisa langsung dicairkan tanpa proses yang panjang.

Tetap menabung

Jika keadaan ekonomi memungkinkan, usahakan untuk tetap memiliki pos tabungan. Alokasikan tabungan ke berbagai bentuk investasi atau diversifikasi. Ingat prinsip dalam investasi, jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang,  karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Maka itu, alangkah baiknya jika Moms memiliki back up dari investasi atau tabungan lain, misalnya deposito dan reksadana. Selain itu, usahakan untuk memahami risiko finansial yang Moms miliki. Pilih investasi yang sesuai dengan karakter Moms. Jika Moms tipe yang tidak berani ambil risiko, pilih investasi jenis moderat seperti reksadana pendapatan tetap. Sebaliknya, jika karakter Moms berani mengambil risiko atau risk taker, saham bisa menjadi pilihan investasi jangka panjang.