Moms mungkin sudah mengetahui bahwa kebanyakan asupan gula tidak baik bagi kesehatan Moms dan keluarga. Tapi bukan hanya asupan gula murni yang diperlu diwaspadai. Di sekitar banyak gula bertaburan yang membuat kita tak sadar menyantapnya. Karena, kadang ‘berlindung’ di balik makanan dan minuman yang beberapa mengklaim tanpa pemanis. Inilah yang disebut free sugar atau gula bebas. 

Tidak lebih boleh dari 5%

Gula bebas adalah gula yang ditambahkan ke makanan atau minuman,  termasuk gula alami dalam produk yang menyebut sebagai unsweetened juice atau jus buah tanpa pemanis, puree buah dan pasta, serta madu atau sirup. Yang tidak termasuk free sugar adalah gula alami dalam buah-buahan segar, sayuran dan susu.    

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan agar kita mengurangi asupan jumlah gula. Untuk gula bebas dibatasi tidak melebihi dari 5% kalori harian.

Kenyataannya Moms,  kebanyakan dari kita makan terlalu banyak gula, termasuk anak anak. Survei di Inggris terbaru menunjukkan bahwa anak-anak di negara maju ini mengonsumsi lebih dari dua kali jumlah kalori harian yang direkomendasikan untuk gula bebas.

Jadikan obesitas dan hiperaktif

Terus menerus mengonsumsi terlalu banyak gula (termasuk free sugar) akan menumpuk kalori di dalam tubuh, Moms. 

Gula ini bisa menjadi bahan bakar untuk menghasilkan energi jika dipakai banyak beraktivitas. Bila tidak, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak. Hal inilah yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Dan jika ini terjadi pada anak-anak,  kemungkinan tumpukan lemak dan kenaikan berat badan ini akan terbawa hingga   ke masa remaja dan dewasa, Moms. Anak-anak pun berpotensi menjadi kelebihan berat badan alias obesitas.

Tahukah Moms, asupan gula pun dipercaya memengaruhi perilaku anak-anak. Misalnya, terlalu banyak konsumsi makanan atau minum dengan gula, membuat anak-anak menjadi hiperaktif, Anak-anak pun menjadi kurang berkonsentrasi di sekolah. Banyak orang tua memercayai dan merasakan hal itu. 

Sugar rush, demikian penyebutan kondisi anak yang menjadi hiperaktif karena kebanyakan konsumsi gula, Moms. Meski demikian, hingga kini belum ada penelitian ilmiah yang menngonfirmasi keadaan itu. 

Sejauh ini yang terbukti nyata adalah gula dapat menyebabkan kerusakan gigi. Bahkan di Inggris kerusakan gigi anak akibat gula ini telah menjadi penyebab terbesar rawat inap di rumah sakit pada anak-anak. 

Gula boleh, tapi…

Bagi si Kecil, masih ada sedikit ruang untuk konsumsi gula. Meski demikian, Moms jangan menjadikan pemberian gula (meski sedikit) sebagai rutinitas yang diberikan tiap hari. 

Makanan dan minuman dengan gula, termasuk gula bebas, Moms jadikan saja sebagai camilan sesekali. Makanan tinggi gula cenderung mengandung lebih sedikit vitamin, mineral, dan serat.  Makanan tersebut pun mungkin akhirnya bisa menggantikan makanan bergizi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang.

Berikut daftar asupan gula maksimum yang direkomendasikan per hari berdasarkan kelompok usia:

Tidak ada batasan pedoman untuk anak di bawah usia empat tahun, tetapi si Kecil disarankan agar menghindari minuman manis dan makanan dengan tambahan gula.

Sedangkan menurut American Heart Association, Batasan gula untuk anak usia 2 tahun hingga 18 tahun itu tidak boleh melebihi 25 gram atau sekitar 6 sendok teh.

Baca Juga :Waspada Jebakan Gula pada Makanan Sehat