Memiliki satu anak atau lebih,  sama istimewanya. Yang jelas, mengasuh satu anak membuat Moms mempunyai waktu dan energi  untuk lebih fokus memerhatikan tumbuh kembangnya. 

Jika 50 tahun lalu, anak tunggal dianggap sebagai anak yang kesepian, manja, dan kurang cakap dalam situasi sosial. Namun kini, menurut Pew Research Center, jumlah anak tunggal naik hingga 22% pada 2015, dibandingkan dengan tahun 1967, yaitu 11%.

Menurut psikolog sosial dan penulis buku The Case for the Only Child, Susan Newman, Ph.D., meningkatnya jumlah keluarga dengan anak tunggal disebabkan beberapa faktor, misalnya banyak perempuan yang memiliki anak di usia lebih matang, dan kekhawatiran biaya untuk membesarkan anak. Terlepas dari apa pun alasannya, merawat anak berapa pun jumlahnya membutuhkan tanggung jawab yang sama.

Nah, dalam membesarkan si anak semata wayang,  ada beberapa hal yang perlu Moms perhatikan agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang individualis, kesepian, dan manja. 

Membiasakannya bermain

Jurnal penelitan, “Journal of Marriage and Family” pada 2004 menemukan bahwa anak tunggal cenderung kurang memiliki kemampuan sosial dibanding teman sebayanya yang memiliki saudara. Namun, Moms jangan khawatir. Sejak kecil mengenalkan anak pada situasi sosial, dan memberinya kesempatan untuk berinteraksi dengan teman seusia, dapat menangkal pernyataan tersebut.

Memberikannya kebebasan

Sebagian orang menganggap anak tunggal dikekang karena orangtua tidak membagi fokus dan perhatiannya dengan anak lain. Namun, Moms dapat menghindarinya dengan memberikan anak ruang privat untuknya mengembangkan diri. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan kebebasan sekaligus akan menghargai orangtuanya.

Mendorong invidualisme

Menurut Susan, anak tunggal cenderung mencari validasi sosial dan mencoba untuk menjadi bagian dari kelompok dibanding anak yang memiliki saudara. Hal ini mungkin disebabkan oleh kerentanannya terhadap peer pressure. Untuk mencegah hal tersebut, Moms bisa mencoba untuk apresiasi dan hargai mereka sebagai pribadi yang unik sejak dini.

Mencontohkan hubungan yang sehat

Menurut penelitian Ohio State University pada 2013, anak tunggal memiliki kemungkinan lebih besar untuk bercerai saat dewasa. Peneliti berteori hal ini disebabkan oleh kurangnya keterampilan sosial. Anak tunggal tidak terbiasa berkompromi dengan saudara seperti anak lain. Namun hal ini tidak serta merta ya, Moms. Lebih baik Moms dan pasangan mencontohkan hubungan pernikahan yang sehat agar si kecil dapat menirunya, dan hal di atas dapat dihindari untuk terjadi.

Menanamkan empati

Sifat empati tidak hanya muncul karena seorang anak memiliki kakak atau adik. Sifat ini dapat ditumbuhkan dan dicontohkan sejak kecil. Misalnya melalui kegiatan sukarela, membantu orang yang kurang beruntung, atau tindakan sederhana lainnya.

Menghindari sikap perfeksionis dalam mendidik

Anak tunggal cenderung menerapkan standar orang dewasa dalam pencapaiannya karena mereka tidak memiliki teman sebaya, menurut Carl E. Pickhardt, Ph.D., penulis buku Keys to Parenting an Only Child. Sifat ini jika disuburkan dengan berbagai tuntutan dari orangtua membuat anak tidak pernah merasa diapresiasi. Sebaiknya ajarkan bahwa walau ia tidak diterima di sekolah unggulan, tidak akan mengurangi rasa sayang orangtua, misalnya.