Menjalin hubungan baik dengan dokter si Kecil perlu lho, Moms. Bila ada situasi yang cukup darurat, seperti si Kecil yang menderita asma tiba-tiba merasa agak sesak di malam hari, atau mendadak panas tinggi, Moms bisa segera mendapatkan saran pertolongan pertama. 

Sebenarnya, bukan hanya terbatas pada dokternya si Kecil, Moms. Kepada setiap dokter yang merawat Moms dan keluarga sebaiknya memang dijaga relasi yang baik. 

Hubungan baik dengan dokter ini bukan saja sangat berguna di saat darurat. Menurut penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan diterbitkan di jurnal PLOS One, hubungan baik dokter-pasien akan  meningkatkan kesehatan pasien itu sendiri.  

Hubungan yang baik itu bukan berarti Moms harus  memberikan hadiah atau terus memuji dokter Moms. Hubungan baik lebih kepada membuat komunikasi dua arah antara pasien dengan dokternya. Dalam rangka Hari Dokter Nasional, beberapa cara berikut bisa dilakukan untuk menjalin hubungan dengan orang yang paling penting dalam menunjang kesehatan Moms dan keluarga: 

1. Siapkan diri pada setiap janji kontrol ke dokter

Bukan hanya harus tepat waktu, Moms juga persiapkan diri  dengan catatan untuk hal-hal berikut:

2. Prioritaskan masalah

Memang benar bahwa memang sulit untuk berlama-lama dalam konsultasi dengan dokter. Tapi, setidaknya sewaktu kontrol itu Moms mendapatkan solusi untuk masalah kesehatan yang paling menyiksa atau mengganggu Moms. 

Buatlah skala prioritas untuk masalah penyakit ini. Jadi, sewaktu kontrol, Moms utamakan pembicaraan masalah penyakit yang urgent ini. Untuk masalah kesehatan lainnya, jika waktu tidak memungkinkan, bisa Moms minta janji bertemu tambahan.  

3. Ungkapkan juga kekhawatiran 

Untuk menangani penyakit bisa jadi dokter Moms segera menjadwalkan untuk operasi atau tindakan besar lainnya, seperti kemoterapi atau radiasi lainnya. Sebagai pasien, Moms boleh saja mengungkapkan kekhawatiran tentang terapi yang disarankan, tentang nilai pentingnya terapi tersebut, atau apa saja yang perlu dipersiapkan dalam menjalaninya. Termasuk kesulitan yang saat ini dihadapi, misalnya soal pembiayaan atau soal kondisi Moms yang masih punya anak batita dan tidak ada yang mengawasi. 

Jangan khawatir dokter akan marah atas kekhawatiran itu. Seorang dokter harusnya terlatih untuk menghadapi berbagai kondisi pasien, dan mencoba menbantu mencari solusi terbaik. 

4. Tinggalkan ruang dokter dengan informasi yang dibutuhkan

Jangan malu, takut dianggap bodoh atau khawatir akan dimarahi dokter bila Moms bertanya soal obat, cara minum obat atau terapi lainnya yang dianjurkan dokter. Rasa sakit akibat gangguan kesehatan itu Moms yang menanggung. Jadi, Moms perlu tahu detail tentang tujuan obat/terapi, kemungkinan efek samping dan cara terbaik melakukannya.   

5. Buat catatan kontrol atau terapi 

Seringkali ada banyak informasi yang harus diserap selama janji dengan dokter, terutama jika Moms atau anggota keluarga terdiagnosa penyakit yang membahayakan kesehatan, bahkan jiwa. Jadi, ajaklah Dads, anggota keluarga atau teman untuk mendampingi dan membantu mencatat informasi ini. 

 6. Tanyakan kemungkinan menghubungi di luar jam kontrol 

Jangan berkecil hati, jika Moms tidak diberikan kontak pribadi. Setiap dokter akan memiliki preferensi yang berbeda.  Meski demikian, tetap penting bagi Moms untuk bertanya tentang kemungkinan menghubungi jika terjadi kegawatan medis. Walaupun bukan nomor kontak pribadi, Moms mungkin diberikan kontak asistennya, atau telepon rumah sakit  yang lengkap dengan ekstension untuk menangani kegawatan. 

7. Beritahu jika berkonsultasi ke dokter lain

Baik itu spesialis, situasi perawatan darurat, pastikan dokter utama mengetahui tentang perawatan medis lain yang telah diterima. Hal ini agar pengobatan tetap berjalan similar.

8. Sampaikan jika terapi yang diberikan tidak/kurang berhasil

Kebanyakan pasien lebih memilih berpindah dokter daripada memberitahu dokter bahwa terapi atau pengobatan yang dilakukan tidak/kurang berhasil. Namun, ternyata para dokter menilai lebih pasien menyampaikan ‘kebenaran pahit’ ini, sehingga diupayakan cara lain untuk memperbaikinya. Tentu penyampaian Moms dengan bahasa yang sopan, tidak menghakimi.

9. Cari dokter lain

Jika masalah terapi sudah diungkapkan, dan ternyata tak ada perubahan, setiap pasien  bebas untuk mendapatkan penanganan dari dokter lainnya. Penyembuhan penyakit itu juga menbutuhkan keyakinan dan kepercayaan terhadap orang yang menanganinya. 

Jadi, jika Moms memiliki keraguan tentang kompetensi klinis dokter, atau Moms merasa tidak memiliki hubungan yang baik, carilah dokter di tempat lain.

Baca Juga :8 Tips Memilih Dokter Kandungan