Mabuk perjalanan adalah hal yang umum terjadi, terutama pada anak-anak. Walau begitu, para ahli belum berhasil menemukan alasan pasti kenapa sebagian anak merasakannya, sementara yang lainnya tidak. 

Mabuk perjalanan ini terjadi ketika otak menerima sinyal-sinyal yang saling bertentangan dari bagian tubuh yang berfungsi untuk mendeteksi pergerakan: telinga bagian dalam, mata, dan syaraf pada tulang dan sendi. Dalam kondisi normal, ketiga area ini akan merespons gerakan yang dialami tubuh. Namun ketika respons yang mereka terima tidak konsisten--misal ketika anak duduk di bangku belakang, telinga dalamnya merasakan pergerakan sementara mata dan sendinya tidak--otak menerima sinyal yang bertentangan dan memberikan respons mabuk.

Gejala mabuk perjalanan ini biasanya dimulai dengan perasaan tidak enak di bagian perut, lemas, keringat dingin, dan hilang selera makan. Hingga akhirnya berakhir dengan muntah. Anak yang lebih kecil biasanya tidak dapat mengekspresikan ketidaknyamanannya sehingga seringkali hanya tampak rewel, berkeringat, pucat, dan sulit ditenangkan. 

Untuk mengatasi anak yang mabuk perjalanan seperti ini, Moms bisa lakukan hal-hal berikut: 

Jika memungkinkan menepilah dulu untuk memberikan anak kesempatan berjalan menghirup udara segar. 

Ajak anak untuk lebih banyak menatap ke arah jalan daripada fokus pada buku atau layar. Lebih baik lagi jika Moms memilih untuk melakukan perjalanan di jam tidur anak. 

Jika Moms berkendara dengan mobil, berikan ventilasi udara yang baik untuk anak supaya mengurangi risiko mabuknya. 

Namun yang terpenting untuk mengatasi anak yang mabuk perjalanan itu: jangan panik ya, Moms.

Baca Juga : Tip Aman Liburan Akhir Pekan Saat Pandemi