Satu dari 5 anak di Indonesia berusia 5- 12 tahun mengalami kelebihan berat badan, atau dengan kata lain obesitas alias kegemukan. Data dari Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI ini merupakan data yang mengkhawatirkan bagi anak-anak di Indonesia. 

Terlalu banyak waktu menghabiskan waktu dengan menonton TV atau YouTube, atau bermain game komputer atau ponsel,  dan lebih memilih makanan cepat saji dan kurang serat, antara lain penyebab kegemukan pada anak-anak. 

Pada masa pandemi mungkin sedikit kegemukan, masih bisa dimaklumi. Moms dan keluarga memang dianjurkan untuk mobilitas hanya di rumah. Tapi, di saat pembatasan mobilitas dikendorkan, jadikan kesempatan bagi Moms dan keluarga, termasuk si Kecil untuk berolahraga. Bukan hanya bisa menghindarkan kegemukan, tapi terbukti anak yang mencintai olahraga itu sehat secara mental. 

Tentunya mengajak anak olahraga tidak semudah menjentikkan jari. Perlu trik-trik tertentu untuk membangkitkan minatnya berolahraga.

Jadikan sebagai acara Keluarga 

Duh, bagaimana membawa anak berolahraga. Pagi-pagi sudah sibuk menyiapkan sarapan dan bersiap untuk bekerja, dan baru selesai setidaknya menjelang magrib. Kapan waktunya?" keluh Moms. Sementara di akhir pekan, Moms hanya ingin beristirahat dari kepenatan bekerja.

Moms, berolahraga tidak harus pada pagi hari, malam hari juga bisa lho. Pergunakan waktu setelah makan malam untuk mengajak si Kecil berjalan atau bersepeda berkeliling komplek atau taman di dekat rumah. Dapat pula mengajaknya bermain bola. Tentunya pilih taman yang memiliki penerangan cukup ya, Moms. 

Untuk di awal, jangan paksakan melakukan tiap hari. Buatlah satu atau dua minggu sekali. Setelah mereka terbiasa, atau bahkan berinsiatif mengajak Moms, lakukanlah dengan lebih sering.

Satu jam sehari menjauhkan lemak 

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak perlu aktif setidaknya satu jam sehari agar tetap sehat. Apa artinya aktif? Artinya anak bergerak, banyak pilihan bergerak untuk sehat, seperti di bawah ini:  

Lakukan olahraga 30-60 menit setiap hari. Waktunya bisa Moms bagi dalam beberapa sesi agar anak tidak merasa bosan dengan beberapa ragam aktivitas. Misalnya, 10 atau 20 menit di pagi hari bermain bola di taman, dan pada sore hari membantu Moms berkebun. Setelah si Kecil terbiasa bergerak, barulah tingkatkan durasinya.

Yuk, hitung langkah 

Anak-anak zaman now  memahami dan menyukai teknologi. Alat penghitung langkah atau pedometer bisa menjadi cara untuk melatih si Kecil. Dorong ini secara halus untuk ikut persaingan dalam mencatat langkah paling banyak. Moms siapkan hadiah kecil untuk anak yang paling banyak melangkah.  Anak-anak menyukai tantangan, skor, dan hadiah.

Bersiaplah untuk kejutan 

Tidak perlu berinvestasi dalam banyak peralatan mahal, untuk menarik si Kecil berolahraga. Cukup sisihkan uang untuk alat-alat olahraga yang disukai anak-anak, misalnya frisbee, lompat tali, sepatu roda, bola sepak, raket bulu tangkis atau trampolin kecil. 

Jangan keluarkan semua alat olahraga ya, Moms. Keluarkan saja satu-satu, selebihnya simpan di Gudang penyimpanan. Ketika anak-anak mengeluh bosan atau kurang bersemangat untuk satu olahraga, Moms bisa mengajaknya mencoba olahraga yang lain. Semangat si Kecil biasanya bangkit untuk sesuatu yang baru.

Olahraga di alam bebas

Anak-anak menikmati hal-hal baru. Mereka membutuhkan stimulasi konstan untuk membuatnya tetap tertarik. Salah satu caranya adalah mengajak si Kecil untuk berolahraga di alam bebas. Moms bisa mengajaknya berolahraga di fasilitas taman atau area wisata di dekat rumah, misalnya, berenang di kolam renang kompleks atau bermain dan berolahraga di RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak). 

Ingin lebih seru lagi, si Kecil bisa diajak piknik sambil bermain dan olahraga. Lebih seru lagi, jika teman dekatnya atau sepupunya ikut serta. Ia bisa diajak jalan pagi dan piknik di pantai Ancol, atau bersepeda mengelilingi Taman Mini Indonesia Indah, bermain bola di lapangan rumput Kebun Raya Bogor,  menjelajah kebuh teh di Puncak atau hiking di ke Air terjun Cilember,

Ikutkan kelas olahraga

Bukan sekadar membuat olahraga si Kecil menjadi lebin rutin dan di bawah pengawasan pelatih. Kelas olahraga ini memungkinkan anak membangun pertemanan,  kepercayaan diri dan sportivitas. 

Banyak pilihan kelas olahraga untuk anak seperti karate, taekwondo, berenang, silat atau yoga. Libatkan si Kecil dalam memilih kelas. Setelah ia menemukan kelas yang disukainya, mudah-mudahan ia akan berolahraga tanpa menyadarinya, mendapatkan teman baru, dan siapa tahu menorehkan prestasi di bidang olahraga.

Manfaatkan game console

Di masa pandemi yang mengharuskan mobilitas di rumah,  game console bisa menjadi solus anak berolahraga. Ada banyak game yang ditujukan untuk membuat si Kecil bisa aktif, sekaligus menjadi acara yang menyenangkan bagi seluruh keluarga. Platform seperti Nintendo Wii, Xbox 360, PS4, Nintendo Switch memberikan  beberapa jenis game sensor gerak. Dengan teknologi ini, tanpa sadar si Kecil akan berolahraga atau menari .

Utamakan kesenangan, bukan paksaan 

Tidak perlu memberi tahu si Kecil bahwa dia wajib berolahraga. Ajak dan lakukan saja, Moms. Tentunya yang harus diutamakan adalah unsur senang-senangnya ya, Moms. Misal, mengajaknya berlomba saat bersepeda.

Bersabar hingga anak menemukan kecintaannya

Bersabarlah dalam mengenalkan olahraga kepada anak-anak. Si kecil tidak serta merta jatuh cinta dengan olahraga yang Moms kenalkan. Ia bisa jadi hanya pasif saja atau mungkin menolak. Tapi bukan berarti ia tidak suka berolahraga, hanya belum tergerak saja hatinya, Moms. 

Tidak perlu terlalu memaksa si Kecil untuk berolahraga, Moms. Luangkan waktu dan bersabarlah. Sarankan hal-hal baru untuk dilakukan, tawarkan berbagai pilihan, dan dengarkan setiap keberatan yang si Kecil ungkapkan. Kuncinya jangan mengomel ketika ia tampak enggan melakukannya. Bisa jadi ia malas melakukan satu jenis olahraga, tapi menyukai kegiatan yang lain. 

Berikan contoh

Temukan aktivitas yang Moms atau Dads sukai, dan mulailah bergerak. Anak-anak yang melihat orang tuanya berolahraga dan menikmatinya lebih mungkin untuk mengadopsi kebiasaan orang tuanya itu.

Untuk memudahkan si Kecil mencontoh, lakukan aktivitas olahraga yang mudah diikuti anak, seperti berlari, bersepeda, atau bermain bola sepak atau basket. Yang penting lakukan dengan hati gembira bukan dengan wajah terpaksa ya, Moms, he.he.he..