Selama pandemi COVID-19, kehidupan keluarga telah  banyak terganggu akibat PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Akibat PPKM mengharuskan beberapa pekerjaan dilakukan secara daring di rumah, begitu pun pembelajaran. Sekolah ditutup, anak-anak belajar secara daring. 

Namun, beberapa minggu ini, PPKM dilonggarkan, Moms. Sejumlah kantor dan sekolah membuka kembali aktivitasnya dengan terbatas. Moms dan Dads yang sehari-hari bersama terus di rumah, akan kembali masuk bekerja. Dari pagi hingga jelang malam. Si Kecil ada yang masuk sekolah kembali. Semua perubahan ini membutuhkan penyesuaian diri bagi anak. 

Timbul kecemasan berpisah

Adanya pelonggaran PPKM membuat Moms yang bekerja kembali masuk kantor. Yang tadinya full daring kini bisa 2 atau 3 kali seminggu ke kantor, atau bisa jadi jadi sepenuhnya kembali full bekerja. Si Kecil yang tadinya sekolah online, juga kembali ke sekolah. Untuk beberapa kali dalam seminggu. 

Kecemasan akan perpisahan mungkin muncul sebagai tangisan  dan  anak menolak untuk melepaskan pelukannya dari Moms saat ditinggalkan. Bagaimanapun ini situasi baru bagi mereka.

Kecemasan berpisah ini terjadi terutama pada  si Kecil yang berusia antara usia 6 bulan dan 3 tahun.  Stres dan ketidakpastian pandemi COVID-19 membuat perilaku seperti itu terkadang terlihat pula pada anak yang lebih besar.

Moms akan melihat kecemasan ini saat mengantarkan si Kecil ke sekolah atau meninggalkan anak dengan pengasuhnya di rumah. Anak-anak yang lebih besar mungkin mengalami waktu yang lebih sulit selama putus sekolah, juga merasa khawatir bahwa mereka mungkin tidak aman karena COVID-19.

Cara membantu anak merasa aman bertransisi kembali ke rutinitas lama

Membantu transisi si Kecil untuk kembali ke sekolah, dan atau melepas Moms kembali bekerja, merupakan proses yang membutuhkan waktu dan perencanaan. Untuk membuat perpisahan tidak terlalu sulit bagi si kecil, cobalah beberapa tips berikut:

Tanggapi kekhawatiran si Kecil dengan serius dan bicarakan tentang kekhawatiran dirinya. Dengan anak-anak yang lebih kecil, Moms dapat mencoba bermain akting. Misalnya drama saat Moms pergi, bekerja dan kembali ke rumah. Buat gambar jam untuk menunjukkan waktu pergi dan kembali. Atau biarkan si Kecil menggambarkan step by step tentang Moms yang harus bekerja, termasuk waktu yang diinginkan agar Moms segera kembali.

Pelajari aturan baru untuk kembali ke sekolah dan bahas bersama si Kecil. Tanyakan kepada anak  bagaimana perasaan mereka tentang kembali ke sekolah. Pastikan pula Moms memberi tahu guru mereka jika si Kecil memiliki kekhawatiran yang signifikan.

Ingatlah bahwa anak-anak menangkap isyarat perilaku orang dewasa. Untuk membantu anak merasa tetap santai dan aman, menjadikan diri Moms contoh perilaku tenang itu sendiri adalah penting.

Agar perpisahan tidak menjadi sulit bagi anak yang lebih besar, cobalah step by step berikut ini:

  1. Jadikan selamat tinggal secara positif.
  2. Katakan bahwa Moms akan pergi.
  3. Buat penjelasan mengapa Moms perlu meninggalkan anak secara jelas dan singkat.
  4. Ingatkan si Kecil bahwa Moms akan kembali untuk dirinya.
  5. Jangan ragu-ragu saat pergi.
  6. Jangan kembali sampai waktu yang direncanakan.
  7. Ikuti rutinitas yang sama setiap kali Moms meninggalkan atau mengantar si Kecil.

Cara cek kesiapan anak

Jadilah proaktif tetapi tetap tenang. Anak-anak sering mengambil isyarat emosional mereka dari orang dewasa yang menurutnya penting dalam hidup mereka, seperti dari orangtuanya.  Jadi,  penting bagi Moms dan Dads untuk mendengarkan kekhawatiran anak, berbicara dengan lembut dan menyakinkannya semuanya akan baik-baik saja. 

Bersiaplah bahwa emosi si Kecil dapat berubah. Dan biarkan mereka tahu bahwa perubahan itu wajar saja, dan mereka bisa mengungkapkannya.

Untuk cek kesiapan anak itu banyak yang tergantung kepada si Kecil sendiri. Jika anak Moms tipe introvert, Moms mungkin perlu memancingnya untuk lewat bertanya, seperti menanyakan kabarnya hari ini? Atau bagaimana ia mengikuti pelajaran di sekolah di hari itu. 

Sementara untuk si Kecil yang lebih terbuka, mungkin, tanpa ditanya pun akan membuka dulu perasaannya tentang kegiatan sekolah atau di rumah hari itu. Nah, di sini Moms perlu menanggapi dengan antusias, bukan sambil lalu. 

Moms yang paling mengenal anak Moms, dan yang paling penting adalah mengelola percakapan ini dengan penuh kasih sayang dan pengertian. Selamat mencoba ya, Moms.

Baca Juga : Cegah Anak Terpapar COVID-19, Lindungi dengan Cara Ini