Kawasaki merupakan penyakit yang menyebabkan pembuluh darah meradang, seringnya terjadi pada anak kecil. Ini adalah salah satu penyebab utama penyakit jantung pada anak-anak. Biasanya, peradangan ini dapat merusak arteri koroner anak, pembuluh yang membawa darah ke jantung. Selain itu, juga dapat menyebabkan masalah pada kelenjar getah bening, kulit, lapisan mulut, hidung, dan tenggorokan anak.

Meski termasuk penyakit langka, namun Moms tidak perlu khawatir. Jika dokter dapat mendiagnosis dan mengobatinya lebih awal, sebagian besar anak-anak dapat sembuh tanpa adanya masalah lain. 

Para ilmuwan belum menemukan penyebab pasti Kawasaki. Penyakit ini umumnya menyerang anak dengan usia di bawah lima tahun. Faktor lainnya adalah jenis kelamin, di mana anak laki-laki 1,5 kali lebih besar kemungkinan terkena Kawasaki dibanding anak perempuan. Dan berdasarkan data, anak-anak Asia juga lebih banyak menderita penyakit ini. Menurut Omni Hospital, di Indonesia diperkiran ada 5000 kasus penyakit Kawasaki pada anak tiap tahunnya, namun yang terdiagnosis oleh dokter baru 150 – 200 kasus per tahun. 

Maka, penting bagi Moms untuk mengenali penyakit ini agar si Kecil segera mendapatkan penanganan tepat jika sewaktu-waktu terjadi. Penyakit Kawasaki datang dengan cepat dan gejalanya muncul secara bertahap. Berikut ini gejala Kawasaki fase pertama:

  1. Demam tinggi (di atas 101 F) yang berlangsung lebih dari lima hari dan tidak turun walau sudah minum obat
  2. Ruam atau kulit mengelupas, sering muncul di antara dada dan kaki, di daerah genital atau selangkangan
  3. Pembengkakan atau kemerahan di tangan dan bagian bawah kaki
  4. Bengkak pada kelenjar, terutama di leher
  5. Iritasi pada tenggorokan, mulut, dan bibir
  6. “Lidah stroberi” atau lidah merah dan bengkak

Sementara gejala Kawasaki fase kedua adalah:

  1. Nyeri sendi
  2. Sakit perut
  3. Masalah pada perut, seperti diare dan muntah
  4. Kulit terkelupas pada tangan dan kaki

Kawasaki dapat menyebabkan gangguan pada jantung 10 hari hingga 2 minggu setelah muncul gejala. Gejala perlahan hilang pada fase ketiga dan dapat berlangsung selama 8 minggu. Namun jangan terkecoh, Moms. Sebaiknya, bawa si Kecil ke dokter bila muncul gejala fase pertama, termasuk demam antara 101 – 103 F yang berlangsung selama lebih dari 4 hari. Penanganan dini dapat menurunkan risiko.

Penyakit ini memang terdengar menakutkan karena mengganggu jantung, namun asal penanganannya cepat dan tepat, kebanyakan anak pulih sepenuhnya dan tidak meninggalkan masalah yang berkepanjangan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa komplikasi dapat muncul dari penyakit ini, misalnya disritmia (gangguan ritme jantung), miokarditis (radang pada otot jantung), hingga aneurisma pada dinding arteri.