Penyakit koronavirus 2019 (coronavirus disease 2019, disingkat COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi salah satu jenis koronavirus (SARS-CoV-2). COVID-19 saat ini telah dinyatakan sebagai wabah global (pandemi). Infeksi menyebar secara langsung dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang dihasilkan saat batuk atau bersin tanpa ditutup dengan jarak 1-2 meter. Penyebaran secara tidak langsung terjadi bila droplet tumpah ke permukaan benda kemudian kita menyentuh dengan tangan dan tangan menyentuh wajah tanpa cuci tangan.

Banyak orang tua yang menjadi ragu dan bingung mengenai kelangsungan imunisasi buah hatinya di tengah wabah seperti ini. Karena penyebarannya yang masif, timbul pertanyaan, apakah imunisasi harus tetap diberikan? Berapa lama sebaiknya menunda imunisasi? Bagaimana cara memilih fasilitas kesehatan yang baik untuk imunisasi?

Imunisasi bagi bayi dan anak saat terjadi pandemi harus tetap berlanjut. Hal ini bertujuan untuk menurunkan risiko timbulnya kembali penyakit-penyakit yang sebelumnya sudah dapat dicegah dengan imunisasi. Belum ada imunisasi untuk mencegah infeksi COVID-19. Imunisasi yang diutamakan saat wabah adalah imunisasi dasar dan lanjutan bagi bayi hingga anak usia 18 bulan.

Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut rekomendasi jadwal imunisasi dasar bayi dan anak usia 0-18 bulan:

Dalam informasi lebih lanjutnya, IDAI menuliskan bahwa imunisasi Pentavalent + OPV dapat diganti dengan Hexavalent (Pentavalent + IPV).

Untuk imunisasi tambahan, IDAI menyarankan para orang tua untuk mengikuti jadwal sebagai berikut:

Bila karena satu dan lain hal imunisasi perlu ditunda, upayakan masa penundaan sampai dengan 1 bulan. Setelah penundaan selama 1 bulan, perlu dinilai kembali situasi terkini terkait angka kejadian COVID-19, apakah cenderung menurun, menetap, atau meningkat. Bila masih belum menurun, tetap lakukan imunisasi dengan lebih selektif dalam memilih fasilitas kesehatan yang tepat. Layanan imunisasi dasar dapat diberikan di Puskesmas, praktik pribadi dokter, atau rumah sakit.

Sebelum melangsungkan imunisasi perhatikan lokasi dan keadaan fasilitas kesehatan yang menjadi pilihan. Fasilitas kesehatan yang paling baik untuk imunisasi adalah fasilitas kesehatan yang tidak melakukan perawatan pasien COVID-19 atau berada pada zona hijau. Pastikan fasilitas yang menyediakan layanan imunisasi telah memisahkan tempat anak yang sehat dan sakit. Adanya petugas yang melakukan pemeriksaan suhu dan tanya jawab di pintu terdepan merupakan salah satu tanda telah dilakukannya triage, yaitu pemilahan orang sehat dan sakit. Demi menghindari terjadinya penumpukan akibat antrean, sebaiknya orang tua membuat janji terlebih dahulu untuk penjadwalan imunisasi. Kursi ruang tunggu harus diatur sedemikian rupa agar jarak antar penunggu 1-2 meter. Fasilitas kesehatan yang baik akan memastikan ketersediaan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan dengan bahan dasar alkohol (cairan antiseptik) seperti hand sanitizer. Alat pelindung diri (APD) tentunya menjadi hal yang penting bagi petugas kesehatan baik dokter maupun perawat dalam memberikan pelayanan demi keselamatan diri dan pasien.

Sebelum berangkat, jangan lupa untuk memerhatikan moda transportasi yang akan digunakan. Hindari transportasi umum yang padat penumpang. Penggunaan masker untuk menutup hidung dan mulut dianjurkan selama perjalanan dan selama berada di fasilitas kesehatan. Tidak hanya orang tua, bayi dan anak juga direkomendasikan memakai masker penutup hidung dan mulut. Apabila tidak tersedia masker berukuran kecil, orang tua dapat membantu melakukan modifikasi masker dengan cara mengecilkan pengait telinga (earloop) hingga nyaman digunakan anak. Tidak dianjurkan memuntir earloop karena berpotensi menimbulkan ruang potensial bagi virus. Cara mengecilkan masker bagi si Kecil yang lebih baik adalah dengan memotong tali earloop dan menyambungkan kembali hingga ukuran yang tepat.

Orang tua harus tetap menjaga jarak (physical distancing) saat berada di tempat imunisasi. Tetap jaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau dengan hand sanitizer sebelum menyentuh anak. Jangan lupa untuk menjaga si Kecil yang sudah bisa berjalan, agar tidak berjalan mondar-mandir di fasilitas kesehatan.

 

Penulis: dr. Kamajaya Mulyana