Alergi susu sapi merupakan jenis alergi yang paling banyak dialami oleh bayi dan anak. Sekitar 2-3% anak di bawah usia 3 tahun memiliki alergi susu sapi.

Di Indonesia sendiri, kasus alergi susu sapi pada bayi cukup tinggi. Penelitian yang pernah dilakukan di Poli Alergi Imunologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), menemukan 10,3 pasien alergi memiliki alergi susu sapi.

Padahal, kandungan nutrisi yang terdapat di dalam susu sapi, seperti protein, lipid, karbohidirat (laktosa), garam mineral (kaslium, fosfor, kalium, magnesium, natrium) dan vitamin (terutama B1, B2, B6, retinol, karoten, tokoferol) serta air, sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi dan anak.

Gejala alergi

Alergi susu sapi pada bayi dan anak terjadi akibat dari respons sistem imun yang tidak normal atau bahasa sederhananya, bereaksi berlebihan terhadap protein susu sapi (whey dan kasein).

Sebagian besar, reaksi alergi muncul dengan segera setelah paparan, minimal kurang dari 2 jam setelah bayi minum susu.

Beberapa gejala yang biasa muncul akibat alergi susu sapi di antaranya adalah muntah, diare, dan kolik.

Namun, untuk memastikan apakah si Kecil memiliki alergi susu sapi atau tidak, Moms bisa konsultasikan pada dokter. Atau Moms bisa cek di  Allergy Symptom Checker. Hanya dengan menjawab 2 pertanyaan, Moms sudah bisa mendapatkan indikasi jenis alergi si Kecil dengan hasil yang terverikasi Expert.

Terapi alergi susu sapi

Dengan mengetahui jenis alergi si Kecil, tentunya akan memudahkan Moms untuk melakukan eliminasi yang menjadi pemicu alergi. Karena prinsip utama terapi untuk alergi, terutama untuk alergi susu sapi adalah menghindari segala bentuk susu sapi, tetapi Moms harus tetap memberikan nutrisi yang seimbang untuk tumbuh kembang si Kecil.

Bagaimana caranya? Moms tidak perlu khawatir. Bila bayi masih ASI eksklusif, Moms  bisa melanjutkan pemberian ASI dengan menghindari protein susu sapi dan produk turunannya pada makanan sehari-hari.

Moms juga bisa tetap mendapatkan manfaat susu sapi meski si Kecil alergi susu sapi, dengan memberikan formula hipoalergenik, yaitu susu yang tidak menimbulkan reaksi alergi.

Nah, formula yang memenuhi kriteria tersebut adalah susu terhidrolisat ekstensif dan susu formula asam amino. Kedua jenis susu tersebut berbahan dasar susu sapi, sehingga si Kecil tetap  mendapatkan manfaat susu sapi tanpa khawatir memicu reaksi alergi. Lantas apa yang membedakan keduanya?

Formula terhidrolisat ekstensif (eHF)

Formula ini berbasis susu sapi namun proteinnya telah dipecah menjadi partikel kecil sehingga tubuh tidak mengenali itu sebagai protein berbahaya. Mayoritas bayi dan anak-anak dengan alergi protein susu sapi mentolerir formula terhidrolisat ekstensif.

Susu terhidrolisat ekstensif dianjurkan pada alergi susu sapi dengan gejala klinis ringan atau sedang.

Formula berbasis asam amino

Apabila pencernaan bayi dan anak tetap tidak bisa menerima formula  eHF, maka kemungkinan dokter akan menyarankan pemberian formula berbasis asam amino.

Formula asam amino (AAF) dibuat dari asam amino,  non alergen 100%, jadi sangat aman untuk si Kecil dengan alergi, terutama alergi  protein susu sapi.

Pasalnya, protein whey (protein dalam susu sapi yang biasanya memicu alergi) di dalam susu amino telah diurai dengan sempurna menjadi non alergen 100%, sehingga tidak akan memicu reaksi alergi. 

Karena itu. formula asam amino menjadi rujukan atau pengobatan lini pertama pada bayi dan anak dengan alergi protein susu sapi, terutama jika gejalanya parah.

Pemberian formula asam amino pada bayi dengan alergi protein susu sapi yang sangat sensitif terbukti akan mengurangi gejala alergi disertai dengan kenaikan berat badan.

Formula asam amino dan formula terhidrolisat ekstensif diberikan sampai usia bayi 9 atau 12 bulan, atau paling tidak selama 6 bulan. Setelah itu, dilakukan tes alergi lagi. Bila gejala tidak muncul kembali, berarti anak sudah toleran dan susu sapi dapat dicoba diberikan kembali. Bila gejala alergi masih muncul, pemberian formula asam amino dan formula terhidrolisat dilanjutkan kembali selama 6 bulan.

Konsultasikan terlebih dahulu pada dokter, ya Moms,  dalam memilih formula berbahan dasar susu sapi yang terhidrolisa untuk pemenuhan nutrisi si Kecil yang alergi.

Formula terhidrolisat sebagian (Partial Hydrolyzed Formula)

Untuk pencegahan alergi, formula yang proteinnya terhidrolisat atau dipecah sebagian ini juga bisa menjadi pilihan Moms. 

Dengan mengetahui gejala alergi susu sapi pada bayi dan anak, beserta terapinya, Moms bisa melakukan pencegahan sejak dini.