Tak sedikit anak-anak yang kesulitan makan makanan pedas. Beberapa Moms mengira hal ini dipengaruhi gen “penggemar-pedas.” Namun sebenarnya tidak ada yang terlahir sebagai penggemar pedas. Ketertarikan terhadap makanan pedas dapat “dipelajari” dan lama-kelamaan akan terbiasa. Begitu pula pada si Kecil.

Ketika Moms makan makanan yang mengandung capcaisin, seperti cabai, reseptor di dalam mulut akan lepas dan memanipulasi otak untuk berpikir bahwa mulut terasa terbakar. Selanjutnya tubuh akan memproduksi endorfin untuk menahan rasa sakit ini. Endorfin sendiri dikaitkan dengan perasaan bahagia.

Itulah mengapa orang-orang dari beberapa negara, seperti India atau Indonesia, memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap makanan pedas, karena telah terbiasa mengonsumsinya sejak kecil. 

Moms bisa meningkatkan toleransi anak terhadap makanan pedas mulai dari ASI. Ketika Moms mengonsumsi makanan pedas saat masih memberi ASI eksklusif, secara tidak langsung si Kecil mendapatkan rasa dan zat dalam makanan pedas tersebut melalui ASI. 

Baca Juga: Cita Rasa ASI Berubah Mengikuti Makanan Ibu, Apa Keuntungannya?

Namun tunggu hingga si Kecil setidaknya berusia 1 tahun sebelum mengenalkan kare atau rempah-rempah lainnya dalam makanannya. Sebaiknya kenalkan secara perlahan karena makanan pedas bisa membuat sistem pencernaan iritasi, serta asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux).

Baca Juga: Makanan Berbahaya untuk Bayi di Bawah 1 Tahun

Berikut adalah tip mengenalkan anak pada makanan pedas:

Semua butuh waktu, selera anak bisa berubah

Anak memiliki 30.000 taste buds atau organ sensoris intraepithelial, berfungsi untuk persepsi rasa di dalam mulutnya. Seiring ia tumbuh dewasa, hanya sepertiganya yang tersisa. Sehingga aktivitas makan adalah pengalaman intens bagi anak. Kesukaan anak terhadap rasa manis juga berpengaruh. 

Menyesuaikan dengan kemampuan anak

Rasa pedas memiliki tingkat atau level yang bervariasi. Tak hanya pada anak, pada orang dewasa pun demikian, ada yang mampu makan sangat pedas, ada yang sekadar penambah rasa. Dalam mengenalkan rasa pedas pada si Kecil, sebaiknya mulai dari tingkat rasa pedas yang paling rendah, sebelum meningkatkannya sedikit demi sedikit sesuai kemampuan anak.

Mencampurkannya dengan rasa lain

Makanan pedas juga bisa bervariasi, Moms. Jika si Kecil belum mampu makan telur balado, mungkin Moms bisa mengenalkannya pada jenis makanan pedas lain yang dicampur dengan varian rasa lain, seperti ayam pedas manis.

Baca Juga: Tips Agar si Kecil Suka Sayur

Berfokus pada efek jangka panjang

Mengenalkan anak pada makanan pedas bukanlah bagian terpentingnya, tetapi bagaimana Moms ingin membagikan makanan yang dikonsumsi keluarga dan tidak membuat makanan terpisah untuk si Kecil. Berbagi makanan yang sama juga merupakan cara keluarga untuk merasa terhubung, khususnya antara Moms dan anak. Maka, pendekatan yang baik bagi anak adalah membuat anak tidak merasa terbebani dengan harus makan makanan pedas atau tidak.

Mundur

Jika cara-cara di atas tidak berhasil, mungkin ini saatnya Moms untuk mundur. Bagaimana pun, sama halnya dengan orang dewasa, tidak semua makanan harus disukai oleh anak. Makanan adalah salah satu sarana bagi anak untuk menegaskan otonomi atau kebebasannya atas selera.