Bersepeda kini menjadi tren gaya hidup baru yang sehat. Banyak manfaat bersepeda bagi anak, seperti membuat anak lebih sehat, melatih kemapuan motorik dan untuk fokus. Seru juga bila anak dapat bersepeda bareng Moms dan Dads, Ini akan menjadi cara untuk memperkuat ikatan dan kebersamaan dalam keluarga.    

Namun,  belajar mengendarai sepeda bukan hal yang mudah bagi anak-anak. Si Kecil mungkin kesulitan menjaga keseimbangan tubuhnya. Ini bisa membuatnya frustasi, atau malah juga membuatnya jatuh. Tak mengherankan, belajar mengendara sepeda pada beberapa anak  bisa membuatnya trauma. Cobalah beberapa cara ini untuk mengajak anak mencintai mengendara sepeda

Jangan mulai di jalan

Trotoar enak menjadi jalur belajar sepeda, tapi trotoar yang berada di sisi jalan ramai. Beruntung bila Moms tinggal di jalan buntu. Area jalanannya pasti sepi lalu Lalang kendaraan lain. Pilihan lain, Moms atau Dads bisa mengajak si Kecil belajar taman atau lahan parkir kosong.  

Jangan gunakan roda tambahan

Roda Latihan yang ditambahkan di samping sepeda adalah cara lama mengajar anak-anak cara mengendarai sepeda. Memang, tetap bisa berhasil, tapi kurang efektif. Anak  menjadi agak lama untuk terbiasa menjaga keseimbangannya. 

Moms, coba turunkan saja tinggi sadel sepedanya, sehingga pesepeda cilik ini dapat duduk tegak dengan kaki langsung menjejak di atas tanah. Tujuannya untuk membantu anak merasa lebih nyaman dan stabil ketika mulai belajar keseimbangan. Setelahnya, ajarkan anak untuk mendorong sepeda dengan kakinya, kemudian mulai meluncur di atas sepeda. Setelah mereka dapat dengan aman menyeimbangkan selama beberapa detik, baru ajarkan untuk mengayuh.

Jangan belikan sepeda yang lebih besar atau super mahal

Pesepeda cilik ini belajar mengayuh sepeda bukan segera untuk memulai bersepeda lintas alam Jadi jangan belikan sepeda awal belajar ini dengan merek yang harganya jutaan atau puluhan juta.  Belilah sepeda yang memenuhi standar keamanan dengan harga terjangkau. 

Kesalahan orang tua yang lain, dengan alasan si Kecil bertumbuh dengan cepat, membelikan sepeda yang lebih besar dari tinggi anak. Toh, nanti sadel bisa diturun naikkan sesuai dengan tinggi anak. Kurang dikit tidak apa-apalah, 3 atau 6 bulan lagi juga anak tambah tinggi, pikir Moms. 

Moms memangnya merasa nyaman jika mengendarai sepeda kebesaran? Moms ada rasa khawatir sulit menjaga keseimbangan bukan? Begitu juga si Kecil. 

Jangan berpegangan pada sepeda dan mendorong atau berlari bersama

Ingat ketika ayah Moms berlari di samping sepeda, bersumpah dia tidak akan pernah melepaskan  dan kemudian memberi tiba-tiba memberi dorongan agar  Moms bisa meluncur? Moms jadi menjerit bukan? Moms merasa terkhinati dengan tindakan itu.

Jangan lakukan ya kepada si Kecil. Cara tersebut tidak membuat si Kecil lebih cepat menguasai sepedanya, malah mungkin berisiko baginya.  Kecepatan berlari dari Moms atau Dad cenderung menggoyahkan sepeda dan melawan teknik keseimbangan yang sudah dipelajari calon pesepeda baru ini. Biarkan anak membangun momentum melalui mengayuh dan mengatur ritme kayuhan pedalnya sendiri.

Jangan menekan untuk pergi terlalu cepat atau terlalu jauh

Wow, dalam dua minggu si Kecil sudah berhasil mengayuh sepeda. Moms jadi bersemangat. Moms langsung berencana mengajak si Kecil bersepeda bareng ke Monas, yang berjarak hampir10 km dari rumah.

Itu langkah yang besar. Biarkan anak berlatih sebentar dengan kecepatannya sendiri. Biarkan anak belajar mengelilingi perlahan area taman atau lahan yang kosong dekat rumah. Jangan terburu-buru mendorong mereka untuk berkendara di jalan atau menempuh jarak lebih jauh dari yang mereka siap.

Jangan memaksakan tujuan dan agenda orang tuas kepada anak

Hampir mirip seperti di atas, tetapi ini lebih berkaitan dengan tujuan akhir. Setelah Moms dan Dads  berhasil menciptakan  sepeda cilik mengayuh sepedanya dengan lancar, jangan menganggap acara bersepeda selanjutnya menjadi perjalanan pelatihan menciptakan Lance Armstrong baru. 

Moms dan Dads mungkin  jatuh cinta menjadikan bersepeda sebagai gaya hidup. Moms  berdua juga senang mengikuti touring bersepeda setidanya sebulan sekali.  Moms rasanya tak sabar si Kecil mengikuti jejak orangtuanya. Stop! Cita-cita boleh saja. Tapi jangan memaksakan si Kecil.  Jangan sampai membuat si Kecil tertekan untuk harus maju ke tingkat berikutnya

Nikmati saja pelajarannya apa adanya: kesempatan untuk meneruskan keterampilan baru dan menghabiskan sedikit waktu bersama di atas sepeda.

Jangan marah-marah

Tak semua anak bisa dengan cepat belajar bersepeda. Lelah sekali rasanya harus menuntun si Kecil menjaga keseimbangan. Ini punggung Moms sudah serasa patah, keringat pun bercucuran, eh,  si Kecil gagal  lagi dan gagal mengayuh dengan baik. Sabar dan jangan memarahi anak. Muka Moms atau Dads yang tampak bahagia saat mengajarnya belajar bersepeda merupakan kebahagian bagi anak. 

Motivasi diri sendiri dan anak tentunya. Setelah belajar sepeda akan diakhiri dengan makan es krim  beli roti, atau mie ayam favorit di area tempat tinggal. Moms bahagia, si Kecil pun makin berbahagia.