Moms sering melihat si Kecil berbicara sendiri? Bisa jadi dia sedang berbicara dengan teman imajinernya. 

Moms jangan takut dulu, teman imajinasi ini bukan hantu ya, Moms. Menurut Susan Newman, psikolog sosial dan penulis The Case for the Only Child: Your Essential Guide, hal ini disebabkan oleh kemampuan imajinasi anak mulai berkembang saat usianya 2,5 – 3 tahun.

Anak-anak secara alami bersifat imajinatif. Melatih imajinasi mereka memiliki manfaat untuk kesehatan emosional dan mental mereka. 

Ketika anak merasa kesepian atau bosan, bermain bersama teman imajinernya dapat membantu. Terkadang, teman imajiner inilah yang mengisi “kekosongan” pada anak yang tidak dimiliki teman bermain lainnya. Selain itu, anak yang memiliki sedikit teman juga cenderung memiliki teman imajiner.

Moms tidak perlu khawatir jika si Kecil memiliki teman imajiner, sebab menurut Dr. Newman, sebagian besar anak sadar bahwa “teman”-nya ini tidak nyata. Menurut Dr. Marhkam, penulis Peaceful Parent, Happy Kids, memiliki teman imajiner saat kecil juga tidak terkait dengan masalah kesehatan mental anak.

Penelitian menunjukkan terdapat manfaat teman imajiner bagi perkembangan anak, yaitu:

Memiliki kesadaran sosial (social aware) yang lebih

Kesadaran sosial adalah kemampuan si Kecil dalam menganalisa dan menggunakan informasi dari peristiwa sosial, yang di kemudian hari mampu menyadari hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Jika anak memiliki kesadaran sosial, ia cenderung bersifat lebih empati pada orang lain, Moms, dan menghargai perspektif orang lain yang berbeda dengannya.

Menilai kepribadian dan pikiran dibanding penampilan

Penelitian lain menemukan bahwa anak dengan teman imajiner lebih tertarik pada pikiran orang lain dibanding penampilannya. Hal ini ia tunjukkan saat menceritakan temannya di sekolah, si Kecil cenderung mendeskripsikan kepribadian dan pemikiran temannya ini dibanding penampilannya.

Baca Juga : Kenali Trauma pada Anak

Lebih kreatif

Teman imajiner anak berkaitan erat dengan kemampuan berimajinasinya, sehingga anak-anak dengan teman imajiner cenderung lebih kreatif saat dewasa. 

Teman imajiner membantu anak memenuhi tiga kebutuhan psikologis dasar, yaitu kompetensi, hubungan, dan otonomi. Si Kecil merasa berkompeten ketika memimpin teman imajinernya yang biasanya tidak lebih pintar darinya. Walau tidak nyata, cara anak berhubungan dengan teman imajiner sama dengan berhubungan dengan teman yang nyata. Pada aspek otonomi, keberadaan teman imajiner memberikan si Kecil otonomi atau kendali.

Sebagai orang tua, yang Moms lakukan jika si Kecil memiliki teman imajiner adalah membiarkan dan menghormati si Kecil dan temannya ini.  Usahakan untuk tidak mengganggu dunia Si Kecil, Moms, misalnya dengan terlalu banyak bertanya kecuali jika diizinkan oleh anak.

Penting bagi anak untuk tetap memegang kendali atas fantasinya. Jika Moms terlalu banyak campur tangan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada anak karena dunianya “diganggu.”

Namun, perlu Moms perhatikan pula tanda-tanda masalah dari keberadaan teman imajinernya, seperti anak berperilaku buruk dan malah menyalahkan temannya, serta menganggap temannya ini nyata, sehingga sering menolak bersosialisasi dengan teman yang lain. Jika ini terjadi, konsultasikan pada psikolog anak atau ahlinya ya, Moms.

Baca Juga : Kenali Depresi pada Anak