Moms, tidak semua anak terlahir dengan sifat berani. Tak jarang Moms menghadapi anak yang memiliki rasa takut yang cukup besar. Takut saat berjalan ke kerumunan orang atau ketika pertama kali masuk ke sekolah. Tapi Moms tidak perlu khawatir, Moms bisa ‘mencetak’ anak lebih berani dengan menumbuhkan optimisme. Mungkin akan terdengar berat, namun sesungguhnya optimisme pada anak akan membawa mereka menjadi pribadi yang lebih berani. 

Pada laman Sahabat keluarga milik Kemdikbud, Sri Wahyuni menyebutkan bahwa orang yang mempunyai sikap optimis akan lebih berani dalam menghadapi berbagai masalah dan persoalan. Anak yang memiliki sifat optimis akan mampu mengendalikan perasaan stresnya, sehingga anak tidak mudah depresi atau tertekan. Oleh karena itu peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menumbuhkembangkan sifat optimis pada anak sejak dini. 

Studi juga membuktikan bahwa mereka yang mampu membangun rasa optimisme, akan jauh dari frustasi, selalu bersemangat, dan tak mudah sakit. Selain itu juga mampu membangun hubungan yang harmonis dengan banyak orang. Akan tetapi, optimisme pada diri seseorang ini tidak diwariskan melainkan harus diberi bimbingan dan pelajaran. Maka dari itu, sangat penting untuk mengajarkan dan membimbing anak-anak untuk bersikap optimis. 

Meskipun terkadang ada situasi dan keadaan pesimistik yang tentu sangat sulit bagi Moms untuk memberikan rasa optimis pada anak-anak. Dell’Antonia adalah penulis buku How to Be a Happier Parent: Raising a Family, Having a Life, and Loving (Almost) Every Minute. Dia menulis di Time bahwa banyak alasan bagus bagi siapapun untuk mencari optimisme. Bahkan lebih baik lagi bagi orangtua yang ingin melihat anak mereka sukses sebagai anak-anak dan sebagai orang dewasa. 

Orang optimis lebih tangguh. Mereka menjadi wirausaha yang lebih baik, hidup lebih lama, dan lebih puas dengan hubungan mereka. Optimisme memungkinkan orang untuk terus berjuang dalam menghadapi kesulitan, sementara pesimisme membuat mereka tertekan dan pasrah pada kegagalan, bahkan bisa jadi mengharapkannya. 

Dell’Antonia juga menyarankan agar anak-anak diberikan perhatian lebih pada hal-hal yang positif. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sri Wahyuni bahwa orangtua harus memberi dorongan yang positif kepada anak secara terus menerus, sehingga ia kelak tumbuh menjadi orang yang lebih percaya diri. 

Lebih lengkapnya, Sri Wahyuni menuliskan beberapa kiat untuk orangtua dalam mengembangkan sifat optimis kepada anak, yaitu: 

- Menerapkan pola asuh positif dan penuh kasih sayang. 

- Memberikan contoh yang baik. 

- Melatih anak untuk bisa menentukan pilihan sendiri. 

- Membolehkan mereka melakukan kesalahan. 

- Memberikan juga penghargaan untuk hasil atau prestasi yang telah dicapai anak. 

Orangtua dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak dengan memperkenalkan dan menyebutkan namanya saat ada perkumpulan. Beri kepercayaan pada anak. Libatkan anak dalam kegiatan ibadah. Jika anak masih merasa tidak percaya diri karena kekurangannya, berikan contoh orang-orang hebat yang mirip dengan kekurangan tersebut. Beritahu juga kelebihan yang mereka miliki. Beri pemahaman kepada anak tentang kasih sayang dan kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa.