Memberikan anak uang saku sering membuat para orang tua maju mundur. Jika diberi, anak bisa jadi jajan sembarangan. Tapi jika tidak diberi uang saku, kasihan juga karena si Kecil hanya jadi penonton ketika teman-temannya jajan di kantin. Haruskah memberi uang saku? 

Moms, uang saku itu penting lho bagi si Kecil. Tapi yang perlu dipahami adalah uang saku bukan hanya berfungsi sebagai uang jajan atau hanya untuk membiayai anak membelanjakan sesuatu. Ini  salah besar.  Lantas, apakah gunanya uang saku bagi anak? 

Uang saku itu harusnya menjadi alat bagi si Kecil untuk dapat belajar mengelola keuangannya. 

Jadi pelajaran berharga

Banyak ahli finansial sepakat bahwa anak-anak memang perlu diberikan uang saku. Mengapa? Karena uang saku ini dapat membantu si Kecil mempelajari pelajaran berharga tentang cara menangani uang secara bertanggung jawab. Ini mulai dari cara membelanjakan, menabung, menyumbang dan berinvestasi. 

Diharapkan, jika sejak kecil anak sudah berpengalaman menangani keuangannya, ia akan semakin mandiri dalam mengelola keuangan saat ia dewasa nanti. Si Kecil jadi sepenuhnya kompeten dalam semua aspek tanggung jawab finansial, karena  ia sudah terbiasa melakukannya selama ini.

Uang saku juga merupakan cara yang bagus untuk mengingatkan si Kecil bahwa Moms bukanlah ‘mesin ATM’. Yang bisa terus ia kuras atau direngeki agar mengeluarkan uang untuk membeli gadget atau mainan yang diinginkannya. Dengan memberikan uang saku ini si Kecil akan belajar dengan cepat bahwa jika menginginkan sesuatu, ia perlu menabung.

Uang saku bukan ‘upah’

Banyak orang tua untuk membuat anaknya memahami nilai uang, sekaligus kerja menjadikan uang saku ini semacam ‘upah’ bagi anaknya. Jadi, si Kecil itu akan Moms berikan uang saku, misalnya jika membereskan tempat tidur, merapikan mainannnya atau membantu Moms membersihkan rumah. 

Ini salah ya Moms. Dan, bisa berbahaya. Jangan mengikat uang saku untuk tugas-tugas yang harus dilakukan anak. Itu bisa menjadi bumerang.  Si Kecil jadi akan berharap dibayar untuk semua yang ia lakukan untuk pekerjaan rumah. Bukannya menjadikan sebagai kesempatan ia berkontribusi pada keluarga. 

Untuk uang saku ini para  ahli keuangan merekomendasikan agar Moms mengajarkan untuk membaginya. Jika perlu sediakan   beberapa celengan agar memudahkan si Kecil. Setiap kali anak menerima uang saku, ia harus memasukkan porsi yang telah ditentukan ke dalam setiap bagian. Ini pembagiannya

  • Pengeluaran

Si Kecil dapat berbelanja atau jajan dengan bebas dari bagian ini. Tetapi ketika uang di sini habis, ya, habis! 

  • Menabung

Si Kecil dapat menetapkan tujuan pengeluaran dan menabung untuk memenuhi tujuan itu. 

  • Menyumbang

Sifat sosial perlu diajarkan sejak dini. Dengan menyisihkan sejumlah uang untuk disumbangkan, anak-anak belajar nilai amal, berbagi untuk sesama. Ini membantu si Kecil menyadari nilai berharga lainnya dari adanya uang.

  • Berinvestasi

Tentu bukan membeli saham atau reksadana. Walaupun, para milenial saat ini ternyata sudah belajar saham dan pasar uang sejak baru meningkat remaja. Setidaknya, ajak anak untuk menabung masa depan, bukan hanya untuk menabung untuk barang-barang yang dia inginkan. Bila uang ini sudah cukup banyak, Moms bisa membawanya ke bank untuk memasukkan dalam deposito atau jenis investasi lainnya. Tentunya atas nama si Kecil. 

Moms, kelak jika si Kecil meningkat remaja, boleh dicoba, lho, memberikan uang saku ini melalui ATM atau M Banking. Dengan cara ini, ia dapat belajar melacak berapa banyak yang telah dihabiskan dan berapa banyak yang tersisa. Ia pun belajar memahami cara melacak dan mengelola uang elektronik.

^IK