Wanita, terutama yang sudah menyandang predikat sebagai Moms, cenderung mengabaikan kebutuhan keuangannya sendiri. Mereka disibukkan dengan memastikan yang terbaik untuk anak-anak dan keluarga. 

Kesibukan memikirkan keluarga, seringkali membuat para Moms lupa untuk mengurus kepentingannya sendiri, terutama keuangan. Padahal tidak memiliki kekuasaan atas pengelolaan keuangan dan aset, merupakan kesalahan yang akan disesali di kemudian hari, Moms. 

Jika Moms ingin menghindari situasi seperti itu, pastikan menghindari 5 kesalahan keuangan yang cenderung dilakukan para Moms: 

Baik Moms seorang ibu rumah tangga atau wanita karier, Moms tidak boleh menyerahkan keputusan pengelolaan keuangan sepenuhnya kepada pasangan. Menurut, Kavitaha Menon, seorang istri harus mengambil  peran juga dalam memantau aset keuangan keluarga. Moms, misalnya, perlu mengetahui di mana saja uang keluarga diinvestasikan,  karena Moms memiliki hak untuk mengetahuinya. Moms merupakan salah satu penggerak roda keluarga.

Pastikan Moms meninjau portofolio keluarga secara teratur. Jangan hanya samar-samar mengetahui soal pengeluaran dan pemasukan keuangan keluarga. 

“Jangan hanya menjadi penandatangan bersama untuk investasi. Pahami hak dan kewajiban yang masuk ke rekening bersama. Banyak yang bahkan tidak mengetahui detail bank seperti detail login dan kata sandi. Ini bisa menciptakan rintangan dalam keadaan darurat," saran Tejal Gandhi, perencana keuangan. 

Pengkondisian budaya serta keadaan mendorong banyak wanita untuk menempatkan kepentingan keluarga di atas diri sendiri. Membuat mereka kehilangan aset yang sebetulnya sepenuhnya milik mereka. Pastikan Moms tidak melakukan kesalahan serupa. 

"Bahkan mereka yang berasal dari keluarga kaya perlu menciptakan asetnya sendiri. Menghambur-hamburkan uang untuk keluarga atau penghasilan sendiri  akhirnya hanya menimbulkan penyesalan," kata Menon. 

Beberapa pasangan berpenghasilan ganda cenderung membagi tanggung jawab keuangan. Misalnya, suami bertanggung jawab atas biaya pendidikan anak, membayar cicilan rumah dan kendaraan, sementara istri mengurus pengeluaran harian rumah tangga.  Jika menyangkut aset, pastikan Moms memilki bagian di sini, meski suami sebagai penanggung jawab membayarnya.  

Meskipun perencana keuangan menganggap wanita sebagai pengelola uang yang lebih baik, tidak jarang melihat para wanita menolak untuk terlibat dengan matematika perencanaan keuangan. Biasanya mereka tidak ingin tahu lebih jauh soal angka-angka, dan mengandalkan orang lain untuk mengurusnya. 

Adalah wajar untuk merasa nyaman dengan investasi yang mudah dipahami dan dirasakan aman, seperti menanamkan uang dalam deposito. Namun, dengan cara selalu bermain aman ini Menon melihat menjadikan banyak para wanita kehilangan kesempatan meraih keuntungan yang lebih tinggi. Sulit menjadikan uang yang dipegangnya itu menumbuhkan kekayaan. 

Jadi, Moms perlu mengenal beberapa instrumen investasi yang lebih memberikan keuntungan secara aman. Karena wanita dianggap sebagai manajer risiko yang lebih baik dan investor yang sabar, strategi investasi ekuitas jangka panjang bisa dijadikan pilihan.

Salah satu tujuan utama orang tua setelah memiliki anak adalah memastikan anak-anaknya mendapatkan pendidikan terbaik dan berkualitas.  Atas nama demi masa depan anak, akhirnya para Moms banyak memakai uangnya untuk memasukkan ke berbagai kursus yang mahal atau memasukkan sekolah terbaik. 

Fokus terhadap anak ini akhirnya menurut Menon membuat para wanita melupakan untuk menyisihkan uang bagi perencanaan pensiunnya.  Padahal perencanaan keuangan di masa tua itu sangat penting. Bagaimanapun Moms tidak bisa menggantungkan hidup di masa tua atau pensiun Moms dengan bergantung kepada anak. 

Baca Juga :Bijak Kelola Keuangan untuk Mompreneur