Hubungan kakak beradik yang sehat memiliki dampak positif yang besar,  termasuk dapat mencegah  perundungan atau bullying

Hubungan antar-saudara kandung memang tak selalu manis. Terkadang penuh dengan rasa frustasi, kecemburuan, dan persaingan. Namun, di sisi lain hubungan antara kakak-adik juga paling kuat dan paling setia dalam hidup seseorang. 

Penelitian menunjukkan bahwa ikatan saudara yang baik dan sehat- ditandai dengan kehangatan, kedekatan, dan dukungan, dapat berperan dalam membantu anak mengatasi dan menyembuhkan pengalaman dibully.

Baca Juga : Stop Bullying, Ajari Anak Cara Melindungi Diri

Seperti hubungan manusia lainnya, hubungan antar-saudara kandung juga sangat bervariasi, Moms, ada yang sangat dekat, biasa saja, hingga tidak akrab satu sama lain. Meski demikian, hubungan tersebut bisa membantu dan melindungi anak dari dampak bullying yang berkepanjangan. Simak bagaimana hubungan kakak-adik yang sehat memengaruhi cara anak mengatasi bullying berikut:

1. Mengajarkan anak cara berinteraksi dengan orang lain

Pada anak yang masih kecil, berinteraksi rutin dengan kakak atau adiknya menjadi sarana untuk belajar bagaimana berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Melalui saudara, anak menemukan cara berbicara dengan orang lain, mengatasi perselisihan, berkompromi saat dibutuhkan, bernegosiasi, dan mengatur emosi dengan cara yang diterima secara sosial. Si Kecil juga belajar bagaimana menghadapi situasi sulit. Semua interaksi ini tidak hanya mempersiapkan anak menghadapi kehidupan di luar, tetapi juga membekalinya dengan keterampilan sosial dan membuatnya percaya diri. Anak-anak yang percaya diri dan berpengalaman menghadapi situasi sulit cenderung tidak takut menghadapi pem-bully.

Baca Juga : Tip Pupuk Rasa Percaya Diri Pada Anak

2. Mengajarkan anak tidak egois

Ketika anak tumbuh bersama saudara kandung, ia belajar untuk berbagi, yang tentu saja membutuhkan komunikasi dan kompromi. Sifat ini membuat si Kecil lebih mudah menghadapi berbagai situasi sosial, sehingga menekan kemungkinan ia terlibat dalam kasus bullying, ia akan bernegosiasi dan berkompromi dengan teman-temannya, alih-alih menuntut dan manipulatif.

3. Memberikan anak dukungan

Jika anak pernah menjadi target bullying atau perundungan di sekolah, ikatan saudara yang kuat dapat membantu anak menyembuhkan diri dari trauma tersebut. Dukungan dari keluarga, termasuk saudara ini juga penting hingga anak dewasa. Selain itu, pengalaman yang tidak menyenangkan, seperti musibah, perceraian, atau kematian membuat ikatan saudara semakin kuat.

4. Memberikan anak masukan yang jujur

Anak dapat mengandalkan saudaranya untuk meminta masukan yang jujur tentang apa pun. Tak jarang, saudara dapat mendeteksi tanda-tanda bahaya dalam pertemanan anak. Pada usia yang lebih tua, seorang kakak dapat memberikan nasehat pada adiknya berdasarkan pengalaman. Hal ini dapat menghindarkan anak dari kemungkinan ter-bully.

5. Anak merasa didukung dan dicintai tanpa syarat

Bagi anak, tidak ada yang lebih buruk dibanding menjadi korban perundungan. Namun, ketika ia merasa didukung oleh saudaranya, ia merasa terbantu dalam mengatasi trauma akibat bullying. Anak juga merasa lebih percaya diri sehingga apa pun yang dikatakan pem-bully terhadapnya, tidak akan membuat anak kecil hati. Penelitian menunjukkan 89 persen orang merasakan emosi positif setelah berkomunikasi dengan saudara kandungnya tentang pengalaman bullying-nya

Hubungan saudara yang sehat memang berdampak positif pada kehidupan anak secara keseluruhan. Sayangnya,  banyak juga hubungan kakak- adik  yang tidak akur satu sama lain, bahkan penuh dengan konflik dan persaingan yang berlebihan. Hubungan saudara seperti ini malah berujung mengganggu perkembangan anak.

Untuk memperkuat hubungan anak-anak, Moms dapat memulainya sedini mungkin. Sebaiknya jelaskan pada anak bahwa penindasan, agresi fisik, dan bullying verbal adalah hal yang tidak dapat diterima. Selain itu, memelihara hubungan baik dengan kakak atau adik dan membiasakan anak untuk berkompromi dan bekerja sebagai tim. Terlebih, hubungan saudara berlangsung lebih lama dibanding hubungan lain dalam kehidupan anak.

Baca Juga : Kiat Mendidik Anak Agar Tidak Menjadi Pelaku Bullying