Merebaknya varian virus corona B.1.617.2 atau Delta asal India disinyalir memicu kenaikan kasus COVID-19 di beberapa daerah Indonesia, termasuk di DKI Jakarta.  Varian Delta menurut para ahli di WHO diperkirakan akan menjadi varian dominan dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan penularan COVID-19 di Rusia, Inggris, yang didominasi oleh varian Delta. Di Indonesia sendiri, varian Delta sudah ditemukan di Bangkalan, Kudus, termasuk DKI Jakarta.

Di tengah ancaman varian Delta yang lebih menular itu, pemakaian masker adalah salah satu senjata ampuh untuk menangkal penularan virus, yang sempat melumpuhkan negara India itu. Berikut serba-serbi pemakaian masker yang benar 

Wajib pakai di tempat umum

Di Amerika peraturan kewajiban memakai masker mulai dikendorkan karena target vaksinasi sudah mencapai 60%. Sedangkan di negara kita baru  sekitar 5% yang sudah menjalani vaksinasi. Angka yang masih jauh untuk kondisi herd immunity. Karena itu bila keluar dari rumah, apalagi berada di tempat umum, Moms wajib memakai masker untuk mencegah terinfeksi virus Corona. 

Gunakan masker juga bila berada di sekitar orang-orang yang tidak tinggal bersama di rumah, termasuk saat Moms berada di rumah orang lain. 

Bila di dalam rumah ada seseorang yang sakit dengan gejala atau dinyatakan positif COVID-19, jangan lepaskan masker sekalipun. 

Bagaimana memakai masker yang benar? Ikuti langkah-langkah berikut:

  • Biasakan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan masker, boleh menggunakan air mengalir dengan sabun, atau boleh juga menggunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
  • Pakailah masker dengan memastikan bagian hidung, mulut, dan dagu tertutup seluruhnya. Bagian masker yang berwarna berada di depan, dan bagian berwarna putih yang menempel di wajah.
  • Tekan bagian atas masker yang ada kawatnya agar sesuai bentuk hidung.

Selanjutnya bagaimana cara membuka dan membuang masker yang benar? Ini caranya:

  • Gantilah masker jika rusak, kotor, atau basah.
  • Lepas kaitan masker dari telinga atau ikatan masker, pastikan tidak memegang bagian depan masker.
  • Buanglah masker dengan benar ke dalam tempat sampah.
  • Cucilah tangan pakai sabun atau bahan berbasis alkohol dengan baik dan benar setelah membuang masker.

Jenis Masker

Ada banyak jenis masker yang bisa Moms gunakan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari COVID-19. 

Berikut beberapa jenis masker dengan kelebihan dan kekurangannya untuk pertimbangan membeli masker: 

  • Masker Kain

Saaat ini banyak sekali masker kain yang dijual dengan motif lucu dan menarik. Tapi Moms yang harus perhatikan adalah serat kainnya. Masker kain bisa terbuat  serat alami dan sintetis. Sebaiknya pakai masker dengan serat kecil atau rapat (bukan bahan tipis yang tembus cahaya) dan dapat menyerap keringat, seperti dari bahan katun.  

WHO merekomendasikan bahwa masker kain penangkal COVID harus memiliki tiga lapisan : lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah yang menyaring, dan lapisan luar yang terbuat dari bahan nonabsorben seperti poliester.

(+) Mudah didapat, nyaman, terjangkau, bisa dicuci dan digunakan kembali.

(-) Pola masker yang tidak pas mungkin memiliki celah di sekitar sisi wajah atau hidung. Celah itu memungkinkan droplet masuk dan keluar di sekitar masker. 

  • Masker Medis

Masker ini dulunya memang lebih banyak dipakai para  tenaga medis. Namun di masa pandemi ini masker medis menjadi pilihan untuk menghadapai virus corona

(+) Cukup mudah didapat, nyaman, terjangkau,  dan sekali pakai. Sehingga bisa langsung dibuang  ketika masker mungkin sudah basah atau kotor.

(-) Masker ini pada beberapa orang terasa longgar. Pengikat tali mungkin kurang pas di telinga sehingga tidak nyaman dipakai. Ukuran yang tidak pas menyebabkan celah di sekitar hidung dan di sisi kiri kanan wajah  yang memungkinkan droplet untuk masuk dan keluar.

  • Masker N95 

Masker N95 adalah jenis masker respirator pelindung wajah  yang umum dibuat untuk dokter yang merawat pasien penderita COVID-19. Masker N95 mungkin lebih disukai dalam beberapa situasi atau bagi sebagian orang, terutama untuk situasi ketika berhubungan dengan orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19.

(+)  Menyaring hingga 95% partikel di udara.

(-) Bisa jadi tidak nyaman, karena agak terasa lebih sulit bernapas nyaman  . Harganya juga lebih mahal. Dan, masker ini hanya untuk sekali pakai. 

Perlukah masker dobel? 

Seperti diketahui, virus COVID-19 menyebar terutama dari orang ke orang melalui tetesan air liur atau droplet yang keluar dari hidung dan mulut ketika orang bernapas, batuk, bersin, berbicara, berteriak, atau bernyanyi. 

Tetesan droplet ini menyebar di udara dan kemudian dapat mendarat di hidung dan mulut orang lain, sehingga bisa menyebarkan virus. Karena itu, agar efektif, masker harus selalu dikenakan di hidung dan mulut.

Perlukah masker dobel? Untuk saat ini, sangat diperlukan, Moms. Penggunaan masker dobel dapat meningkatkan kerapatan sekaligus filtrasi, terutama di tengah merebaknya varian Delta yang lebih mudah menular, dan relatif lebih parah akibatnya ketimbang jenis corona lainnya.

Namun gunakan masker dobel, dengan  kombinasi  masker kain dan masker medis atau masker bedah sekali pakai. Caranya: masker  medis dapat dilapisi di bawah masker kain untuk meningkatkan kesesuaian dan penyaringan. Dengan cara ini bisa memberikan perlindungan sampai 85,4%. 

Namun,  masker  medis tidak boleh dilapisi  dengan masker medis lagi atau dobel masker medis. Mengapa? Masker medis tidak dirancang untuk bisa digunakan dua lapis secara bersamaan karena tidak meningkatkan kemampuan filtrasi dan kesesuaian masker

Penggunaan masker tidak bisa berdiri sendiri untuk menangkal penularan COVID, Moms. Tetap saja Moms wajib melaksanakan  protokol 5 M secara bersamaan. Ini artinya, pemakaian masker harus dibarengi dengan menjaga jarak 1-2 meter, menghindari keramaian dan ventilasi dalam ruangan yang buruk, rajin mencuci tangan, dan mengurangi mobilitas.