Anak lebih senang makan junkfood dibandingkan makanan sehat? Coba siasati dengan trik berikut. 

Membatasi anak makan junk food memang tidak mudah, apalagi jika lidah anak sudah terbiasa dengan makanan tersebut. Kecenderungan anak menyukai junkfood lantaran makanan tersebut lebih menarik secara tampilan dan memiliki rasa yang cukup kuat pada lidah anak-anak, sehingga menu makanan sehat dan bergizi pun seperti buah dan sayur, kalah pamor. 

Bahaya junkfood 

Di balik rasanya yang enak, menggugah selera dan praktis, mengonsumsi junkfood dapat bersifat adiktif (menyebabkan kecanduan) pada anak yang meningkatkan risiko mengalami obesitas, penyakit kronis, kurang percaya diri bahkan depresi, termasuk mempengaruhi aktivitas dan kinerja anak di sekolah dan luar sekolah. 

Menurut riset oleh Women’s and Children’s Health Network di Amerika, diet sangat mempengaruhi kebiasaan belajar anak. Junkfood dan makanan dengan kandungan gula yang tinggi mengakibatkan penurunan tingkat energi dan kemampuan berkonsentrasi lebih cepat dari yang seharusnya. Padahal, energi dan fokus kemampuan berkonsentrasi sangat penting bagi anak-anak usia sekolah. 

Berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh Nature Neuroscience pada 2010, makanan tinggi kalori bersifat adiktif, menyebabkan anak – anak yang mengonsumsi junkfood memiliki masalah dalam pola makannya. Mereka cenderung menyukai makanan dengan jumlah kalori, lemak, karbohidrat serta gula tambahan yang tinggi. Selain itu juga menyebabkan kurangnya konsumsi serat, susu, buah dan sayur. Kondisi ini menyebabkan risiko mengalami obesitas. 

Ubah kebiasaan 

Mengubah kebiasaan makan anak yang menggemari junkfood memang tidak mudah, tapi bisa Anda coba trik berikut:

Usahakan untuk konsisten memberikan anak menu makanan sehat sejak dini. Dengan demikian Anda membangun kebiasaan untuk tidak mengonsumsi makanan olahan semacam junkfood pada anak.