“Adek, ayo turun dari sofa!” Moms menghentikan kegiatan si Kecil yang riang gembira melompat di atas sofa tamu sewaktu Moms berkunjung ke rumah adik. “Biarkan saja, Mbak. Namanya juga anak kecil. Wajarlah hobi lompat-lompat seperti itu,” cegah adik Moms. 

Pada peristiwa lain, si Kecil jadi menangis gara-gara keasyikannya memukul baskom dengan sutil kayu dihentikan neneknya. “Hei stop. Berisik,” ujar neneknya. Sementara, Moms memang membolehkannya memainkan alat-alat dapur di rumah. 

Moms pernah mengalami kedua peristiwa itu? Membuat seperangkat aturan yang jelas sehingga anak-anak Moms mengetahui hal atau perilaku yang diperbolehkan dan yang dilarang, penting dilakukan, Moms. Ini merupkan cara sederhana untuk mengurangi anak berperilaku bermasalah dan meningkatkan konsistensi disiplin yang Moms terapkan.

Anak-anak membutuhkan aturan untuk merasa aman dan terjamin. Tapi, jika Moms memberikan mereka terlalu banyak aturan, mungkin bisa menghambat perkembangan mereka.

Terlepas dari berapa pun usia si Kecil atau berapa banyak anak yang Moms miliki, berikut ini ada lima jenis aturan yang dibutuhkan semua anak: 

Aturan untuk keselamatan dan keamanannya

Aturan ini mencakup keamanan fisik dan keamanan emosional. Ketika anak-anak merasa aman, mereka bebas untuk memfokuskan energinya untuk mengeksplorasi bakat dan lingkungannya. 

Contoh aturan keamanan fisik: 

"Jangan bukakan pintu depan rumah, saat ibu sedang mandi. Panggil ibu saja"

"Duduklah di kursi (tidak boleh berdiri atau melompat)."

Sedangkan contoh aturan keamanan emosional: 

"Ungkapkan perasaanmu dengan rasa hormat dan menghargai perasaan orang lain."

"Utarakan perasaan dan pikiranmu dengan kata-kata yang baik."

Aturan yang meningkatkan moralitas

Buat aturan yang menanamkan nilai dan moral kepada anak. Jenis aturan ini dapat mencakup hal-hal seperti:

"Mintalah maaf jika benar-benar ingin minta maaf."

"Jangan menyakiti orang lain."

"Berkatalah dengan jujur."

"Perlakukan orang lain dengan adil."

Tentu saja untuk aturan moral ini bukan hanya sekadar aturan tertulis atau lisan. Sebagai orang tua, Moms dan ayahnya juga harus menjadi role model bagi mereka. Anak-anak  akan belajar dan mematuhi aturan jika melihat  orang tuanya mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Aturan yang mengembangkan kebiasaan sehat

Anak-anak akan melakukan yang terbaik jika dibiasakan melakukan aturan ini secara rutin dan kontinyu. Buatlah  aturan dan sistem yang mendorong si Kecil untuk mengembangkan kebiasaan sehari-hari. 

Contohnya seperti ini, Moms: 

"Sebelum tidur harus gosok gigi."

"Taruh pakaian kotor di keranjang."

Ketika anak-anak pulang wajib dibiasakan harus menaruh sepatu di rak sepatu saat pulang dari sekolah atau meletakkan kembali mainan di kotak mainan setelah puas memainkannya. Cara ini   dapat mengurangi banyak pertengkaran di dalam rumah. Jika perlu berikan konsekuensi yang jelas kalau anak melanggar aturan ini. 

Aturan yang mempromosikan keterampilan sosial

Anak-anak juga membutuhkan aturan yang mengajarkan mereka keterampilan sosial. Aturan  ini termasuk cara berinteraksi dan berperilaku beretika dengan sesama anggota keluarga, kerabat serta teman sebayanya. 

Contohnya: 

"Berikan salam jika kakek, nenek atau paman bibi datang ke rumah." 

"Bergiliran saat bermain game."

Anak-anak yang lebih besar, mungkin, membutuhkan aturan tentang gadgetnya. Tetapkan aturan yang membatasi penggunaan ponsel dan komputer anak sesuai etiket. Misalnya, jadikan saat makan bersama di meja makan sebagai zona bebas telepon, dan jangan izinkan si Kecil tidur dengan ponsel di kamarnya.

Aturan untuk menghadapi dunia nyata

Anak-anak juga membutuhkan aturan yang akan membantu mempersiapkan mereka untuk menjadi dewasa. Tetapkan aturan yang mengajarkan keterampilan hidup yang akan membantu anak menjadi remaja dan dewasa kelak. 

Aturan tepat dan bantuan yang dibutuhkan si Kecil untuk mengembangkan keterampilan ini akan sangat bergantung pada temperamen anak, Beberapa anak lebih cenderung berperilaku bertanggung jawab dan tetap termotivasi dengan pekerjaan sekolah mereka, sementara anak-anak lain membutuhkan aturan tambahan untuk mendukung mereka.

Misalnya, menetapkan aturan tentang pekerjaan rumah.  Memberi anak tugas-tugas dan kesempatan untuk mendapatkan uang saku. Kemudian, ajari  tentang kelola uang agar si Kecil dapat belajar tentang cara menabung dan membelanjakan uang dengan bijak. Sehingga, saat dewasa,  mereka lebih siap untuk membayar tagihan mereka sendiri dan tidak bergantung finansial pada Moms.