Setiap Moms hamil, tentunya ingin melahirkan sesuai waktu lahir. Karena pada waktu tersebut berat badan janin cukup dan siap untuk ‘melihat’ dunia. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat janin harus keluar lebih awal, yang disebut kelahiran prematur. Untuk mendeteksi apakah janin ‘terpaksa’ lahir prematur atau tidak, ada tes yang bisa Moms lakukan yaitu tes fetal fibronectin. 

Fetal fibronectin adalah protein yang membantu menjaga kantong ketuban Moms “merekat” pada uterus atau dinding rahim. Kantong ketuban berisi cairan membran yang menjadi bantal janin di dalam rahim. Jika koneksi ini terganggu, fetal fibronectin terlepas dan menjadi sekresi di dekat serviks atau mulut rahim Moms. Inilah yang menjadi pendeteksi kemungkinan bayi lahir secara prematur.

Terganggunya kantong ketuban dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti infeksi, peradangan, pemisahan plasenta dari dinding rahim, kontraksi uterus atau pemendekan serviks. Pemeriksaan dapat dilakukan pada usia kehamilan 22 dan 34 minggu karena fetal fibronectin terdapat pada kotoran vagina pada waktu-waktu tersebut. Dokter akan menganjurkan tes fetal fibronectin jika Moms memiliki kemungkinan bersalin secara prematur melalui tanda-tanda tertentu, misalnya sakit punggung yang konstan, sering kontraksi, sensasi tekanan pada panggul atau perut bagian bawah, kram ringan pada perut, bercak atau pendarahan pada vagina, perubahan pada kotoran vagina, hingga pecah ketuban. 

Menurut para ahli, tes ini dapat dilakukan oleh Moms yang mengalami kontraksi antara minggu 22 dan 34, agar diagnosis lebih akurat karena fetal fibronectin dilepaskan ke serviks. Moms hamil yang berisiko tinggi walau tidak mengalami gejala persalinan prematur dapat melakukan tes ini. Hasil tes akan menunjukkan positif atau negatif. Hasil tes positif menunjukkan bahwa “perekat” fetal fibronectin mengalami kerusakan sehingga kemungkinan besar si Kecil lahir secara prematur.

Tes ini hanya melalui prosedur sederhana dan tidak berisiko, Moms. Namun, untuk menghindari munculnya hasil positif palsu, tes ini akan dilakukan sebelum memeriksa panggul atau USG transvaginal. Mengapa demikian? Sebab, tes tersebut dapat menyebabkan fetal fibronectin terlepas sehingga muncul hasil positif palsu. Hubungan seksual dan pendarahan vagina juga dapat memengaruhi hasil tes.  Maka,  jika Moms berencana untuk melakukan tes fetal fibronectin, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual setidaknya 24 jam sebelum tes. 

Pemeriksaan dilakukan melalui sampel sekresi vagina Moms yang dianalisis dalam laboratorium. Hasil positif dan negatif dijelaskan sebagai berikut:

 

 

Hasil positif berarti terdapat fetal fibronectin dalam sekresi serviks Moms. Jika dalam rentang 22 – 34 minggu Moms melakukan tes dan hasilnya positif, Moms berisiko lebih tinggi melahirkan premature dalam waktu tujuh hari ke depan. Tidak perlu khawatir, Moms, rumah sakit akan segera mempersiapkan kemungkinan kelahiran dini, seperti memberi steroid untuk mempercepat kematangan paru-paru janin.

 

 

Hasil negatif artinya tidak ditemukan fetal fibronectin di dalam sekresi serviks Moms. Hasil ini menunjukkan bahwa Moms tidak akan melalui proses persalinan setidaknya dalam dua minggu ke depan.