Bayi yang sudah tampak mengalami dehidrasi ringan–sedang, harus segera diberikan pertolongan pertama agar tidak menjadi dehidrasi berat. Berikan ia cairan sebanyak mungkin sebagai pengganti cairan yang hilang. Ini berarti teruskan pemberian ASI pada bayi dan tambahkan dengan pemberian cairan oralit. Waspadai, bila selama 6 jam bayi tidak kunjung buang air walau telah diberikan cairan oralit, sebaiknya harus segera dibawa ke rumah sakit. Ini bisa menjadi salah satu tanda telah terjadi dehidrasi berat.  

Cairan oralit yang diberikan dapat berupa kemasan botolan siap minum khusus anak-anak atau dapat dibuat sendiri. Caranya, campurkan 200 cc air matang dengan 1 sendok teh gula dan sejumput garam. 

Perihal takaran minumnya, berikan sebanyak mungkin sesuai kemampuannya. Bayi yang menderita dehidrasi umumnya merasa sangat haus dan ingin minum. Tak perlu khawatir akan kebanyakan. Untuk sekadar pedoman, bayi di bawah 6 bulan, dapat diminumkan sebanyak 10 ml per kg berat badan bayi. Hal yang sama juga berlaku untuk bayi ASI eksklusif, berikan cairan oralit sebanyak mungkin semampunya. Ingat larutan oralit yang telah dibuka harus habis dalam waktu 1 x 24 jam. Bila tidak habis harus segera dibuang, karena dikhawatirkan telah tercemar kuman.

Bayi yang tampak mengalami dehidrasi berat (bayi tampak lemah atau bahkan sudah terjadi penurunan kesadaran, ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, bibir tampak kering dan/atau ujung – ujung jari teraba dingin) harus segera dilarikan ke  rumah sakit demi mendapatkan pertolongan yang lebih intensif. Seperti, diberikan infus, dipantau kadar gula darahnya, dianalisa gas darahnya, dan lain-lain. Pemantauan harus dilakukan secara terus menerus setiap 30 menit. Itulah mengapa bayi yang mengalami dehidrasi berat lebih aman bila dirawat di rumah sakit. 

Direview oleh: dr. Karolin Trisnawelda Laseno