Moms pasti tak asing dengan istilah gumoh. Gumoh adalah cairan yang keluar dari mulut bayi setelah disusui.  Gumoh berbeda dengan muntah. Gumoh umum dialami oleh bayi, terjadi secara spontan seperti aliran ludah. Gumoh tidak hanya keluar melalui mulut, tapi juga bisa melalui hidung. Sedangkan pada muntah, jumlah cairan yang keluar cenderung lebih banyak dan disertai dorongan. Sesungguhnya ini gumoh tidak membahayakan. Hanya saja pada bayi kecil (kurang dari 6 bulan), umumnya belum bisa bernapas melalui mulut sebagai alternatif saat hidung tersumbat. Akibatnya, bisa menyebabkan gangguan pernafasan pada bayi

Ada 3 penyebab utama terjadinya gumoh pada bayi yakni,

1. Katup penutup lambung pada bayi belum berfungsi sempurna.

Ini kerap terjadi ketika Moms menyusui sambil tiduran. Normalnya, katup ini akan menutup ketika susu masuk ke lambung dengan tujuan mencegahnya kembali naik ke kerongkongan. Namun, karena katup tersebut belum bisa menutup sempurna, memungkinkan terjadinya gumoh. Kondisi ini akan berkurang seiring pertambahan usia bayi.

2. Usai menyusu, bayi langsung ditidurkan telentang.

3. Pemberian ASI terlalu banyak.

Pemberian ASI yang terlalu banyak akan mempermudah terjadinya gumoh karena lambung terisi penuh dan mendorong susu kembali keluar ke kerongkongan.

Ketika bayi gumoh melalui hidung, pertolongan yang dapat dilakukan, adalah dengan mengisap cairan pada hidung bayi, bisa menggunakan pengisap hidung manual yang biasanya tersedia di apotek. Lakukan hal yang sama pada lubang yang satunya lagi. Setelah itu, bersihkan dengan cotton bud yang dibasahi  air hangat. Gendong bayi dengan posisikan tubuh yang tegak.Waspadai, bila bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran napas. Segera gendong bayi dalam posisi tegak, seperti hendak disendawakan. Tepuk-tepuk perlahan bagian punggung bayi. Umumnya setelah bayi mulai duduk dan berdiri, frekuensi gumoh akan berkurang karena cairan yang dikonsumsi bayi lebih mudah turun ke lambung.

Berikut ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gumoh:

  1. Hindari menyusui saat bayi berbaring. Posisi terbaik adalah menyusui dengan posisi bayi membentuk sudut 45 derajat antara badan dan pinggang dengan tempat tidur bayi. Posisi ini terbukti membantu mengurangi aliran balik susu dari lambung ke kerongkongan.
  2. Jangan langsung tidurkan bayi dengan posisi terlentang setelah menyusui. Bila ingin menidurkan, upayakan posisi kepala lebih tinggi.
  3. Hindari memberikan ASI berlebihan pada bayi. Berikan dalam jumlah sedikit namun sering. Cobalah untuk menyusui dengan frekuensi yang sering, namun jangan terlalu lama setiap kali menyusui.
  4. Gendong bayi dalam posisi 45 derajat hingga ia bersendawa, segera setelah selesai makan dan minum. 
  5. Sendawakan bayi usai menyusui. Menyendawakan bayi masih diperlukan sampai bayi berusia 9 bulan.
  6. Hindari mengangkat bayi saat gumoh atau muntah, sebaiknya tengkurapkan atau miringkan bayi agar gumoh tidak masuk ke saluran pernafasan.