Meski terbilang normal, mual dan muntah karena morning sickness mesti diatasi segera agar tidak menghambat aktivitas sehari-hari.

Morning sickness adalah gejala mual dan muntah yang terjadi karena perubahan hormon saat kehamilan. Meski dinamakan morning sickness, mual dan muntah bisa muncul kapan saja, bukan hanya di pagi hari. Biasanya, morning sickness muncul pada minggu ke-6 sampai ke-8 kehamilan, dan akan berkurang dan menghilang sendirinya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua. Ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi morning sickness.

  1. Cukup tidur dan istirahat. Kelelahan dan stress dapat memicu produksi asam lambung berlebih dan memperparah gejala morning sickness.
  2. Bawa botol minyak kayu putih atau gunakan kalung diffuser yang berisi essential oil favorit untuk menyamarkan bau yang membuat mual. Hindari restoran, asap rokok, asap knalpot, atau sumber bau apa pun yang bisa memicu rasa mual.
  3. Cukup minum. Kurangnya asupan cairan selama kehamilan dapat menyebabkan dehidrasi yang memperparah mual, bahkan dapat menyebabkan sakit kepala dan bengkak (edema). Konsumsi air dalam jumlah cukup selama kehamilan membantu proses detoksifikasi tubuh dan mencegah konstipasi. Coba minum air hangat atau air jahe untuk bantu meredakan mual.
  4. Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B6, seperti bayam, biji bunga matahari, kentang, daging ayam, ikan tuna, dan produk pangan whole grain (gandum utuh). Menurut penelitian, asupan vitamin B6 bisa bantu redakan mual. Jika perlu, dokter akan memberikan suplemen vitamin B6 untuk bantu atasi morning sickness.
  5. Makan dalam porsi kecil tapi lebih sering. Porsi makan kecil lebih bersahabat dengan perut ketimbang porsi makan normal. Tambahan frekuensi makan juga berguna untuk hindari penurunan kadar gula darah yang bisa memicu rasa mual.

Jika keluhan morning sickness tak kunjung reda, seperti adanya mual muntah berlebihan, badan terasa lemas, hingga tidak ada asupan makanan dan minuman yang dapat masuk, segera konsultasikan pada dokter mengenai penanganan yang lebih lanjut, agar tidak sampai mengganggu kehamilan.