Moms pasti sudah mengetahui bahwa zat besi adalah mineral yang bermanfaat untuk perkembangan fisik dan mental. Kekurangan zat besi bisa berdampak tidak baik untuk kecerdasan, perilaku dan kemampuan motor anak. Sesungguhnya, tubuh bayi mendapatkan zat besi dari cadangan yang ada pada tubuhnya. Sayangnya, ini hanya mampu bertahan hingga usia 6 bulan. Air Susu Ibu (ASI) hanya mengandung sedikit zat besi, akan tetapi zat besi pada ASI mudah diserap oleh saluran cerna bayi. Itulah mengapa kecukupan akan zat besi pada bayi dapat terjamin sampai berusia 4-6 bulan.

Setelah itu kebutuhan akan zat besi harus dipenuhi melalui makanan yang dikonsumsi. Kebutuhan akan zat besi pada bayi usia 6 - 12 bulan mencapai 11 mg per hari. Untuk itu, penting bagi orangtua untuk mencermati kebutuhan akan zat besi. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Konsumsi makanan sumber zat besi minimal 2 kali per hari.

Makanan yang kaya akan zat besi antara lain daging berwarna merah, hati ayam, hati sapi, dan lain-lain. Selain itu sayuran hijau juga mengandung zat besi yang tinggi, seperti brokoli dan bayam. Sayangnya, zat besi yang berasal dari sayuran hanya mampu diserap oleh tubuh sekitar 3-8 persen, dibandingkan dengan hewani yang dapat diserap sebesar 23 persen.

2. Mengonsumsi makanan sumber vitamin C.

Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi yang bersumber dari sayuran sampai 2 kali lipat oleh saluran cerna. Jadi untuk menyiasatinya, Moms, hendaknya mencampurkan bahan makanan kaya akan vitamin C saat mengolah sumber zat besi. Contoh, ketika membuat tim bayam, tambahkan tomat atau paprika sebagai sumber vitamin C – nya. Jadi penyerapan zat besi dapat lebih maksimal lagi.