Berhubungan intim selama kehamilan sebenarnya cukup aman, Moms. Namun, tetap saja banyak Moms yang merasa khawatir seks akan mengganggu kehamilan.  

 “Jangan-jangan penetrasi akan menyodok bayi”, atau “jika terjadi orgasme apakah tidak menyebabkan kontraski yang akan membahayakan kehamilan?”. 

Demikian antara lain kekhawatiran Moms yang akhirnya  membuat Moms ‘menahan diri’ dalam melakukan hubungan intim dengan suami. Bagaimana sesungguhnya keamanan berhubungan intim selama kehamilan? Kondisi apa saja yang bisa membahayakan?

Cek keamanan ke dokter

Pada umumnya, Moms hamil tetap aman untuk melakukan hubungan seksual. Nah, untuk memastikan keamanan aktivitas ini, sebaiknya Moms berkonsultasi pada dokter kebidanan dan kandungan (Obgin). 

Jika obgin Moms tidak memberikan sinyal lampu kuning atau lampur merah untuk aktivitas bersama Dads ini, berarti kehamilan termasuk berisiko rendah. Dengan demikian, Moms boleh-boleh berhubungan intim seperti biasanya.

Faktanya pula, sebuah  penelitian yang melibatkan 1.483 wanita hamil, menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara Moms hamil yang berhubungan seks dengan yang tidak melakukan hubungan intim, dalam hal merangsang kontraksi persalinan.

Para peneliti juga mencatat bahwa pada kehamilan berisiko rendah, aktivitas hubungan intim juga  tidak akan mengakibatkan kejadian seperti: kelahiran prematur, ketuban pecah dini, atau berat badan lahir rendah.

Jangan lakukan, jika…

Berbeda jika Moms memiliki kondisi kehamilan seperti di bawah ini. Dokter Moms kemungkinan akan menganjurkan Moms  untuk tidak melakukan aktivitas seksual. 

Kondisi kehamilan yang bisa berbahaya bagi kehamilan itu adalah: 

  • Bercak atau pendarahan
  • Serviks tidak kompeten, yaitu ketika serviks lebih pendek dari sekitar 22 milimeter dan Moms berisiko lebih tinggi untuk kelahiran prematur.
  • Vasa previa, yaitu ketika pembuluh tali pusat berjalan terlalu dekat dengan serviks.
  • Plasenta previa, yaitu ketika plasenta menutupi leher rahim.

Juga, jangan berhubungan seks jika air ketuban Moms sudah pecah. Cairan ketuban membentuk penghalang pelindung antara bayi Moms  dan dunia luar. Tanpa air ketuban, Moms lebih berisiko terkena infeksi.

Jika kehamilan Moms menjadi  berisiko tinggi karena alasan lain, seperti Moms hamil anak kembar, maka bicarakan dengan Obgin Moms. Bicarakan kemungkinan untuk melakukan kegiatan seks ini dan cara aman untuk berhubungan intim.

Istirahat panggul

Bila hubungan intim dianggap berbahaya bagi kehamilan, Moms misalnya diminta melakukan pelvic rest atau istirahat panggul. Ini artinya, Moms dan Dads tidak diperbolehkan melakukan hubungan seks dengan penetrasi vagina, karena kehamilan Moms dianggap berisiko tinggi. 

Jangan sedih bila hal ini yang dianjurkan dokter. Kepuasan seksual sesungguhnya tidak harus selalu dengan penetrasi vagina. Banyak cara lain bisa dilakukan. Namun, tetap coba konsultasikan kepada dokter  tentang sejauh mana aktivitas seks tanpa penetrasi boleh dilakukan. 

Baca Juga :Sexs Bisa Buat Induksi