Tanggal 30 Maret 2021 menjadi hari yang membahagiakan bagi pasangan selebriti Zaskia Sungkar dan Irwansyah. Di hari ini pasangan yang menikah pada 15 Januari 2011 ini akhirnya di dikaruniai seorang buah hati  yang diberi nama Ukkasya Muhammad Syahki. 

Kelahiran putranya ini merupakan penantian panjang bagi Zaskia dan Irwansyah. Mereka harus menunggu 10 tahun lamanya. Beragam program kehamilan dicoba, bahkan hingga ke negara Belanda. Belakangan, baru ketahui pula Zaskia ternyata menderita endometriosis. 

Sebelumnya, Zaskia mengaku, di saat menstruasi datang ia memang sering merasakan nyeri. Namun, endometriosis ini baru terdeteksi saat ia memeriksakan diri ke seorang dokter kandungan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2017. Dan, untuk endometriosis ini harus menjalankan operasi untuk membersihkannya. Itu pun ia tidak langsung hamil. Ia menjalankan beberapa terapi, sebelum akhirnya hamil.

Bukan hanya Zaskia. Banyak wanita lain yang menderita endometriosis mengalami kendala untuk hamil, bahkan akhirnya ada tidak dapat memiliki anak.  Mengapa endometriosis memengaruhi tingkat kehamilan dam apa yang harus dilakukan agar terjadi kehamilan? Coba simak penjelasannya. 

Penghambat kehamilan 

Faktanya, 30% hingga 50% wanita tidak subur (infertilitas) ternyata memiliki endometriosis. Tapi, bila menderita endometriosis bukan berarti  Moms divonis tidak bisa hamil, melainkan Moms akan mengalami kesulitan untuk hamil

Data penderita endometriosis di Indonesia belum diketahui secara pasti. Namun data dari beberapa rumah sakit menunjukkan angka kejadian endometriosis menjadi penyebab infertilitas itu cukup tinggi.  di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Sutomo, Surabaya, angka kejadian endometriosis kelompok infertilitas 37,2% (1994) dan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangun Kusumo, Jakarta,  angka kejadian endometriosis pada kelompok infertilitas berkisar hingga  69,5% (1998).

Pengaruhi kesuburan 

Endometriosis adalah kondisi progresif, yang berarti secara bertahap dapat memburuk dari waktu ke waktu. Karena, semakin banyak jaringan endometriosis tumbuh di luar rahim, seperti di daerah panggul dan perut, maka akan dapat memblokir organ reproduksi. Hal ini membuat sperma dari suami Moms lebih sulit mencapai sel telur.

Pertumbuhan endometriosis juga  dapat merusak organ reproduksi, sehingga mencegah fungsi reproduksi tubuh Moms bekerja dengan baik.

Selain itu, endometriosis juga dapat memengaruhi kesuburan karena beberapa hal di bawah ini: 

  • Mencegah embrio untuk melakukan implantasi atau melekat di dinding dalam rahim.
  • Menimbulkan jaringan parut pada saluran tuba atau tuba falofi, yaitu saluran yang berfungsi sebagai tempat berjalannya sel telur dari ovarium menuju rahim saat ovulasi dan sebagai tempat pertemuan sel telur dengan sperma saat proses pembuahan.
  • Mempengaruhi pertumbuhan atau kualitas telur.
  • Menciptakan ketidakseimbangan hormonal telur.
  • Menyebabkan peradangan kronis pada panggul.

Kehamilan tergantung keparahan dan pengobatan

Meski endometriosis ini menyebabkan Moms kesulitan untuk hamil, tapi bukan berarti tidak ada langkah bagi Moms untuk bisa hamil. Apalagi, dunia kedokteran sudah semakin canggih. 

Untuk membantu terjadinya kehamilan, tentu penyakit endometriosis ini harus diterapi lebih dulu dengan beberapa prosedur medis.  Perawatan yang direkomendasikan dokter tergantung pada stadium/tahap dan jenis endometriosis yang terjadi. Stadium endometriosis juga berkaitan erat dengan keberhasilan kehamilan.

Bila endometriosis ini pada tahap awal (stadium 1 atau 2), mungkin, Moms tetap bisa hamil tanpa prosedur medis seperti operasi. Tapi, jika Moms telah beberapa waktu tak kunjung hamil, kemungkinan dokter akan melakukan laparoskopi. 

Laparoskopi adalah jenis pembedahan yang memungkinkan ahli bedah melakukan pengamatan dan tindakan bedah  dalam perut dan panggul dengan bantuan kamera mini yang bisa dimonior. Laparoskopi untuk membersihkan jaringan endometriosis yang menghambat kehamilan. 

Tapi, bila endometriosis Moms itu parah (stadium 4), sehingga menyebabkan jaringan parut yang cukup besar, saluran tuba yang tersumbat, dan ovarium yang rusak, ini akan membuat Moms jauh lebih terkendala untuk hamil. Sehingga, Moms memerlukan perawatan kesuburan lanjutan, dan mungkin pula untuk kehamilan itu perlu dengan bantuan program yang lebih canggih, seperti  inseminasi atau bahkan program IVF (in vitro fertility) yang dikenal sebagai program bayi tabung. 

Terlepas menginginkan terjadi kehamilan atau tidak, jika Moms diperkirakan menderita endometriosis, segera lakukan pengobatan.  Jangan didiamkan saja ya Moms… 

^IK