Kian hari Moms perhatikan si Kecil yang sudah masuk usia sekolah ini bertambah terus bobot tubuhnya. Kegemukan yang menjurus obesitas sudah di ambang pintu nih, Moms. Si kecil pun jadi kurang aktif dalam pergaulan bersama teman-temannya akibat masalah kegemukan ini. 

Buang jauh-jauh pikiran bahwa anak yang gemuk itu menggemaskan, Moms. Itu adalah alarm bahaya yang bisa berdampak cukup serius pada kesehatannya kelak. 

Lakukan ini untuk menekan laju pertambahan berat badan si Kecil: 

Hindari menyalahkan

Si Kecil  dapat menambah berat badan karena beberapa alasan di luar kendali dirinya atau perilaku individu. Seringkali kegemukan ini  karena penyebab yang kompleks, Moms. 

Anak-anak yang berjuang dengan berat badan sering mengalami stigma dan bully atau perundungan. Jadi,  sangat penting untuk menghindari menyalahkan anak Moms atas kegemukan dirinya. Lebih baik Moms mencoba memahami masalah mendasar yang mendorong penambahan berat badannya. Pemahaman ini juga membantu Moms memberikan dukungan tepat kepada anak.

Untuk Moms ketahui, berat badan seorang anak  dapat dipengaruhi oleh interaksi antara genetika, kebiasaan makannya dan oleh lingkungannya. Kenaikan berat badan dapat terjadi ketika seorang anak makan, bermain dan belajar di lingkungan yang mendorongnya beraktivitas fisik tingkat rendah, dan konsumsi makanan yang tinggi lemak dan gula. 

Selain itu, anak-anak terkadang melakukan kebiasaan makan yang tidak sehat untuk melawan stres, kebosanan atau untuk menghibur diri sendiri ketika merasa cemas atau sedih.

Bicarakan tanpa penilaian

Penting agar si Kecil mengetahui bahwa Moms dan Dads akan selalu ada untuk dirinya.  Moms dan Dads sebagai orang tua akan selalu bersedia untuk mendengarkan kekhawatiran atau kekhawatirannya, tanpa menghakimi.

Sebagai orang tua, cobalah untuk menahan diri dalam menggunakan bahasa yang menstigmatisasi atau membuat komentar negatif tentang tubuh orang, termasuk tubuh Moms sendiri. Ini bisa berbahaya bagi harga diri anak, dan justru membuat dirinya merasa tidak nyaman untuk membuka diri kepada Moms.

Buatlah pembicaraan ini dengan bahasa yang  ‘memanusiakan’ mereka yang berurusan dengan kelebihan berat badan dan obesitas, daripada mengecam kondisi mereka. Misalnya: "Orang yang hidup dengan kelebihan berat badan (BUKAN orang yang kelebihan berat badan)."

Dorong dialog terbuka. Pancing anak untuk berbagi pemikiran dan perasaan dirinya tentang citra tubuh.  Jika si Kecil berkomentar negatif tentang berat badannya, coba pelajari hal-hal yang melatarbelakanginya. 

Dengarkan baik-baik dan jangan mengabaikan atau meremehkan kekhawatiran dirinya. Jika ternyata ada anak lain atau orang dewasa yang menindas anak yang dapat terjadi baik secara online maupun secara langsung-- hadapi situasi tersebut secara terbuka dan sesegera mungkin.

Dorong harga diri dan kualitas pujian di area lain yang dikuasai anak yang tidak terkait dengan berat badannya. Misalnya: "Mama bangga dengan betapa kerasnya Kakak belajar untuk ujian itu," atau "Mama suka betapa baiknya Kakak kepada adik laki-lakimu."

Percakapan yang sehat

Pada era serba online ini penting bagi Moms untuk tetap waspada terhadap ancaman bagi kesehatan mental dan kenyamanan si Kecil berkaitan dengan kepercayaan diri dan masalah citra tubuh dirinya. Postingan di media sosial yang menstereotipkan berat badan atau mendorong gangguan makan, hingga paparan pemasaran terus-menerus dari makanan cepat saji yang tidak sehat, bisa mengganggu anak.

Untuk itu, Moms perlu meluangkan waktu untuk mengetahui pemahaman anak terhadap perilaku hidup dan citra diri yang sehat. Coba ungkapan bahwa Moms memahami makan makanan yang sehat dan mempertahankan berat badan itu tidak mudah. Tapi yakinkan dirinya untuk tidak menyerah. Paparkan manfaat kesehatan dengan berat tubuh yang normal. Tentunya dengan bahasa yang mudah dimengerti anak, ya, Moms..

Fokus pada perilaku sehat

Fokuslah pada "kesehatan dan tujuan yang sehat" daripada penurunan berat badan. Perilaku makan sehat dan aktivitas fisik tidak mungkin terjadi dalam waktu semalam. Dibutuhkan waktu, usaha dan ketekunan dari Moms dan anak untuk membuat perubahan yang bertahan lama.

Perubahan ini lakukan saja secara bertahap dan melibatkan semua keluarga. Moms dan Dads menjadi contoh terbaik perilaku yang sehat. Moms memilih makanan bergizi lengkap seperti buah-buahan dan sayuran segar, mendorong aktivitas fisik, tingkatkan tidur yang cukup, dan menghindari pembicaraan negatif tentang berat badan Moms  atau Dads  maupun  orang lain.

Buat si Kecil memimpin kebiasaan yang sehat ini. Moms bisa mengajak si Kecil untuk bersama-sama memilih dan membeli bahan makanan yang sehat, mempelajari nutrisi yang dibutuhkan dan mendiskusikan alasan dibalik  makanan tertentu merupakan pilihan yang lebih baik daripada yang lain. 

Sebisa mungkin cegah anak mengonsumsi makanan dan minuman yang hasil proses, olahan yang tinggi garam, gula dan lemak. Cuma pencegahan itu terkadang menjadi boomerang ya, Moms. Larangan ini juga dapat meningkatkan keinginan si kecil untuk makan lebih banyak lagi 

Sebagian besar makanan ringan yang disukai  anak itu, mengandugn gula dan garam yang tinggi. Makanan semacam ini tidak memberi kenyang lebih lama

Sebagai gantinya, sediakan makanan ringan yang sehat dan mengenyangkan seperti buah, stik sayur, dan yoghurt tawar. Dorong pula agar anak banyak minum air putih dan  meminimalkan minuman manis, Jangan stok makanan dan minuman yang tinggi gula dan garam di rumah.

Nikmati waktu makan bersama

Buat acara makan bersama keluarga secara rutin. Di saat makan bersama ini juga menjadi waktu yang tepat untuk berbicara tentang makanan sehat. Berikan porsi seukuran anak, dan biarkan ia meminta lebih banyak makanan jika memang masih lapar. Menetapkan waktu makan dan waktu kudapan juga membantu mengajari si Kecil bahwa ada waktu yang ditentukan untuk makan 

Temukan kegembiraan dalam gerakan

Dorong bermain di luar ruangan dan aktif bersama sebagai sebuah keluarga ya, Moms. Dari usia 3 tahun ke atas, anak-anak harus aktif setidaknya selama satu jam setiap hari, tetapi ini dapat dipecah menjadi periode singkat 15 hingga 20 menit. 

Untuk anak-anak yang lebih kecil, coba mainkan permainan mengejar seperti permainan benteng atau bola. Untuk anak yang lebih besar, ajaklah  jalan-jalan bersama keluarga atau cobalah olahraga baru bersama-sama. Jika memungkinkan, pilih jalan kaki dan bersepeda daripada bepergian dengan mobil atau transportasi. Dorong anak untuk ikut klub olahraga di sekolah atau di lingkuangan. Ini akan membuat aktivitas fisik lebih menyenangkan, sambil membangun pertemanan.

Kesehatan, bukan turunkan berat badan yang menjadi tujuan

Hindarkan menjadikan berat badan sebagai satu-satunya fokus dalam proses ini. Moms lebih baik menekankan manfaat makan sehat dan perilaku aktif bagi seluruh keluarga. Ini akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil hingga dewasa, meningkatkan kekuatan emosionalnya, dan mencegah anak terjebak dalam masalah diet yang salah.

Jika Moms khawatir dengan berat badan si Kecil, pertimbangkan juga untuk dokter anak atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan  tepat untuk gizi dan aktivitas yang mendorong si Kecil menurunkan berat badannya.

Baca Juga :Anak Berat Badan Kurang? Begini Cara Meningkatkan Berat Badannya