Pandemik Covid-19 ini memang berdampak pada seluruh aspek kehidupan di tiap lapisan masyarakat. Pengusaha restoran mengalami penurunan order. Transportasi online, pegawai kantor pun demikian, harus bekerja dari rumah untuk mengurangi risiko tertular dan menularkan virus. Begitu pun anak sekolah yang juga kena imbasnya, belajar jarak jauh dari gadget masing-masing di rumah. Moms dan keluarga juga merasakannya, kan?

Terhitung kira-kira sudah dua minggu semua anggota rumah tidak beraktivitas di luar alias karantina sendiri (self-quarantine). Frekuensi penggunaan listrik di rumah pun semakin tinggi, mulai dari AC agar rumah selalu sejuk, televisi sebagai salah satu hiburan di rumah, game console si Kecil, hingga laptop untuk work from home. Ternyata, selain kekhawatiran terinfeksi virus, ada masalah lain yang muncul: naiknya tagihan listrik. Beberapa hal di bawah ini dapat Moms lakukan untuk menekan pengeluaran untuk tagihan listrik.

Efisiensikan penggunaan cahaya

Matikan lampu jika tidak perlu. Walau tidak membutuhkan daya yang besar, nyatanya mematikan lampu membantu menurunkan penggunaan listrik. Moms dapat memanfaatkan cahaya matahari dengan meletakkan cermin di tempat tertentu untuk memberikan kesan terang pada ruangan. Pada saat tidur, usahakan untuk mematikan lampu. Penggunaan lampu LED juga membantu, Moms. Menurut Departemen Energi Amerika Serikat, bohlam LED menggunakan 75 persen daya lebih sedikit dibanding lampu pijar dan tahan 25 kali lebih lama.

Atur ulang dekorasi rumah

Moms bisa menggunakan bahan quilt tipis sebagai selimut dibanding menggunakan bedcover yang tebal, menggulung karpet, memindahkan sofa yang menutupi jendela, atau mengganti tirai untuk mengurangi penggunaan AC. Lantai tanpa karpet akan ‘mendinginkan’ ruangan, sementara karpet tebal dapat memberi kesan penuh, sofa dan tirai yang menutupi jendela akan menghalangi sirkulasi udara. Selain itu, kegiatan tata ulang ini dapat menjadi salah satu aktivitas keluarga di tengah karantina.

Persingkat mandi

Mandi yang singkat bukan berarti tidak bersih ya, Moms. Penggunaan water heater dapat diminimalisasi di tengah penghematan ini, misalnya dengan menyetel water heater ke 120 derajat Fahrenheit atau gunakan vacation setting. Sekaligus juga mengurangi tagihan air.

Gunakan lemari pendingin secara efisien

Kulkas yang berada di temperatur 37-40 derajat Fahrenheit paling sedikit menghabiskan listrik, sementara freezer harus pada 5 atau setidaknya 0 derajat Fahrenheit. Selain itu, keadaan kulkas yang penuh juga dapat menghemat listrik karena makanan bertindak sebagai “penyekat” dan dapat mengurangi jumlah waktu yang harus dijalankan lemari es agar tetap dingin. Si Kecil suka berlama-lama berdiri di depan kulkas yang pintunya terbuka? Sebaiknya hindari ya, semakin lama pintu kulkas terbuka, semakin keras pula kerja mesin untuk mempertahankan suhu dingin. Kebiasaan membuka-tutup pintu kulkas saat mengambil bahan masakan juga ternyata tidak efisien listrik, Moms.

 

Cabut colokan yang tidak perlu

Pernahkah Moms meninggalkan charger HP yang masih terpasang setelah memakainya? Atau laptop dalam keadaan hibernate? Sesungguhnya kita sedang membiarkan vampir listrik menghisap aliran listrik. Sebagai gambaran, data dari www.standby.lbl.gov menyebut bahwa laptop yang dibiarkan dalam keadaan standby masih mengonsumsi 50 watt listrik. Begitu pula dengan pemutar DVD yang mengonsumsi 10.58 watt, oven sebesar 4.9 watt, dan charger telepon genggam sebesar 1 watt. Rata-rata kita membiarkan 83 watt listrik terbuang per jamnya. 83 watt tersebut bisa digunakan untuk menyalakan 11 lampu LED selama 1 jam.